Caṇḍi Simangambat - Mandailing Natal, Sumatera Utara
Terletak di Desa Simangambat, Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara
Caṇḍi Simangambat merupakan caṇḍi yang unik, Hal tersebut karena caṇḍi ini memiliki arsitektur yang berbeda dengan caṇḍi-caṇḍi pada umumnya di Sumatera Utara. Selain dari sisi arsitektur, keunikan Caṇḍi Simangambat dapat dilihat dari material yang digunakannya, yaitu bata dan batu yang keduanya digunakan pada satu bangunan yang sama.
Mengingat keunikan serta arti pentingnya sebagai data penulisan sejarah kebudayaan Sumatera pada khususnya, maka diperlukan pendalaman-pendalaman yang salah satunya terletak pada aspek penelitian. Penelitian yang telah dilakukan di Caṇḍi Simangambat telah dimulai pada tahun 2008--2010 (Soedewo, 2008--2010), di samping penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh sarjana-sarjana Belanda pada masa lalu, seperti Schnitger, Bosch, dan Bronson.
Caṇḍi Simangambat merupakan caṇḍi yang unik, Hal tersebut karena caṇḍi ini memiliki arsitektur yang berbeda dengan caṇḍi-caṇḍi pada umumnya di Sumatera Utara. Selain dari sisi arsitektur, keunikan Caṇḍi Simangambat dapat dilihat dari material yang digunakannya, yaitu bata dan batu yang keduanya digunakan pada satu bangunan yang sama.
Mengingat keunikan serta arti pentingnya sebagai data penulisan sejarah kebudayaan Sumatera pada khususnya, maka diperlukan pendalaman-pendalaman yang salah satunya terletak pada aspek penelitian. Penelitian yang telah dilakukan di Caṇḍi Simangambat telah dimulai pada tahun 2008--2010 (Soedewo, 2008--2010), di samping penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh sarjana-sarjana Belanda pada masa lalu, seperti Schnitger, Bosch, dan Bronson.
Pada awal kegiatan berlangsung, Caṇḍi
Simangambat hanya terdiri dari sebuah gundukan tanah yang terdapat pada
area kebun pinang, bahkan pohon pinang juga tumbuh pada gundukan tanah
tersebut. Di sekitar gundukan tanah yang diduga caṇḍi tersebut terdapat
sebaran fragmen batu dan bata, baik polos ataupun berelief. Setelah
dilakukan ekskavasi, erutama yang dilakukan pada tahun 2009 (Soedewo,
2009), telah berhasil menampakungkapkan struktur bata dan batu yang
membentuk Caṇḍi Simangambat.
Bagian atap caṇḍi
Beberapa
temuan batu yang dipahat sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah
objek yang menyerupai hiasan pada kemuncak bangunan telah ditemukan di
Caṇḍi Simangambat. Hiasan kemuncak bangunan pada umumnya diletakkan pada
bagian atap caṇḍi. Terdapat empat jenis batu kemuncak bangunan yang
ditemukan di Caṇḍi Simangambat. Salah satunya mempunyai motif hias
ratna. Kemuncak berbentuk ratna ini mempunyai ukuran yang lebih besar
apabila dibandingkan dengan hiasan kemuncak lain yang ditemukan. Selain
batu kemuncak bangunan, tidak terdapat lagi indikasi sisa-sisa atap
bangunan yang dapat diidentififkasi
Bagian badan caṇḍi
Bagian
badan Caṇḍi Simangambat diduga sangat kompleks dengan indikasi temuan
beberapa batu dan bata yang berelief. Adapun beberapa batu berelief yang
kemungkinan posisinya berada pada bagian badan caṇḍi adalah relief
ghana, dan relief arca yang juga ditemukan oleh Schnitger dalam
penelitiannya yang lalu. Selain itu juga terdapat hiasan bermotif pita.
Adapun relief yang ditemukan oleh Schnitger berupa relief kepala seorang
wanita yang di atasnya terdapat motif pita dan ghana pada ujung panil.
Terdapat
juga beberapa hiasan sulur-suluran baik yang bermaterial batu maupun
bata. Jumlah hiasan bermotif sulur-suluran berupa batu lebih banyak
ditemukan apabila dibandingkan dengan yang bermaterial bata. Temuan
menarik yang lain adalah batu bermotif kepala kālā yang berjumlah dua
buah. Kālā merupakan sebuah relief bermotif kepala raksasa, yang
biasanya terdapat di atas ambang pintu masuk candi atau relung-relung
candi. Masing-masing kepala kālā tersebut mempunyai detil yang berbeda,
baik dari segi ukuran maupun motifnya.
Satu jenis kepala kālā yang dimaksud pernah ditemukan oleh Schnitger dalam penelitiannya, akan tetapi kondisinya saat ini cukup aus. Motif hias kepala kālā, selain ditempatkan di atas pintu masuk, juga diletakkan di atas relung yang berbentuk pintu semu pada dinding caṇḍi. Dengan demikian, temuan dua jenis kepala kālā yang berbeda tersebut sekaligus mengindikasikan Caṇḍi Simangambat kemungkinan besar mempunyai relung yang berbentuk pintu semu. Relung pada beberapa caṇḍi di Jawa pada umumnya diisi dengan relief arca. Dugaan tersebut diperkuat dengan temuan batu yang berelief lidah api dan pilar. Motif hias lidah api pada umumnya digunakan sebagai bingkai relung pintu semu pada caṇḍi-caṇḍi di Jawa.
Satu
hal lagi yang berkaitan dengan elemen arsitektur yang nantinya turut
menentukan karakter sebuah bangunan caṇḍi adalah adanya perbingkaian.
Perbingkaian atau profil biasanya diletakkan pada bagian kaki dan badan
caṇḍi.
Walaupun
bagian badan Caṇḍi Simangambat telah hilang, akan tetapi perbingkaian
yang terletak pada badan caṇḍi dapat diketahui melalui temuan fragmen
batu atau bata yang mengandung pahatan perbingkaian. Sampai dengan
penelitian yang dilakukan pada tahun 2010, telah ditemukan beberapa batu
dan bata berprofil di caṇḍi ini. Elemen perbingkaian tersebut adalah
bidang sisi rata (patta), sisi genta (padma), dan sisi setengah
lingkaran (kumuda). Bingkai sisi setengah lingkaran yang terdapat pada
Caṇḍi Simangambat tidak hanya bermaterialkan batu saja, akan tetapi
ditemukan juga bata yang berprofil setengah lingkaran.

Bagian badan caṇḍi


Satu jenis kepala kālā yang dimaksud pernah ditemukan oleh Schnitger dalam penelitiannya, akan tetapi kondisinya saat ini cukup aus. Motif hias kepala kālā, selain ditempatkan di atas pintu masuk, juga diletakkan di atas relung yang berbentuk pintu semu pada dinding caṇḍi. Dengan demikian, temuan dua jenis kepala kālā yang berbeda tersebut sekaligus mengindikasikan Caṇḍi Simangambat kemungkinan besar mempunyai relung yang berbentuk pintu semu. Relung pada beberapa caṇḍi di Jawa pada umumnya diisi dengan relief arca. Dugaan tersebut diperkuat dengan temuan batu yang berelief lidah api dan pilar. Motif hias lidah api pada umumnya digunakan sebagai bingkai relung pintu semu pada caṇḍi-caṇḍi di Jawa.


Bagian kaki caṇḍi

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2009 dan 2010 berhasil ditampakkan seluruh bagian kaki caṇḍi. Pondasi caṇḍi terdiri dari struktur bata yang disusun horisontal. Bagian pondasi ini tidak diperkuat dengan adanya batu di bawah lapisan bata.

Teknik konstruksi bangunan Caṇḍi Simangambat
Caṇḍi Simangambat dibangun dengan menggunakan material batu dan bata. Pada umumnya bata yang ditemukan di Caṇḍi Simangambat memiliki guratan-guratan pada sisinya. Hal ini kemungkinan digunakan sebagai pengikat antarbata.
Selain terdapat guratan-guratan pada sisi bata, juga terdapat beberapa bata bertakik yang kemungkinan besar merupakan metode penguncian antarbata atau antara bata dengan batu. Terdapat beberapa model bata bertakik yang terdapat di Caṇḍi Simangambat yang meliputi bidang takikan horisontal dan vertikal. Selain bata, material batu juga dibuat bertakik untuk mengunci antara batu yang satu dengan batu yang lain atau batu dengan bata.
Model batu bertakik lebih bervariasi dan lebih kompleks apabila dibandingkan dengan bata bertakik. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena material batu lebih besar dan lebih berat dalam hal ukurannya dibandingkan dengan material bata, sehingga diperlukan sebuah model kuncian yang lebih kompleks agar batu tidak mudah lepas atau longgar. Selain itu terdapat pula batu yang tidak bertakik. Batu semacam ini kemungkinan mengandalkan berat batu itu sendiri sebagai penahan agar tidak lepas dari konstruksi. Selain itu, pembangunan Caṇḍi Simangambat juga melibatkan isian berupa batu berukuran kerikil-kerakal
Konstruksi bata disusun secara berselang antara bata yang disusun melintang dan membujur. Hal ini juga dilakukan sebagai pengikat agar bata tidak lepas antara satu dengan yang lain.
Berdasarkan pada pemaparan tentang
arsitektur dan struktur bangunan Caṇḍi Simangambat, terdapat beberapa
kemiripan dengan candi-candi di Jawa yang berkembang antara abad ke 8—10
Masehi. Adapun kemiripan tersebut terletak pada:
1. Bagian kaki caṇḍi polos, tidak dihias dengan adanya perbingkaian
2. Mempunyai gabungan bingkai yang terdiri atas: bingkai setengah lingkaran (kumuda), sisi genta (padma), rata (patta), perbingkaian tersebut biasanya profil klasik sebuah caṇḍi. Walaupun demikian, Caṇḍi Simangambat memiliki satu keunikan dibandingkan dengan caṇḍi-caṇḍi yang terdapat di Jawa ataupun caṇḍi-caṇḍi yang terdapat di Sumatera. Keunikan tersebut adalah digunakannya dua macam material yaitu bata dan batu dalam satu konstruksi caṇḍi.
1. Bagian kaki caṇḍi polos, tidak dihias dengan adanya perbingkaian
2. Mempunyai gabungan bingkai yang terdiri atas: bingkai setengah lingkaran (kumuda), sisi genta (padma), rata (patta), perbingkaian tersebut biasanya profil klasik sebuah caṇḍi. Walaupun demikian, Caṇḍi Simangambat memiliki satu keunikan dibandingkan dengan caṇḍi-caṇḍi yang terdapat di Jawa ataupun caṇḍi-caṇḍi yang terdapat di Sumatera. Keunikan tersebut adalah digunakannya dua macam material yaitu bata dan batu dalam satu konstruksi caṇḍi.
Sumber : http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/132610154165.pdf
No comments:
Post a Comment