Pages

Thursday, May 21, 2015

Ritual Mobbang Boru Sipitu Suddut

Tradisi Meminta Hasil Panen Berlimpah

Ritual Mobbang Boru Sipitu Suddut

RITUAL- Puluhan masyarakat Sihaporas saat menggelar ritual Mobbang Boru Sipitu Suddut, Sabtu (9/5). Ritual ini dilakukan agar hasil panen masyarakat berlimpah.(Jonli Simarmata / Metro Siantar)
RITUAL- Puluhan masyarakat Sihaporas saat menggelar ritual Mobbang Boru Sipitu Suddut, Sabtu (9/5). Ritual ini dilakukan agar hasil panen masyarakat berlimpah.(Jonli Simarmata / Metro Siantar)
METROSIANTAR.com, SIDAMANIK – Beraneka ragam cara masyarakat di Nusantara ini meminta berkah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Salah satunya, ritual Mobbang Boru Sipitu Suddut atau Maggoki Taon.
Ritual itu digelar oleh masyarakat Sihaporas, bertujuan meminta supaya hasil panen pertanian melimpah ruah, Sabtu pagi (9/5) lalu. Puluhan masyarakat Desa Sihaporas, Nagori Sihaporas, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun berkumpul untuk melaksanakan ritual suci tersebut.
Ritual Mobbang Boru Sipitu Suddut atau Maggoki Taon adalah tradisi turun temurun masyarakat Sihaporas, guna meminta kepada leluhur dan pencipta alam agar diberikan hasil panen pertanian yang melimpah.
Judin Ambarita, keturunan ke-10 dari Oppung Manontang Laut Ambarita atau Raja Sihaporas mengatakan, ritual dilaksanakan setiap tahun dan jatuh tepat pada bulan Mei. Itu merupakan acara sakral. Selain minta hasil pertanian berlimpah, ritual juga dipercaya mengusir binatang buas yang dianggap bisa merusak tanaman serta diberi kesehatan.
Dalam ritual, banyak pantangan yang harus dituruti. Misalnya, seminggu sebelum acara berlangsung, warga harus berpuasa selama tujuh hari tujuh malam. Kemudian, tidak boleh melayat dan memakan daging babi dan anjing, atau daging yang dicampur dengan darah.

Sementara untuk sesajen, harus ada kambing putih, ihan batak (ikan jurung), ayam kampung tiga ekor dengan warna yang berbeda, jeruk purut, tuak, dan kapur sirih.


Melalui perantara tubuh Boru Bakkara atau disapa Oppung Manontang Laut Ambarita, Judin akan berbicara kepada leluhur dan pencipta alam semesta. Dia akan menyampaikan pesan-pesan warga pribadi lepas pribadi. “Usai pemanggilan roh leluhur, makanan untuk ritual yang sudah disiapkan tersebut akan dicicipi satu per satu (majjopput),” ucap Judin.
Dia melanjutkan, warga yang terlibat akan menerima jambar (jatah makanan) yang diberikan pemimpin ritual. Makanan tersebut diyakini dapat menjadi obat untuk kesembuhan berbagai penyakit.
Selain itu, jambar juga dipercaya bisa menjauhkan binatang buas agar tidak merusak tanaman, dengan meletakkan makanan di lahan pertanian masyarakat. Hal ini biasanya disebut warga sebagai penakkal. Setelah penakkal diletakkan, masyarakat tidak diperbolehkan mengunjungi ladang dan memasuki kawasan hutan selama tiga hari tiga malam.
“Mobbang Boru Sipitu Suddut ini adalah ritual warga Sihaporas dalam menyambut panen raya. Ritual memanjatkan doa kepada Oppung Manontang Laut Ambarita sebagai Raja Sihaporas yang akan memberikan hasil panen berlimpah dan mudah rezeki kepada keturunan warga Sihaporas,” terang pria keturunan Raja Sihaporas ini.
Amatan METRO, di penghujung ritual itu, warga Sihaporas menyelipkan sirih ke dalam sesajen, kemudian meminum sedikit tuak sebagai simbol keyakinan.
Hal tersebut diyakini, permintaan seseorang akan disampaikan Oppung Manontang Laut Ambarita ke sang pencipta. Acara ritual itu dilaksanakan tepat di halaman jalan masuk sebuah perkampungan yaitu kampung Sihaporas Aek Batu. Warga yang ikut mengenakan pakaian adat Batak.
Duduk di halaman beralaskan beberapa helai tikar, mereka duduk berbaris dan saling berhadapan dengan salah seorang wanita berusia tua yang dianggap memiliki panca indra keenam dan dipercaya bisa menjadi perantara mereka dengan leluhur dan pencipta alam semesta.
Berbagai jenis makanan khas Batak juga disusun rapi di tengah-tengah mereka. Makanan tersebut dianggap sebagai persembahan untuk para leluhur dan pencipta alam semesta.
Desa Sihaporas merupakan desa kecil yang tersebar dalam lima kampung. Secara teritorial, desa tersebut dikelilingi pohon-pohon ekaliptus (eucalyptus globulus) milik PT Toba Pulp Lestari (TPL) seluas kurang lebih 1.500 hektare. Desa itu berpenduduk sekitar 400 kepala keluarga, mayoritas adalah suku Batak Toba. (mag-03/des)

Sumber:
http://www.metrosiantar.com/2015/05/11/190250/ritual-mobbang-boru-sipitu-suddut/

No comments:

Post a Comment