Piere Barutu
Lopian “Pejuang Tapanuli yang Terlupakan”
OPINI | 22 April 2011 | 20:09
Siapa yang tidak mengenal Raja Sisingamangaraja XII yang adalah Pahlawan nasional RI, tetapi siapakah yang mengenal Lopian , puteri kesayangan Sisingamangaraja XII, sedikit / terbatas sekali cerita yang kita dapat ketahui melalui berbagai media,
Ironis sekali padahal kisah perjuangan Sisingamangaraja XII berujung dengan kematian (tertembaknya Lopian ) yang sejarah mengatakan ” karena darah dari luka tembak Lopian inilah maka kesaktian Sisingamangaraja XII luntur , dan akhirnya beliau pun tertembak, dan gugur di tanah Suku Pakpak.
photo di copy dari : http//hojotmarluga.files.wordpress.com/2008/10/
( Perarakan / pemindahan tubuh Raja Sisingamangaraja XII )
Dari saya menginjak bangku sekolah dasar , saya sering berlama - lama membaca buku perjuangan dan yang paling saya gemari adalah membaca tentang buku perjuangan Sisingamangaraja XII dan sampai hari ini saya terus mencari kisah - kisah beliau. Orang tua saya yang memperhatikan hal ini . akhirnya buka suara dan bercerita bahwa Sisingamangaraja XII ternyata bergerilya dan gugur di kampung halaman kami Parlilitan ( kecamatan yang masuk wilayah Kabupaten Humbang Sumatera utara ) sekarang ini , dengan segala cerita - cerita tambahannya. Photo ilustrasi tanah Pakpak ( dokumen pribadi penulis )
Tulisan saya ini didorong oleh semangat hari Kartini , yang diperingati kemarin.
Melalui tulisan ini ada yang hendak saya katakan bahwa Tapanuli pun memiliki Pahlawan perempuan yang mungkin terlupakan oleh sejarah bangsa ini, yaitu Lopian.
Menurut data sejarah , cerita orang tua dari Tapanuli , juga tua - tua suku Pakpak :
Perang ini berlangsung sekitar 30 tahun lamanya .
Pada Tahun 1873 : Belanda menyatakan perang terhadap Aceh
Pada Tahun 1876 : Belanda menyatakan tanah Batak termasuk wilayah kekuasaannya
Pada Juni 1876 : Di Balige Raja Sisingamangaraja XII menyatakan perang terhadap Belanda
Pada Tahun 1883 :Belanda mengerahkan kekuatan penuh , dan berhasil menguasai istana Sisimangaraja
Pada Agustus 1883 : Sisimangaraja beserta keluarganya ( termasuk Lopian ) , mundur ke Tanah Pakpak (Dairi )
Selama 22 tahun Sisingamangaraja bersama puterinya Lopian bergerilya di daerah Parlilitan, selama berpindah - pindah tempat mereka memberikan pembinaan pertanian, pendidikan , untuk meningkatkan kesehjateraan, sehingga menimbulkan kesetiaan dan dukungan untuk berjuang, walaupun banyak masyarakat yang disiksa oleh Belanda karena kesetiaanya
Pada Juni 1907 : di desa yang namanya sionom Hudon, dipimpin pasukan Marsose Belanda pimpinan Kapten Christoffel, dan tambahan pasukan regu pencari jejak dari Afrika (orang - orang senegal ), mereka mengepung Sisingamangaraja XII, ada yang mengatakan, sebenarnya beliau tidak terlihat ( kasat mata ), hanya pasukan dan puterinya Lopian yang berada di garda terdepan menghadang Pasukan Belanda yang terlihat , Belanda yang mengetahui kelemahan Sisingamangaraja XII , mengincar Lopian yang berada di garda terdepan dan berhasil menembaknya, tubuh dan darah Lopian yang di bawa ( di pangku ) terkena ke Bapak nya ” Sisingamangaraja XII ” , adalah kunci utama kesaktian Raja ini yang dimanfaatkan penjajah , sehingga Beliau dapat terlihat di tembak, dan gugur.
Menurut cerita orang tua : Lopian tubuhnya ditenggelamkan ke sungai Sibulbulon ( Tanah Suku Pakpak ) dan sampai sekarang letak dan posisi pastinya jasad Lopian masih misteri didaerah tersebut.
Sedangkan jenazah Sisingamangaraja sekarang ini dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Balige.
Begitulah sekilas cerita yang saya punya, dan jika nanti saya kembali ke kampung halamanku ( lebbuh ) Kecamatan Parlilitan , pastinya akan saya cari lebih banyak kisah Lopian ” Pejuang wanita Tapanuli yang terlupakan ” Puteri kesayangan Sisingamangaraja XII ini, yang tersembunyi dan penuh misteri .
Catatan : Suku Pakpak : suku yang banyak bermukim di Sumatera Utara ” Tapanuli ” sampai Aceh : di sekitar Kabupaten Dairi, Kabupaten Humbang, Kabupaten Pakpak Bharat
No comments:
Post a Comment