Pages

Friday, October 10, 2014

MURAI BATU MANDAILING NATAL

MURAI BATU MANDAILING NATAL

Murai Batu Mandailing Natal (Madina) adalah MB salah satu sub habitat MB Medan yang berasal dari Kabupaten Madina dengan pusat pemerintahan di kota Natal. Kurang lebih 36% dari luas wilayah Kabupaten Madina adalah daerah pegunungan yang merupakan daerah vulkanis aktif dengan jenis tanah labil yang rawan erosi dan longsor. Ini mengindikasikan bahwa habitat MB Madina berada di jalur pegunungan Bukit Barisan dengan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) sebagai area konservasi utamanya yang secara administrasi wilayah ini bersinggungan dengan 68 desa di 13 kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal. 

Nama taman nasional ini berasal dari dari nama sungai utama yang mengalir dan membelah Kabupaten Madina yaitu Sungai Batang Gadis. TNBG meliputi kawasan seluas 108.000 hektar atau 26% dari total luas Madina yang terletak pada ketinggian 300 s/d 2.145 meter di atas permukaan laut dengan titik tertinggi puncak Gunung Sorik Merapi. Dengan curah hujan yang tinggi di Kabupaten Madina, TNBG juga berfungsi sebagai penjaga tata air regional, karena berkaitan dengan keseimbangan tata air lokasi lain yang bertetangga dengan Madina, yaitu Kabupaten Tapanuli Selatan, wilayah Pasaman di Sumatra barat dan wilayah Rokan Ulu di Provinsi Riau.

Madina beriklim pulau Sumatra pada umumnya dengan curah hujan dan kelembaban yang tinggi. Sementara topografi di Madina didominasi oleh dataran tinggi seluas 70.25% dari total wilayah kabupaten. Saat ini walau di alam hutan bukit barisan masih bisa ditemukan habitat MB, namun sudah cukup sulit untuk menemukan MB Madina akhir-akhir ini. Hal ini adalah akibat langsung dari kerusakan ekosistem alam akibat konversi hutan menjadi kebun dan pertambangan emas yg marak di ekosistem habitat MB serta tidak terlepas dari perburuan yang masif terkait reputasi MB Mandailing Natal Karena sejak dulu bagi beberapa pemain MB lokal Sumatra Utara, Murai Batu yang dianggap paling bagus yaitu berasal dari Tapanuli Selatan (Sebelum dipecah menjadi 4 kabupaten + 1 kota). Favorit dari para kicau mania lokal tersebut terutama yang berasal dari daerah Natal yang sekarang sudah jadi Kabupaten Mandailing Natal dan  dari daerah Siais di Kabupaten Tapanuli Selatan.

Gambar diatas adalah MB Madina bernama SPAWN koleksi ARCO BF Serang Banten. Salah satu indukan dengan suara terkeras yang ada di tangkarannya.

 
Karakter yang mudah dikenali untuk MB Madina adalah berpostur cendrung besar sebagaimana layaknya MB Medan selama ini dikenal, bak binaraga yang berotot dan proporsional panjang dan lebarnya. Biasanya ekor MB Madina tipis diujung seperti MB Pasaman. Wajar ada kemiripan mengingat habitatnya yang bertetangga di gugusan Bukit Barisan.
 

Gambar diatas adalah MB Madina bernama MURSAL koleksi ARCO BF Serang Banten. Indukan Jawara lomba yang saat ini berjodoh dengan anakan betina dari SPAWN

Dari beberapa MB Madina yang saya pernah lihat, rata-rata bervolume sangat keras dan tajam menekan. MB nya rata-rata berkarakter tenang dengan ekor cendrung panjang diatas 16 cm dengan sorot mata yang tajam dan mengancam.  Untuk Mental MB Madina terkenal mantap, petarung sejati.
Gambar diatas adalah MB mandailing Natal bernama asli MARANTUK yang dalam bahasa batak berarti "berperang". Burung lapangan yang berekor 19cm. MB Jawara yang dipelihara sejak dalam kondisi trotolan 4 tahun lalu dan menjadi andalan juragan lamanya untuk lomba kicau di Kota Natal dan sekitarnya. Bisa dibawa ke PB6 karena sang juragan sedang hobi ayam bangkok sehingga si Marantuk ini kondisinya kurang terurus lalu direlakan untuk di take over oleh seorang teman yang sengaja datang ke Natal untuk hunting MB asli habitat Madina. Setelah selesai dorong ekor mungkin akan kami mainkan dulu di arena lomba untuk mempelajari secara lebih detail karakternya sebelum nanti akhirnya akan ditangkarkan dengan MB Betina keturunan MB SPAWN dan menjadi pasangan Galur Murni Mandailing Natal trah jawara.
 
 
Sumber:
http://balakdigdaya.blogspot.com/2013/11/murai-batu-mandailing-natal.html

No comments:

Post a Comment