Pages

Sunday, October 19, 2014

Sejarah Sinulingga

Sejarah Sinulingga

Oleh : Drs.Sada Arih Sinulingga,SH.,MH.

Raja Sibayak lingga berasal dari turunan tanah Pakpak,
Riwayatnya sbb:
Ditanah Pakpak dulu ada seorang raja yg terkenal di kampung Linggaraja,Sumbul Pegagan Dairi,sekarang. Menurut sejarahnya maka Sibayak tersebut menjadi raja di linggaraja karena memiliki kesaktian dan ahli berperang yang telah mengalahkan musuh Marga Munthe sbg pemilik tanah didaerah tersebut.Sifatnya yg suka mengembara maka dia pun minta pergi kepada marga Munthe tersebut,akan tetapi Karena dia telah membantu marga Munthe dan supaya jangan pergi maka dia dikawinkan dengan beru Munthe putrinya,dan ia mempunyai beberapa putra dan putri..

Bahkan ia pun kemudian diangkat oleh marga Munthe menjadi raja mereka, dan lama kelamaan karena Lingga jadi raja, maka orang-orang menyebut kampung itu menjadi kampung LINGGA RAJA,yg kemudian menjadi terkenal dan disegani .

Pada suatu waktu raja sakit keras dan walaupun sudah beberapa org dukun mengobatinya tak kunjung sembuh penyakitnya, malahan kian hari bertambah parah,sehingga telah menjadi perhatian kaum kerabat dan rakyatnya ikut kesusahan hati.

Pada saatnya singgahlah di linggaraja guru pakpak pitu sendalanen, ercikenken tongkat malekat, erpustakaken pustaka Najati,yg terkenal dapat mengobati segala macam penyakit. Kepadanya diminta pertolongan untuk mengobati raja.
Sesudahnya dukun membuka pustaka dan membacanya dan melihat nujumnya maka berkatalah ia kepada kemberahen raja ,maka raja dan sembuh apabila diadakan perselihi,dan bukan sembarang perselihi yaitu dgn membuang harta yg paling disayangi raja bersama istrinya.

Bergembiralah mereka karena mendengar raja dapat sembuh.,maka dikumpulkan dan ditunjukkan semua hartanya yg disayanginya.,tetapi semua yg diperlihatkan tidak satupun dari hartanya di iyakan ketujuh dukun, tetap ia menggelengkan kepalanya tanda belum benar,. Akhirnya mengertilah kembrahen maka yg dimaksud dukun adalah putranya, tentunya dukun tidak sampe hati mengutarakannya.

Kemberahen memanggil putranya dan bermusyawarah tentang hal itu, dan putra-putrinya tidak berkecil hati dan tidak menolak kalau salah satu dari mereka diantaranya menjadi perselihi untuk kesembuhan raja ayah mereka.
Dari semua anak raja maka sikecil atau sibungsu menurut dukun menjadi perselihi raja.Diadakanlah upacara dgn diberi makan diatas ujung daun pisang yg sudah dibubuhi makanan buat perselihi yaitu pisang,bunga2,cimpa mbun mbunen,dsb.dan sibungsu dibekali pergi dgn segemgam tanah dan air setabu.

Sewaktu hendak pergi raja berkata: pergilah engkau dgn selamat dan bawalah tanah segemgam dan air setabu ini kemana tempat yg sesuai menurutmu ,hendaklah kau timbang dgn tanah air yg kau bawa dan semoga engkau memperoleh keturunan seperti bintang dilangit banyaknya .
Berangkat lah si bungsu ke arah utara dari selatan,dan sepeninggal nya 3 hari kemudian Raja, ayahnya sudah berkurang sakitnya.
Karena itu putri raja mengingatkan putra tertua untuk menyusul adiknya dan supaya diminta pulang, karena lagi mereka mengkuatirkan keselamatannya. Putra tertua mengambil kudanya dan menungganginya untuk memacu arah adiknya pergi, dan akhirnya mereka bertemu dan disampaikan putra tertua agar adiknya mau ikut dgn nya kembali ke linggaraja dan mengabarkan jika ayah mereka sudah sembuh.Akan tetapi sibungsu menolaknya. Putra tertua menawarkan agar mereka bersama-sama mengembara ,juga ditolak sibungsu dan memberi alasan jika ia lebih suka mengembara sendiri ,yg penting baginya raja bisa sembuh. Akhirnya keduanya tak mau kembali dan mencari jalan masing2. Pertemuan mereka sekarang menjadi kampung tapak kuda.

Sibungsu menerukan perjalanannya ,sampailah ia di hutan kuta suah lembah uruk gung mbelin dekat kampung lingga sekarang.Disini ia mengadakan tempat(erbarung) dan kawin .ia mendapatkan 3 anak laki dan 1 perempuan.

1. Tembe, 2. Cibu dan 3. Sirubati.
Perempuan si Tambarmalem.
Si Tembe tetap di lingga,kemudian memiliki keturunan membentuk rumah dan kesain -kesain: 1. Silebe merdang.2.Rumah mbelin 3. Rumah Gara.4.rumah Tualah 5. rumah Kencanen 6.rumah Buah.
Dan keturunen sicibu membentuk kampung kaciribu kearah timur menjadi kampung sendiri dan kemudian jadi marganya .
Sirubati/sirukati membentuk kampung dan menjadi merganya dinamai org menjadi kampung surbakti ke arah barat.
Sedangkan kampung Lingga dinamai org sesuai merganya dan asal kampungnya dari Linggaraja.

Keturunan sibungsu dari Linggaraja ini( anak yg jadi perselihi) benarlah adanya seperti doa ayahnya sibayak Linggaraja,memiliki keturunan yg banyak seperti bintang di langit.
Keturunannya yang telah menjadi 3 marga dan mendirikan kampung-kampung lain disekitar Lingga kemudian menyatukan diri membentuk Urung si Telukuru,dan setiap kampung yg didirikan menjadi Pengulu,dan keturunan nya yang Lingga,membentuk rumah dan menjadi pengulu kesain di rumah mereka.
Ketika dalam runggu mereka kurang dihargai oleh penduduk sekitar karena mereka adalah keturunan dari anak perselihi,maka ketiga kepala merga ini pergi ke kembali ke Linggaraja untuk meminta salah satu sembuyak mereka dapat menjadi kepala bagi mereka di Lingga.
Orang tersebut kemudian menjadi Raja/ Sibayak di Lingga dengan mendirikan rumahnya dan kesain disebut dengan kesain rumah Bangun.
Karena Sibayak dari Kesain rumah bangun menjadi raja di lingga menurut mereka tidak memiliki kemampuan untuk memimpin mereka,maka ke 3 kepala merga turunan anak perselihi(sinulingga di lingga, surbakti dan kacaribu) kembali mengadakan musyawarah/runggu untuk menggantikan Sibayak, maka mereka sepakat untuk kembali ke Linggaraja meminta kembali kepada Sibayak Linggaraja untuk salah satu turunannya menjadi Sibayak mereka di Lingga,dan disampaikan mereka bahwa yang disuruhnya dahulu tidak dapat memerintah mereka.
Maka oleh Sibayak Linggaraja disuruhnya seorang turunannya ke Lingga untuk menjadi Raja.0rang tersebut menjadi Sibayak di Lingga, mendirikan rumahnya,disebut rumah berteng dan kesainnya dinamai kesain rumah berteng.

Diatas telah diceritakan anak tertua dari sibayak linggaraja turut menyusul adik bungsunya yg dijadikan perselihi, bahwa ia pun tak mau kembali ke Linggaraja,
Dia meneruskan pengembaraan nya dan sampailah ia di Naudi, disini ia menetap dan berumah tangga memiliki 3 putra.

Diriwayatkan terjadi banjir besar(kelenglengen) di Naudi maka ia menyuruh ke 3 putranya untuk pergi menyelamatkan diri dan meminta agar ia dan istri tidak usah diperdulikan yang penting mereka selamat.

Ketiga putranya sampailah ia ke taneh Gayo dan disana sudah dibawah pengaruh Islam.Karena itu mereka tidak dibenarkan tinggal jika tidak menjadi Islam.
Pendek kata mereka hendak di sunat, tapi si bungsu tidak lah mempan pisau, karena demikian bawaan nya dari lahir.

Karena itu sibungsu tidak dpt tinggal di taneh Gayo,maka ia pamit meneruskan pengembaraan nya dan sampailah ia ke daerah taneh karo ,di bangun mulia dekat batukarang ia bertemu dgn orang, dan oleh org itu dia diberi petunjuk jika di dekat dari tempat itu adalah sebuah kampung di Lingga dan diceritakan nya kepadanya juga berasal dari Linggaraja.

Karena itu sibungsu itupun melanjutkan perjalanan nya dan sampailah ia di kampung Lingga.
Setelah diceritakan hal ikwalnya kenapa ia sampai di Lingga dan setelah ia ceritakan bahwa ia juga adalah keturunan sibayak Linggaraja,maka berdasarkan terombo maka tutur erbapa kepadanya.
Maka ia pun menetap tinggal di salah satu rumah di kesain silebe merdang.

Ketika ada masalah2 pelik yg tidak dpt diselesaikan dalam runggu ,maka ia sering diminta pendapat dapat berkenan/diterima buat mereka,sehingga terjadi kesepakatan bagi senina/sembuyak yg diLingga,Surbakti dan Kacaribu untuk memintanya menjadi raja/sibayak di Lingga.

Oleh ketiga kepala keturunan sinulingga di Lingga,di surbakti dan di Kaciribu dicarikan masing2 beru buat kemberahennya.
Yg di lingga mencarikan beru Sebayang ke Perbesi, yg di Surbakti memberikan bru Ginting rumah page dari kampung Surbakti dan Kacaribu memberikan beru gersang dari Simelungun. Sibungsu menjadi Sibayak di Lingga dan mendirikan rumahnya,kesain nya dikenal dgn kesain Rumah jahe.

Setelah ia meninggal maka anak dari Raja dari istrinya bru Ginting disebut Gancih raja, dan siKatasenina dari istrinya bru Sebayang ,dan Pa Timbangraja anak dari bru Tarigan Gersang yg menggantikan nya bersama-sama.
Keturunan siKATASENINA,yg beribukan bru Sebayang kemudian keBintang Meriah dan kemudian membentuk kesain Rumah Mbelin,kesain Kurung Manik dan kesain Rumah Labang.


Sumber:
https://www.facebook.com/permalink.php?id=130520263784673&story_fbid=151293431707356

No comments:

Post a Comment