Tinuktuk – Makanan Khas Simalungun
Tinuktuk merupakan makanan Khas dari Simalungun, Sama seperti jenis makanan batak lain yang bercita rasa pedas, Tinuktuk juga memiliki rasa yang sedikit ”menggigit” hal ini tak lain karna bahan utamanya adalah Jahe Merah dan Kencur. Rasanya pedas, panas dan sebagaimana sambal pada umumnya, ia cocok untuk menambah nafsu makan.
Tinuktuk sangat lah popular di Simalungun, terutama bagi ibu-ibu yang melahirkan. Tinuktuk mempunyai khasiat mirip-mirip dengan jamu. Dan ini bukan sembarang jamu seperti sekarang, yang kadang-kadang sudah bercampur dengan bahan kimia. Tinuktuk tidak. Semua bahan-bahannya sangat alami
Selain penambah nafsu makan, yang diperlukan oleh sang ibu yang akan menyusui bayinya, tinuktuk juga berkhasiat menambah daya tahan tubuh. Tinuktuk juga bisa membantu menghangatkan badan dari cuaca yang tidak bersahabat .
Berikut Cara membuat Tinuktuk
Bahan
Kencur 1/4 kg (dikupas dan diiris)
Jahe Merah 1/4 kg (dikupas dan diiris)
Bawang merah secukupnya (dikupas dan diiris)
Bawang putih secukupnya (dikupas dan diiris)
Lada hitam 1/2 muk kecil
Kemiri 20 biji (dikupas)
Garam secukupnya
Bawang Batak 1 ikat (tanpa daun)
Buah Kincung (Sihala) secukupnya
Kencur 1/4 kg (dikupas dan diiris)
Jahe Merah 1/4 kg (dikupas dan diiris)
Bawang merah secukupnya (dikupas dan diiris)
Bawang putih secukupnya (dikupas dan diiris)
Lada hitam 1/2 muk kecil
Kemiri 20 biji (dikupas)
Garam secukupnya
Bawang Batak 1 ikat (tanpa daun)
Buah Kincung (Sihala) secukupnya
Cara Membuat
Bahan-bahan yang ada digonseng secara terpisah, menjadi tiga kelompok:
1. Lada dan garam digonseng, tidak usah sampai hitam
2. Kemiri digonseng
3. Kencur, jahe merah, Bawang Merah, Bawang Putih dan Bawang Batak digonseng.
Bahan-bahan yang ada digonseng secara terpisah, menjadi tiga kelompok:
1. Lada dan garam digonseng, tidak usah sampai hitam
2. Kemiri digonseng
3. Kencur, jahe merah, Bawang Merah, Bawang Putih dan Bawang Batak digonseng.
Kemudian semua bahan yang sudah digonseng itu ditumbuk (diulek) masing-masing terpisah menurut kelompoknya. Setelah ditumbuk halus, ditampi dengan nyiur untuk mendapatkan serbuk paling halus. Serbuk sisanya yang masih kasar, diulek lagi hingga halus sekali. Begitu seterusnya.
Bahan-bahan yang sudah diulek ini kemudian disatukan dan ditumbuk lagi secara bersama-sama.
Terakhir, buah incung atau sihala, ditumbuk, diperas dan air hasil perasan itu menjadi semacam cairan asam bagi tinuktuk yang sudah jadi.
Hasilnya adalah sambal tinuktuk yang kurang lebih memenuhi sebotol teh botol. Awet lebih kurang 2 bulan bila disimpan di dalam kulkas.
Saat ini Tinuktuk juga sering digunakan sebagai bumbu tambahan pada makanan seperti apda masakan sayur, Mie Instant dan lain sebagainya.
Apalia kita ingin mencoba nya bias kita dapatkan di pasar tradisioanal Tiga Raya / Pematang raya, Biasanya Tinuktuk dikemas di dalam sebuah botol.
kuliner-batak.blospot
berbagai sumber
__________________________________________________________
Sumber:
http://saragih-jambi.blogspot.com/2008/02/tinuktuk-sambal-rempah-tradisional.html
__________________________________________________________
Tinuktuk, Sambal Rempah Tradisional Simalungun yang Terlupakan
Tinuktuk, sambal rempah-rempah tradisional khas Batak kini mulai hilang dari selera orang Batak di kampung halaman juga ditanah perantauan. Tinuktuk, jaman nenek moyang Batak merupakan sambal rempah yang berkhasiat bagi kesehatan tubuh dan penyedap lauk pauk.
Bahkan Sambal Tinuktuk identik dengan makanan ibu bersalin bagi orang Batak dan halal.
Ny Anta br Damanik (64) asal Desa Hutaimbaru, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun kepada Asenk Lee Saragih menerangkan, sambal Tinuktuk ini sudah hampir punah dari makanan khas tradisional Simalungun.
“Sejak nenek moyang Batak dulu, Tinuktuk merupakan sambal rempah yang berkhasiat dan cukup digemari. Terutama ibu habis melahirkan. Dulu dikampung tidak ada dokter, jadi habis bersalin, ibu bayi harus makan sambal tinuktuk dicampur dengan ikan bakar,”katanya.
Menurut Anta Damanik, kini sambal Tinuktuk sudah sulit dijumpai di pasar-pasar tradisional Batak, bahkan rumah makan khas Batak. Sulitnya mendapatkan sambal Tinuktuk ini, disebabkan cara pembuatannya yang sulit. Selain ragam rempahnya, takaran rempah juga harus pas serta pembuatnnya harus tradisional.
Rasa sambal tinuktuk cukup enak. Rasanya gurih pedas lada dan membuat suhu badan hangat. Sambal Tinuktuk lebih enak dimakan dicampur dengan ikan mas, mujahir, nila bakar. Dalam masakan khas Batak dikenal dengan Tinombur.
Sambal Tinuktuk disiram dengan air panas dan dilumuri pada ikan bakar atau daging. Sambal tinuktuk sangat enak dinikmati dalam suasana udara dingin. Sambal Tinuktuk ini cukup menarik selera makan dan membuat lidah bergetar.
“Sambal Tinuktuk ini hanya bisa dijumpai jika ada ibu melahirkan di tanah Batak. Generasi muda Batak sudah melupakan sambal tradisional khas Batak yang berkhasiat bagi kesehatan tubuh ini. Manfaat sambal Tinuktuk bagi kesehatan cukup terasa, khususnya ibu baru melahirkan. Lihat saja orang tua dulu, melahirkan banyak anak tapi tanpa melalui tangan-tangan medis. Bahkan orang tua dulu sehat-sehat hingga tua. Ini tidak terlepas dari manfaat makan sambal Tinuktuk,”ujarnya.
Disebutkan, sambal Tinuktuk hilang akibat mudahnya mendapatkan penyedap rasa instan dipasaran saat ini. Generasi muda Batak dan para orang tua Batak sudah lupa akan sambal tradisional Tinuktuk ini. Sambal Tinuktuk adalah halal bagi semua orang. Bahan-bahannya semuanya serba alami dan mudah dijumpai, khususnya di tanah Batak.
Resep Racikan
Di Kabupaten Simalungun, Tinuktuk dikenal dengan sebutan sambal lada. Bahan sambal Tinuktuk terbuat dari ragam rempah seperti lada hitam, jahe, kencur, bawang merah, bawang putih, wijen hitam (longa), kemiri, garam, jeruk nipis khas Batak (unte hajor), lengkuas, Tuba (andaliman), Temulawak (Lempuyang).
Kata Anta Damanik, cara pembuatan Tinuktuk juga tergolong rumit. Kemiri dan wijen hitam digonseng hingga kecoklatan. Kemudian bahan-bahan seluruhnya takarannya harus seimbang kemudian ditumbuk (digilingan tradisional) hingga halus.
Untuk membuat dua kilo gram Tinuktuk siap santap, membutuhkan biaya Rp 250 ribu, itu termasuk upah penumbuk. Untuk membuat dua kilo gram Tinuktuk, masing-masing bahan rempah dibutuhkan seperempat kilo gram.
“Parmaen (Menantu) saya baru melahirkan di Jambi ,Juni 2007 lalu, jadi oleh-oleh yang saya bawa adalah sambal Tinuktuk. Biar ibu bayi dan bayinya sehat harus makan Tinuktuk. Kalau dikampung habis bersalin berbaring di perapian dapur sambil makan Tinuktuk. Namun kalau di kota itu tidak ada lagi, cukup dengan resep dokter. Walaupun demikian tradisi makan Lada (Tinuktuk) bagi anak menantu saya tetap saya wariskan. Ini adalah resep sambal rempah leluhur Batak yang harus diwariskan pada generasi Batak sekarang,”kata Anta Damanik. Asenk Lee.
Bahkan Sambal Tinuktuk identik dengan makanan ibu bersalin bagi orang Batak dan halal.
Ny Anta br Damanik (64) asal Desa Hutaimbaru, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun kepada Asenk Lee Saragih menerangkan, sambal Tinuktuk ini sudah hampir punah dari makanan khas tradisional Simalungun.
“Sejak nenek moyang Batak dulu, Tinuktuk merupakan sambal rempah yang berkhasiat dan cukup digemari. Terutama ibu habis melahirkan. Dulu dikampung tidak ada dokter, jadi habis bersalin, ibu bayi harus makan sambal tinuktuk dicampur dengan ikan bakar,”katanya.
Menurut Anta Damanik, kini sambal Tinuktuk sudah sulit dijumpai di pasar-pasar tradisional Batak, bahkan rumah makan khas Batak. Sulitnya mendapatkan sambal Tinuktuk ini, disebabkan cara pembuatannya yang sulit. Selain ragam rempahnya, takaran rempah juga harus pas serta pembuatnnya harus tradisional.
Rasa sambal tinuktuk cukup enak. Rasanya gurih pedas lada dan membuat suhu badan hangat. Sambal Tinuktuk lebih enak dimakan dicampur dengan ikan mas, mujahir, nila bakar. Dalam masakan khas Batak dikenal dengan Tinombur.
Sambal Tinuktuk disiram dengan air panas dan dilumuri pada ikan bakar atau daging. Sambal tinuktuk sangat enak dinikmati dalam suasana udara dingin. Sambal Tinuktuk ini cukup menarik selera makan dan membuat lidah bergetar.
“Sambal Tinuktuk ini hanya bisa dijumpai jika ada ibu melahirkan di tanah Batak. Generasi muda Batak sudah melupakan sambal tradisional khas Batak yang berkhasiat bagi kesehatan tubuh ini. Manfaat sambal Tinuktuk bagi kesehatan cukup terasa, khususnya ibu baru melahirkan. Lihat saja orang tua dulu, melahirkan banyak anak tapi tanpa melalui tangan-tangan medis. Bahkan orang tua dulu sehat-sehat hingga tua. Ini tidak terlepas dari manfaat makan sambal Tinuktuk,”ujarnya.
Disebutkan, sambal Tinuktuk hilang akibat mudahnya mendapatkan penyedap rasa instan dipasaran saat ini. Generasi muda Batak dan para orang tua Batak sudah lupa akan sambal tradisional Tinuktuk ini. Sambal Tinuktuk adalah halal bagi semua orang. Bahan-bahannya semuanya serba alami dan mudah dijumpai, khususnya di tanah Batak.
Resep Racikan
Di Kabupaten Simalungun, Tinuktuk dikenal dengan sebutan sambal lada. Bahan sambal Tinuktuk terbuat dari ragam rempah seperti lada hitam, jahe, kencur, bawang merah, bawang putih, wijen hitam (longa), kemiri, garam, jeruk nipis khas Batak (unte hajor), lengkuas, Tuba (andaliman), Temulawak (Lempuyang).
Kata Anta Damanik, cara pembuatan Tinuktuk juga tergolong rumit. Kemiri dan wijen hitam digonseng hingga kecoklatan. Kemudian bahan-bahan seluruhnya takarannya harus seimbang kemudian ditumbuk (digilingan tradisional) hingga halus.
Untuk membuat dua kilo gram Tinuktuk siap santap, membutuhkan biaya Rp 250 ribu, itu termasuk upah penumbuk. Untuk membuat dua kilo gram Tinuktuk, masing-masing bahan rempah dibutuhkan seperempat kilo gram.
“Parmaen (Menantu) saya baru melahirkan di Jambi ,Juni 2007 lalu, jadi oleh-oleh yang saya bawa adalah sambal Tinuktuk. Biar ibu bayi dan bayinya sehat harus makan Tinuktuk. Kalau dikampung habis bersalin berbaring di perapian dapur sambil makan Tinuktuk. Namun kalau di kota itu tidak ada lagi, cukup dengan resep dokter. Walaupun demikian tradisi makan Lada (Tinuktuk) bagi anak menantu saya tetap saya wariskan. Ini adalah resep sambal rempah leluhur Batak yang harus diwariskan pada generasi Batak sekarang,”kata Anta Damanik. Asenk Lee.
Sumber:
http://saragih-jambi.blogspot.com/2008/02/tinuktuk-sambal-rempah-tradisional.html
No comments:
Post a Comment