Selasa, 09 Jul 2013 08:11 WIB - http://mdn.biz.id/n/39259/ - Dibaca: 899 kali
PT AR Martabe Intensifkan Eksplorasi di Pahae
|
|||||||||||
|
|||||||||||
MedanBisnis - Medan. PT Agincourt Resources (AR)-Tambang Emas Martabe, terus mengintensifkan eksplorasi emas di Pahae Kabupaten Tapanuli Utara (Taput). Hingga saat ini, eksplorasi mengindikasikan cukup besarnya kandungan emas di Pahae. | |||||||||||
"Kalau soal berapa jumlah kandungannya, kami belum dapat memastikan.
Eksplorasi terus berjalan sejauh ini," ujar Direktur PT AR, Washington
Tambunan, menjawab media dalam kunjungan ke tambang, di Aek Pining
Kecamatan Batangtoru, Tapsel, Kamis (4/7) lalu. Karena itu jugalah, sebutnya, belum dapat dipastikan kapan rencana eksploitasi di Pahae. Sejauh ini, semua masih dalam perencanaan. "Namun, perusahaan akan lebih dulu konsentrasi di Pahae ketimbang di Tapanuli Tengah maupun Mandailing Natal," ujarnya. Tambang Emas Martabe sendiri sudah mengantongi Izin Operasi Produksi selama 30 tahun dibawah Kontrak Karya PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Kontrak karya generasi keenam (CoW) meliputi wilayah Tapsel, Madina, Tapteng dan Taput. Luas wilayah kontrak 1.639 km2, yang ditandatangani April 1997. Sepanjang empat bulan pertama di 2013, pencarian dan pengembangan sumber daya di sekitar deposit Purnama terus memberikan hasil-hasil positif. Upaya pengeboran awal yang dilakukan ke arah selatan dan timur deposit, telah menunjukkan simpangan pengeboran yang menjanjikan. Antonio, salah seorang penanggung jawab Gold Room pada proses penuangan emas, mengatakan rata-rata per hari batangan (dore) yang dihasilkan mencapai 150 kg. Batangan (dore) adalah campuran emas dan perak, di mana antara 15-20% adalah kandungan emas. "Biasanya batangan kita kirim satu hingga dua kali seminggu ke Antam, untuk selanjutnya Antam memurnikan atau memisahkan kandungan emas dan perak. Batangan yang kita produksi hingga Kamis sore ini merupakan yang ke-2.457. Dan ini akan bertambah secara kontiniu," katanya. Dia memastikan produksi emas telah melalui proses aplikasi teknologi canggih dan ramah lingkungan. "Sepanjang perusahaan tambang yang kami amati, kami menjamin bahwa emas maupun perak yang diproduksi Tambang Martabe, kami nilai yang terbaik dan sangat kompetitif pasar dunia," jelasnya. Sebelumnya hingga kuartal I tahun 2013, produksi Tambang Emas Martabe dari deposit Purnama di Tapsel melampaui target, yakni sebanyak 63.633 ounces emas dan 244,383 ounces perak (1 ounces = 31,1 gram). Emas yang diproduksi sebelumnya dimurnikan PT Aneka Tambang (Antam). "Martabe akan menjadi standar acuan bagi G-Resources untuk menjalankan bisnisnya di Indonesia dan di wilayah lainnya, dan terus bertumbuh dengan tetap mengutamakan keselamatan kerja, kelestarian lingkungan, dan pengembangan komunitas," ujar Communication Manager PT AR Tambang Emas Martabe, Katarina Hardono Siburian. Usai menyaksikan penuangan emas, rombongan dibawa berkeliling untuk menyaksikan proses pengambilan batuan mineral hingga dilebur menjadi cairan lumpur dan diolah dengan beberapa bahan kimia. Media juga diajak masuk ke ruang kendali proses pengolahan bijih dan dijelaskan zat kimia apa saja yang dipakai. Semuanya menurut mereka masih jauh di bawah standar yang diperbolehkan pemerintah. Untuk mengetahui lebih jauh proses penanganan limbah, ditunjukkan juga ke mana saja aliran material sisa tambang (tailing) setelah proses peleburan. Tour Guide Tambang Emas Martabe menunjukkan sebuah kolam penampungan material sisa tambang (tailing storage facility/ TSF) yang berbentuk bendungan besar diperuntukkan menampung material sisa pengolahan bijih yang tidak bernilai ekonomis, seperti kerikil, pasir dan endapan lain, dalam jumlah besar. Tailing yang masuk ke TSF sudah mengalami proses detoksifikasi dari pabrik. Air kemudian disirkulasikan kembali untuk kebutuhan dipabrik pengolahan biji. Karena itu sejak 19 Mei hingga kini, tidak ada air sisa proses pengolahan tambang yang dikeluarkan ke Sungai Batangtoru. Karena semuanya masih dipakai untuk kebutuhan pabrik. "Sampai hari ini sudah 49 hari kami tidak membuang air sisa proses ke ke luar tambang. Semua masih dipakai ulang untuk kebutuhan pengolahan," ungkap Katarina. Tailing baru dialirkan ke instalasi permurnian air (water polishing plant/WPP) jika sudah berlebih di TSF. Setelah diolah di dalam beberapa kolam penampungan hingga memenuhi standar baku mutu, air sisa kemudian dialirkan ke Sungai Batangtoru. Komitmen untuk menghijaukan kembali lahan yang diangap sudah tidak dipakai juga dilakukan. Tambang Emas Martabe sudah membentuk tim rehabilitation yang terdiri dari putera-putri daerah. Mereka sudah menanam 4.000 pohon keras untuk menghijaukan kembali lahan dan menstabilisasi unsur hara tanah dengan tumbuhan kacang-kacangan. (benny pasaribu) Sumber: http://medanbisnisdaily.com/news/read/2013/07/09/39259/pt_ar_martabe_intensifkan_eksplorasi_di_pahae/#.U3UZo3ZBlvY |
Pages
▼
No comments:
Post a Comment