Pages

Sunday, May 6, 2012

Ulos : Kain Ikat Khas Sumatera Utara


Ulos : Kain Ikat Khas Sumatera Utara

Ulos terkenal sebagai kain khas dari daerah Sumatera Utara. Putra-putri Batak dan para tetua adat sangat bangga menggunakan kain ini.
Dalam setiap upacara adat, ulos dapat ditemukan di mana-mana. Ulos tampil sebagai pakaian, hiasan ruangan, maupun hiasan perlengkapan upacara adat.
Selain itu, ulos juga dijadikan sebagai benda pemberian yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lain. Menurut adat, pihak pemberi ulos kedudukannya lebih tinggi dari pada pihak penerima. Contohnya, ulos pemberian raja kepada rakyatnya.
Dalam penggunaannya, ulos terbagi menjadi beberapa jenis, seperti
Ulos Ragidup
Merupakan jenis ulos yang nilainya paling tinggi karena cara pembuatannya lebih sulit dibanding ulos jenis lain.
Panjang ulos ini biasanya sekitar dua setengah meter dengan lebar satu setengah meter. Bagian tengahnya disebut badan, diisi bidang putih yang diberi corak menggunakan teknik ikat lungsi. Sedangkan pada bagian ujungnya dibuat dengan teknik lungsi tambahan.
Kain ini digunakan oleh laki-laki yang sudah mempunyai cucu, atau istri dari laki-laki ini apabila si laki-laki sudah meninggal. Selain itu, ulos dijadikan sebagai persembahan dalam upacara adat pemisahan huta baru.
Ulos Mangiring
Ulos jenis ini panjangnya hanya 165 cm dan lebarnya 70 cm. Biasa digunakan pada upacara menyambut bayi yang baru lahir, sebagai ungkapan rasa syukur atas kedatangan anggota baru dalam keluarga.
Ulos mangiring dibuat dengan menggunakan teknik ikat lungsi. Kain ini berupa lembaran yang dihias dengan corak berbentuk anak panah. Warna latar yang digunakan pada ulos mangiring yaitu cokelat atau merah marun.
Ulos Sibolang
Ulos jenis ini digunakan pada upacara berkabung atau upacara kematian seorang suami. Ulos sibolang berbentuk selendang yang diberikan kepada istri yang suaminya meninggal, sebagai simbol bahwa statusnya telah berubah.
Pada adat Batak yang mengikuti sistem garis keturunan patrilineal, mengenal istilah perkawinan levirat. Yaitu apabila seorang perempuan telah ditinggal mati suaminya, maka perempuan tersebut diharapkan mau menikah dengan kakak atau adik suami.
Ulos sibolang ini tampil dalam latar berwarna gelap seperti biru tua, dan bercorak tenun ikat lungsi yang diberi warna biru muda.
Ulos Ragihotang
Ulos jenis ini digunakan oleh laki-laki dan perempuan yang sudah menikah. Bagi laki-laki, kain ini dikenakan sebagai selendang di bahu, sedangkan bagi perempuan, dikenakan sebagai kain penutup dada atau bakaian bagian bawah.
Kain ini biasanya berwarna cokelat tua dengan hiasan garis-garis yang dibuat dengan teknik ikat lungsi.
Seiring berkembangnya waktu, ulos-ulos yang digunakan pada upacara adat yang sangat langka, diperbolehkan digunakan pada upacara adat lainnya. Hal ini sengaja dilakukan untuk menghindari punahnya kain tersebut.

Sumber:

No comments:

Post a Comment