Pages

Wednesday, May 21, 2014

Astrid & Bobby, Megahnya Pernikahan Adat Batak

Astrid & Bobby, Megahnya Pernikahan Adat Batak
Kamis, 29 April 2010 | 09:49 WIB
DOK. PRIBADI

Foto Astrid dan Bobby yang dihasilkan dari Photobooth.
KOMPAS.com - Konsep pernikahan dengan acara kental adat dan tradisi boleh saja sama. Namun, Astrid Bonivasia Sinaga dengan Bobby Bernard Batubara berhasil membuat konsep pernikahan yang berbeda dengan keluarga besarnya.

Sentuhan personal dalam setiap acaranya memberikan kesan unik dan berbeda. Begitu sakral dan menyentuh perasaan setiap orang yang menyaksikan prosesi sakramen perkawinan. Sedangkan prosesi adat Batak dan resepsi pernikahan yang bernuansa kampung terkesan meriah dan istimewa.

Resepsi yang menggunakan tema "Kembali ke Kampung", disusun oleh pihak keluarga yang menggemari tata acara pesta. Astrid mengaku, dengan keterlibatan keluarga besar Batubara, Sinaga, dan Tambunan, pesta pernikahan menjadi khas tradisi Sumatera Utara.

Suasana kampung halaman pengantin pria ini "dipindahkan" ke lokasi resepsi di gedung Bidakara.

"Suasana resepsi seperti pesta kampung. Dekorasi, florist, dan pelaminan, semua konsepnya dari pihak keluarga. Suasana kampung sudah terasa dari pintu masuk dengan busana penerima tamu dari kain ulos. Sentuhan budaya Batak ada di mana-mana," tukas Astrid, menceritakan resepsi pernikahannya yang berlangsung 25 April lalu pada Kompas Female.

Dekorasinya memperlihatkan becak dan sepeda khas Siantar, hingga rumah khas Batak. Tak ayal, setiap sudut dalam resepsi pernikahan dijadikan spot foto oleh tamu yang kebanyakan adalah sahabat, relasi, dan kerabat. Astrid juga menghadirkan photobooth yang memberi kesempatan bagi para tamu untuk membuat foto instan bersama pengantin.

Bagi sejumlah kawan Astrid yang berbeda bangsa, momen ini menjadi pemandangan yang sangat langka. Menurut Astrid, momen istimewanya menjadi ajang reuni bersama kawan-kawannya semasa kuliah di Australia sekaligus mengenalkan budaya Batak.

"Menjadi kebanggaan menggelar perhelatan bernuansa tradisi dan kampung, dan mengenalkan tradisi Batak kepada banyak orang," papar Astrid.

Jika mengikuti acara pernikahan Astrid dan Bobby sejak awal, keunikan sudah terasa di setiap acaranya. Jika resepsi dan acara adat sangat bernuansa Sumatera, sakramen pernikahannya yang berlangsung di Gereja Kathedral Jakarta berkonsep internasional.

Gaun mewah yang dikenakan Astrid memperindah nyanyian syahdu yang dipersembahkannya untuk orangtua dan pengantin pria. Astrid melantunkan lagu Wonderful Day saat sang ayah mendampingi menuju altar. Begitupun saat pemakaian cincin dan menyatakan "I do", Astrid mengucap janji setia dengan menyanyi selama 2 menit diiringi biola dan piano. 

Karyawan sebuah stasiun TV swasta di bagian kreatif ini memang hobi menyanyi. Hobi inilah yang mempertemukannya dengan Bobby.

"Saat pernikahan adik, saya bernyanyi sambil memberikan ulos. Rupanya keluarga Abang (panggilan Astrid untuk Bobby, RED), menyimak dan mengenalkan saya dengan Abang," kenang Astrid tentang perkenalannya dengan Bobby pada awal 2009.

Perkenalan tersebut memunculkan chemistry di antara mereka, sehingga mereka lalu berpacaran sejak Agustus 2009. Bobby melamar Astrid pada Desember, dan pihak keluarga bertemu pada Januari 2010. Semua berlangsung singkat namun berkesan dan penuh keakraban keluarga besar, ungkapnya.

Hal lain yang berkesan bagi pasangan ini adalah saat mangulosi, atau pemberian hadiah berupa kain ulos dari keluarga. Setiap keluarga memberi kain ulos sebagai bentuk ucapan doa untuk pasangan. 

"Jumlahnya banyak sekali, dan nantinya akan diberikan kepada keluarga dan kerabat yang menikah. Tetapi khusus ulos pemberian saudara dekat akan disimpan sebagai kenangan," aku Astrid.

Pernikahan Astrid dan Bobby diakui sebagai pesta besar yang mempererat kekerabatan keluarga. Jumlah tamu pada acara adat saja mencapai 1.600 orang, sedangkan resepsi dihadiri sekitar 1.800 tamu.

"Ini big party, dan semua keluarga sangat excited dan saling membantu, jadi hasilnya memuaskan," tandas Astrid, sambil menyampaikan  penghargaannya untuk keluarga besar Batubara, Sinaga, dan Tambunan.

Tips:
Mempersiapkan pernikahan dalam tiga bulan memang cukup bikin senewen. Hal ini dirasakan oleh Astrid. Namun pasangan pengantin tetap perlu mempererat hubungan. Kuncinya hanya pada hubungan dengan pasangan, karena pasti akan banyak pendapat muncul dan semuanya ingin didengar. Jika pasangannya kuat, semuanya akan baik saja karena tidak ada hal yang sempurna di dunia ini. Bagi Astrid yang penting memperbanyak tawa, karena semuanya akan menjadi lebih mudah.

Astrid Bonivasia Sinaga & Bobby Bernard Batubara
Sakramen pernikahan & adat Batak (Mangadati): 23 April 2010
Resepsi: 25 April 2010

Tema warna: pink, putih, peach (sakramen); merah, gold (resepsi dan adat)
Venue: Gereja Katedral Jakarta Pusat (sakramen pernikahan), Gedung Batak Grand Mangaradja, Jakarta Timur (acara adat Mangadati), Menara Bidakara Gatot Subroto (resepsi).
Bouquet: Kellyloni Florist
Katering: Bidakara, Anggrek Catering (acara adat Batak)
Dekorasi: Pihak keluarga, Merdy Sihombing, Lucy Batubara, Christ Tambunan, Mira
Fotografi: Batavia dan Studio 55
Undangan: Duta Grafia
Suvenir: Kotak tisu dari bahan ulos buatan keluarga
Gaun pengantin: Diantoro (sakramen pernikahan), BARA (acara adat dan resepsi).
Busana pengantin pria: HARRY'S PALMER (sakramen pernikahan dan acara adat), Merdy Sihombing (resepsi)
Make-up: Nadir Salon
MC: Duma Riris Silalahi dan Joe Richard
Entertainment: Flamingo (band keluarga)
Pendamping pengantin:
* Sherie Bain (Australia)
* Veronica (Australia)
* Sissy Saragih (Australia)
* Tata Saragih (Australia)
* Rachel Tampubolon (Jakarta)
* Stephanie (Singapore)
* Jacqueline Ng (Hong Kong)
* Kudzayi Chifamba (Zimbabwe)
* Ilham Mahendra (Jakarta)
(Total pengiring pengantin 16, selebihnya dari keluarga).


Penulis :
Wawa
Editor :
din
 
 
Sumber:
http://female.kompas.com/read/2010/04/29/09492517/Astrid.Bobby.Megahnya.Pernikahan.Adat.Batak

No comments:

Post a Comment