Sejuta Gambir Sentra Baru di Tanah Pakpak Bharat
Memang propinsi Sumatera Barat yang sedang bertengger di posisi atas sebagai daerah penghasil gambir di Indonesia, tapi sebentar lagi Kabupaten Pakpak Bharat Sumatera Utara akan muncul sebagai sentra baru gambir. Daerah ini telah mentargetkan dalam tahun ini akan ditanam tidak kurang satu juta gambir untuk mendongkrak produksinya.
Bupati Pakpak Bharat, Remigo Y. Berutu ketika menerima kunjungan kerja Kepala Badan Pengembangan dan Penelitian Pertanian, Dr. Haryono di Medan, Sumatera Utara menjelaskan bahwa kabupaten yang telah berdiri sejak tahun 2003 ini sangat membutuhkan dukungan inovasi teknologi dalam Gerakan Sejuta Gambir.
Remigo menjelaskan bahwa petani gambir yang ada di daerah ini masih sangat tradisional sekali. Sebagian petani masih mengandalkan produksi daun gambir yang berasal dari hutan gambir yang masih ada di kawasan hutan, sedangkan sebagian lagi memang sudah ada petani yang membudidayakannya namun cara pembudidayaannya masih sangat sederhana.
Gerakan sejuta gambir di tanah Pakpak Bharat ini merupakan langkah untuk melakukan ekstensifikasi pertanaman gambir di lahan-lahan yang belum dimanfaatkan serta ingin menjadikan gambir sebagai ikon daerahnya.
Dia juga menambahkan bahwa gerakan ini dilatarbelakangi oleh potensi yang besar di daerah ini. Potensi lahan kering di daerah ini 16.049,6 hektar, luas lahan perkebunan mencapai 8.521,5 hektar. Dari lahan perkebunan ini, luas tanaman gambir mencapai 1.051 hektar dan masih tersedia sekitar 1.063,9 hektar lahan perkebunan yang belum optimal.
Lahan perkebunan yang belum optimal ini rencananya akan dipakai untuk ekstensifikasi lahan tanaman gambir. Di atas lahan-lahan ini, Remigo menjelaskan akan dilakukan penanaman gambir dalam gerakan sejuta gembir.
Dia menyadari bahwa untuk menjadikan gambir sebagai ikon daerah ini tidak lah gampang, namun bukan hal mustahil. Untuk membangun gerakan sejuta gambir sekaligus menjadi gambir sebagai komoditas unggulan. Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat meminta dukungan teknologi dari hulu ke hilir.
No comments:
Post a Comment