Pages

Tuesday, June 17, 2014

Asal-usul Orang Nias Ditemukan

Asal-usul Orang Nias Ditemukan

Selasa, 16 April 2013 | 09:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Penelitian genetika terbaru menemukan, masyarakat Nias, Sumatera Utara, berasal dari rumpun bangsa Austronesia. Nenek moyang orang Nias diperkirakan datang dari Taiwan melalui jalur Filipina 4.000-5.000 tahun lalu.

Mannis van Oven, mahasiswa doktoral dari Department of Forensic Molecular Biology, Erasmus MC-University Medical Center Rotterdam, memaparkan hasil temuannya di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Jakarta, Senin (15/4/2013). Oven meneliti 440 contoh darah warga di 11 desa di Pulau Nias.

”Dari semua populasi yang kami teliti, kromosom-Y dan mitokondria-DNA orang Nias sangat mirip dengan masyarakat Taiwan dan Filipina,” katanya.

Kromosom-Y adalah pembawa sifat laki-laki. Manusia laki-laki mempunyai kromosom XY, sedangkan perempuan XX. Mitokondria-DNA (mtDNA) diwariskan dari kromosom ibu.

Penelitian ini juga menemukan, dalam genetika orang Nias saat ini tidak ada lagi jejak dari masyarakat Nias kuno yang sisa peninggalannya ditemukan di Goa Togi Ndrawa, Nias Tengah. Penelitian arkeologi terhadap alat-alat batu yang ditemukan menunjukkan, manusia yang menempati goa tersebut berasal dari masa 12.000 tahun lalu.

”Keragaman genetika masyarakat Nias sangat rendah dibandingkan dengan populasi masyarakat lain, khususnya dari kromosom-Y. Hal ini mengindikasikan pernah terjadinya bottleneck (kemacetan) populasi dalam sejarah masa lalu Nias,” katanya.

Studi ini juga menemukan, masyarakat Nias tidak memiliki kaitan genetik dengan masyarakat di Kepulauan Andaman-Nikobar di Samudra Hindia yang secara geografis bertetangga.

Jejak terputus

Menanggapi temuan itu, arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Sony Wibisono mengatakan, teori tentang asal-usul masyarakat Nusantara dari Taiwan sebenarnya sudah lama disampaikan, misalnya oleh Peter Bellwood (2000). Teori Bellwood didasarkan pada kesamaan bentuk gerabah.

”Masalahnya, apakah migrasi itu bersifat searah dari Taiwan ke Nusantara, termasuk ke Nias, atau sebaliknya juga terjadi?” katanya. Sony mempertanyakan bagaimana migrasi Austronesia dari Taiwan ke Nias itu terjadi.

Herawati Sudoyo, Deputi Direktur Lembaga Eijkman yang juga menjadi pembicara, mengatakan, migrasi Austronesia ke Nusantara masih menjadi teka-teki. ”Logikanya, dari Filipina mereka ke Kalimantan dan Sulawesi. Tetapi, sampai saat ini data genetika dari Kalimantan dan Sulawesi masih minim. Masih ada missing link,” katanya.

Di Kalimantan, menurut Hera, yang diteliti genetikanya baru etnis Banjar. Hasilnya menunjukkan, mereka masyarakat Melayu. Di Sulawesi yang diteliti baru Sulawesi Selatan. ”Masih banyak studi yang harus dilakukan,” katanya. (AIK)


Editor: yunan
Sumber : http://sains.kompas.com/read/2013/04/16/09081323/policy.html


 
 
Dari Seminar Internasional Asal-usul Suku Bangsa Nias
Melacak Jejak Orang Nias
Rabu, 27 Maret 2013 | 07:13 WIB

BARRY KUSUMA Dalam bahasa Nias, Bawomataluo berarti bukit matahari. Dinamakan demikian karena desa ini terletak di ketinggian 400 meter di atas bukit. 
 
JAKARTA, KOMPAS.com--Penelitian ilmiah tentang DNA orang Nias akan menjawab misteri tentang asal-usul suku bungsa ini hingga hijrah ke sebuah pulau mungil di pantai barat Sumatera. Penelitian ini dilaksanakan selama 10 tahun di Eropa tepatnya di Universitas Munster-
Jerman.

Data genetik pada penelitian ini terdiri dari 407 orang sebagai sampel. Darahnya diambil dan dibawa ke Eropa. Analisis genetika dilakukan di bawah persetujuan Erasmus MC etika komite. Salah satu pengamatan ilmiah tentang kromosom Y Nias yaitu haplogroup O-M119 dan O-M110. Frekuensi haplogroup O-M119 pada orang Nias adalah tertinggi dari seluruh wilayah Asia/Oseania yang diketahui sejauh ini.

Hasil penelitian genetika seluruhnya dipastikan bahwa orang Nias tidak ada hubungan genetikanya dengan suku-suku bangsa yang ada di Sumatera atau Jawa. Haplogroup O-M119 Nias ini berasal dari Neolitik Asia Timur, kemungkinan besar asal Austronesian. Haplogroup NRY Nias lainnya, O-M110 berasal dari Taiwan. Tentu saja pada seminar ini akan memperjelas kepada publik hasil penelitian DNA suku bangsa Nias tersebut.

Dari sudut pandang arkeologi, penelitian para ahli arkeologi telah mendapatkan kapak purbakala Nias. Setelah diuji dengan Carbon Dating, umur kapak tersebut mencapai 12.170 tahun yang lalu.
Hasil ujian carbon dating bersifat mutlak kebenarannya.

Sejauh ini, satu-satunya budaya Paleolitikum di kawasan Sumatera Utara adalah budaya Nias. Penyelenggara seminar mengundang segenap masyarakat Nias dan publik, para dokter, antropolog, sejarahwan, budayawan, para medis, dosen para guru, anggota DPR/DPRD, dan segenap masyarakat umum untuk mengikuti Seminar Internasional Asal-Usul Suku Bangsa Nias ini. Seminar ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu:
1. Kabupaten Nias Selatan dilaksanakan pada Kamis s/d Jumat, tanggal 11 dan 12 April 2013 di Hall Defnas Nias Selatan.
2. Kota Gunungsitoli dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 13 April 2013 di Hall St. Yakobus Laverna Gunungsitoli.

Para pemakalah langsung penelitinya sendiri. DNA dibawakan oleh Mannis Van Oven dari Negeri Belanda. Pembandingnya adalah Dr. Sutopo dari Universitas Diponegoro-Semarang (ahli DNA tamatan Jepang). Sedangkan bidang Arkeologi dibawakan oleh Drs. Drs. K. Wiradnyana, MM. dan pembandingnya adalah Pater Yohannes Hammerle, pendiri Museum Pusaka Nias. Sekretariat Seminar di Gunung Sitoli terletak di Museum Pusaka Nias dan dapat dihubungi Intan Dwi Jayanti Zebua, Cell. 0853 7212 6380 atau Nata’alui Duha (082168275655).

Sedangkan di Kabupaten Nias Selatan yakni Jhon Firman, Cell 0852 7011 0964. Selain itu dapat menghubungi sekretariat di: Yayasan Gema Budaya Nias, di Jalan Diponegoro No. 36 (simpang Pasir Putih)- Teluk Dalam; Kampus USBM Teluk Dalam Gedung SMA Negeri 1 Telukdalam, Jln. Pendidikan No.13 Teluk Dalam – Nias Selatan atau melalui Dinas Pendidikan Kab. Nias Selatan dengan menghubungi Natalia Bago, S.H., cell. 082367247387.

Editor :
Jodhi Yudono
 
Sumber:
http://oase.kompas.com/read/2013/03/27/07135842/Melacak.Jejak.Orang.Nias

 

No comments:

Post a Comment