DARI ASIA DARATAN HINGGA DI TANAH KARO
Sebuah Penelusuran Para Ahli Genetika
Oleh: Edward Simanungkalit
Sumber: www.forgottenmotherland.com
Setelah
sekian lama menunggu tulisan tentang Karo berdasarkan genetika dan belum
muncul-muncul juga, maka akhirnya penulis memutuskan untuk menulis artikel ini.
Berdasarkan Y-DNA Haplogroups dari populasi Karo, maka dapatlah ditelusuri
mengenai asal-usulnya. Karo Y-DNA Haplogroups terdiri dari: C-RPS4Y*= 19,05%, R-M173= 19,05%, O-M95* =
19:05%, dan O-M119= 42,85%. Seperti
itulah Y-DNA Haplogroups dari populasi Karo.
C-RPS4Y* merupakan subclade dari Y-DNA C,
tetapi masih masih memakai tanda (*) yang artinya masih memerlukan penelitian
untuk memperjelasnya lebih jauh. Paragroup C ditemukan dalam populasi kuno di
setiap benua kecuali Afrika dan dominan Y-DNA Haplogroup di antara banyak laki-laki
milik masyarakat asli di Asia Tengah/Siberia,
Amerika Utara dan Oseania. Paragroup C ini tidak langsung lagi berasal dari Afrika,
tetapi muncul di luar Afrika setelah bermutasi pada sekitar 60.000 tahun lalu. Kemudian C-RPS4Y* banyak ditemui di Nusa
Tenggara Timur, Maluku, dan suku Aborigin Australia, tetapi Karafet et al.
(2010) mengemukakan bahwa C-RPS4Y* ditemukan
juga di Indonesia (termasuk bagian Barat) dan Asia Tenggara. Dengan demikian, kemungkinannya
C-RPS4Y* bermigrasi ke Tanah Karo
adalah dari Asia Daratan.
O-M95* diasosiakan sebagai penutur
Austroasiatik. Jean A. Trejaut et al. (2014) mengemukakan bahwa O-M95* bermigrasi dari Indochina ke
Indonesia Barat. O-M95* bermigrasi
melalui Semenanjung Malaka terus ke Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. O-M95* ditemukan juga pada Karo Y-DNA
Haplogroups. O-M95* ini diperkirakan
lebih dulu bermigrasi sebelum ekspansi Austronesia di sekitar 4.000 – 6.000
tahun lalu. O-M95* bermigrasi masuk melalui pantai timur Sumatera.
Melihat pada
beberapa ekskavasi arkeologi atas bukit-bukit kerang yang dilakukan di
sepanjang pesisir Timur mulai dari sekitar Medan hingga Lhokseumawe, maka
terbukti jelas bahwa para pendukung budaya Hoabinh sudah datang ke sana. Berdasarkan
fosil berusia 7.400 tahun lalu (belakangan ditemukan lagi fosil berusia 8.430
tahun lalu) yang dicocokkan DNAnya dengan orang-orang Gayo oleh Eijkman
Institute, maka terbukti bahwa Gayo adalah keturunan dari pendukung budaya
Hoabinh tersebut, sedang Gayo dengan Karo berkerabat sangat dekat secara
genetik. Para pendukung budaya Hoabinh ini datang dari Teluk Tonkin, Vietnam
dan kalau melihat kepada daerah asal Hoabinhian ini, maka ada sementara pihak
yang menghubungkannya dengan bahasa Austroasiatik dan mereka menduga ada
kaitannya dengan O-M95*. Meskipun
demikian, terhadap dugaan ini tetap harus dilakukan pembuktian. Hoabinhian
adalah kebudayaan yang berkembang di Vietnam Utara, dekat Teluk Tonkin pada
sekitar 10.000 – 2.000 SM. Di dekat daerah itu juga berkembang kebudayaan
Dongson pada sekitar 5.000 – 2.000 SM (Wikipedia).
O-M119 sering ditemukan pada populasi
berbahasa Austronesia yang kemudian mendominasi bahasa Karo menjadi termasuk ke
dalam rumpun bahasa Austronesia. Karafet et al. (2010) dalam papernya
mengemukakan bahwa ekspansi Austronesia telah berlangsung pada periode sekitar
4.000 – 6.000 tahun lalu. “Akan
tetapi”, seperti disampaikan oleh Gludhug A. Purnomo dari Eijkman Institute
(02/03-2016), “terdapat hipotesis bahwa beberapa sub clades dari Haplogroup O (O-M119 dan O-M122) diduga berasosiasi
dengan Ekspansi Austronesia pada masa Plestocene.” Populasi O-M119
yang berbahasa Austronesia ini datang dari Asia Daratan dan masuk dari pantai timur
Sumatera.
R-M173 paling kuat berasal dari Asia
Selatan, menurut Soares (2010). Dari sejarahnya, bahwa penutur Dravida dari
India, Asia Selatan memang banyak datang ke Tanah Karo terutama pada millennium
kedua masehi. Mereka ini masuk melalui pantai timur Sumatera.
Lian Deng et al. (2015)/ Sumber: www.nature.com
Akhirnya, populasi C-RPS4Y*, populasi O-M95*, populasi
O-M119, dan populasi R-M173 datang ke Tanah Karo dari pantai
timur Sumatera dengan masing-masing rombongan dalam waktu berbeda-beda yang
didahului C-RPS4Y*. Di Tanah Karo,
keempat populasi ini kemudian bercampur membentuk sebuah populasi besar dengan KARO
Y-DNA Haplogroups seperti yang dikemukakan di awal dan mereka inilah yang
sekarang menjadi populasi Karo. Jadi, pada dasarnya Etnis Karo itu terbentuk
sendiri. (*)
Sumber: httpblogs.discovermagazine.com
REFERENSI
& L I N K:
Tatiana
M. Karafet et al. (2010) – klik
Tatiana M. Karafet et al. (2014) - klik
Jean
A. Trejaut et al. (2014) - klik
Haplogroup
C (Y-DNA) – klik - klik
Haplogroup
C (Y-DNA) - Distribution
Haplogroup
R (Y-DNA)
Haplogroup R1
HAPLOGROUP
R-M173
(*) Pemerhati Sejarah Alternatif Peradaban
No comments:
Post a Comment