Pages
▼
Saturday, May 12, 2012
TEST DNA BATAK: Toba, Karo, dan Simalungun
VARIASI GENETIK SUKU BATAK YANG TINGGAL DI KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN
BADUNG BERDASARKAN TIGA LOKUS MIKROSATELIT DNA AUTOSOM
YOSSY CAROLINA UNADI, INNA NARAYANI, I KETUT JUNITHA*
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana *)Korespondensi, Lab. Genetika Jurusan Biologi FMIPA UNUD Kampus Bukit Jimbaran (80361) Email: junithaketut@yahoo.com
INTISARI
Penelitian tentang variasi genetik menggunakan tiga lokus mikrosatelit DNA D2S1338, D13S317 dan D16S539 dilakukan untuk memperoleh ragam alel pada 76 sampel suku Batak yang tidak berhubungan keluarga yang tinggal di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Sampel DNA diektraksi dari darah menggunakan metode fenolkhloroform dan presipitasi etanol. Amplifikasi DNA dilakukan dengan menggunakan metode PCR (SuperMix, Invitrogen). Ditemukan sebanyak 14 alel pada lokus D2S1338, 10 alel pada lokus D13S317 dan 8 alel pada lokus D16S539. Ketiga lokus menunjukkan keragaman genetik yang tinggi baik pada masing-masing lokus maupun pada pada masing-masing sub-suku Batak dengan keragaman genetik sebesar 0,8637 pada subsuku Batak Toba, 0,7314 pada subsuku Batak Karo dan 0,7692 pada subsuku Batak Simalungun.
Kata kunci : DNA mikrosatelit, Suku Batak, keragaman genetik, frekuensi alel, heterozigositas
SIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap masyarakat suku Batak yang tinggal di Kota Denpasar
dan Kabupaten Badung dapat disimpulkan bahwa pada lokus D2S1338 diperoleh 14 alel, 10 alel pada lokus D13S317 dan delapan alel pada lokus D16S539. Suku Batak memiliki nilai heterozigositas tinggi yaitu 0,8637 pada sub-suku Batak Toba, 0,7314 pada sub-suku Batak Karo dan 0,7692 pada sub-suku Batak Simalungun. Alel dengan ukuran 197 pb dapat digunakan sebagai ciri umum pada masyarakat suku Batak.
Sumber:
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/artikel01a.pdf
No comments:
Post a Comment