Pages

Monday, May 12, 2014

EKSPLORASI ENERGI PANAS BUMI DENGAN METODE GEOFISIKA DAN GEOKIMIA PADA DAERAH RIA-RIA, SIPOHOLON, KABUPATEN TAPANULI UTARA, SUMATERA UTARA

EKSPLORASI ENERGI PANAS BUMI DENGAN METODE GEOFISIKA DAN GEOKIMIA PADA DAERAH RIA-RIA, SIPOHOLON, KABUPATEN TAPANULI UTARA, SUMATERA UTARA 

Undergraduate Theses from JBPTITBPP / 2011-10-21 17:13:36
Oleh : ARRIE KURNIAWAN (NIM 12004066); Pembimbing : Dr. Ir. Prihadi Sumintadireja, S1 - Department of Geology
Dibuat : 2009, dengan 8 file
Keyword : Eksplorasi energi panas bumi, Metode geofisika, Geokimia, Daerah Ria-Ria, Sipholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara


Daerah penelitian Sipoholon merupakan daerah yang menarik sebagai objek eksplorasi panas bumi. Daerah ini terletak di Ria-ria, Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Potensi panas bumi di daerah ini didukung dengan adanya manisfestasi permukaan yang mencirikan daerah ini memiliki prospek panas bumi berupa 8 mata air panas, fumarol, solfatara, dan sinter karbonat.

Geologi daerah penelitian terdiri atas 8 satuan batuan (Pusat Sumberdaya Geologi, 2005), yaitu, Satuan Aliran Lava Jorbing (Tmlj), Satuan Aliran Lava Siborboran (Tmlsb), Satuan Kubah Lava Martimbang (Qvma), Satuan Aliran Lava Palangka Gading (Qvpg), Satuan Piroklastik Toba 1 (Qvt 1), Satuan Piroklastik Toba 2 (Qvt 2), Sinter Karbonat, dan Satuan Aluvial (Qal).

Sistem panas bumi Sipoholon secara geologi regional terletak di zona sesar Sumatera pada segmen Batang Toru yang merupakan zona depresi Tarutung yang pada umumnya berarah barat laut-tenggara. Sehingga sistem panas bumi Sipoholon berasosiasi dengan struktur graben dan zona rekahan.

Model gravitasi mengidentifikasi keberadaan sumber panas pada kedalaman +1700-1800 m di bawah permukaan dan dengan menggunakan data geologi regional sumber panas tersebut merupakan magma sisa dari titik erupsi Dolok Palangka Gading yang merupakan titik erupsi pada zaman kuarter dan titik erupsi Dolok Jorbing yang merupakan titik erupsi pada kala Miosen Tengah, dan magma tersebut berkomposisi andesit.

Batuan penutup diidentifikasikan dengan menggunakan metode resistivitas dan didapatkan batuan penutup yang merupakan hasil dari alterasi fluida hidrotermal pada kedalaman +200-1000 m di bawah permukaan. Batuan penutup terdiri dari Piroklastik Toba (Qvt), Piroklastik Toba (Qvt), Satuan Aliran Lava Siborboran (Tmlsb), dan Formasi Kluet. 

Sedangkan reservoar diperkirakan pada Formasi Kluet (merupakan batuan metasedimen, seperti batupasir metakuarsa, batu sabak, dan filit) pada kedalaman lebih dari 1000m di bawah permukaan. Sistem panas bumi daerah penelitian merupakan sistem hidrotermal berentalpi sedang dengan estimasi temperatur antara 200 derajat C-220 derajat C (geotermometer Na-K).

Sumber:
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-arriekurni-33891

No comments:

Post a Comment