Pages

Friday, July 6, 2012

Situs Padang Lawas Harus Diteliti Ulang

Jumat, 20 Mei 2011 07:56 WIB
Puluhan Candi akan Diteliti
Situs Padang Lawas Harus Diteliti Ulang

MedanBisnis – Medan. Padang Lawas selama ini dikenal sebagai kawasan yang kaya akan benda cagar budaya. Di kawasan ini sangat banyak candi Buddha yang diperkirakan dibangun sekitar abad 12 Masehi. Namun, sayangnya perkembangan riset tentang situs-situs sejarah di sana dinilai berjalan di tempat.

Padahal, situs sejarah seperti Bahal, si Topayan, Aek Bahal, Tandihat dan Si Pamutung sudah ditemukan pertama kali oleh seorang peneliti asal Belanda, Franz Junghun di tahun 1846.

"Kalau kita lihat perkembangan riset penemuan situs Padang Lawas sangat tertinggal dari riset yang dilakukan terhadap situs Sungai Batu Kedah Malaysia yang baru ditemukan tahun 2009," ujar dosen Fakultas Ilmu Budaya USU yang juga Peneliti di Unit Pengembangan Riset (UPR) Ilmu Budaya USU, Suprayitno, kepada wartawan di Medan, Kamis (19/5).

Suprayitno menyebutkan, meskipun situs Padang Lawas sudah ditemukan sejak tahun 1846, namun hingga sekarang masih belum dapat menjawab kepastian tentang keberadaan pemukiman di sekitar wilayah tersebut. Kondisi ini, ujarnya, membuat para arkeolog berkesimpulan bahwa bekas pemukiman yang ada di Padang Lawas yang pernah ada hilang akibat erosi sungai.

"Kondisi inilah yang menjadi penyebab belum lengkapnya penulisan sejarah mengenai peradaban di Padang Lawas," terang Suprayitno.

Dikatakannya, kalau melihat situs Batu Kedah Malaysia yang baru ditemukan tahun 2009, situs Padang Lawas sangat tertinggal. Majunya situs Batu Kedah saat ini memberikan gambaran kemajuan penyelidikan arkeolog di Malaysia.

"Situs ini diperkirakan ada pada abad 3 Masehi, saat ini situs sungai Batu Kedah sudah dirawat dan dilindungi menjadi lokasi wisata sejarah. Bahkan di lokasi itu juga sudah didirikan pusat laboratorium penelitian untuk mahasiswa dan siswa," katanya.

Dia melanjutkan, pemerintah Malaysia sudah melihat kalau situs ini dari sisi ekonominya bahwa situs sejarah sangat berharga. Menurutnya, berbeda dengan pemerintah kita yang belum melihat situs sejarah dari segi ekonomi.

Suprayitno menyebutkan, tentunya jika situs Padang Lawas ini dapat disingkap lebih jauh dengan melakukan penelitian ulang sehingga menghasilkan kesimpulan pada abad berapa terjadinya pemukiman di kawasan tersebut, tentu saja akan memberikan kontribusi terhadap kemajuan penyelidikan arkeologi dan sejarah di Asia Tenggara.

Untuk itulah, kata Suprayitno, pihaknya akan menggelar seminar antar-bangsa untuk mengungkap peradaban Asia Tenggara melalui situs Padang Lawas dan situs Sungai Batu di Kedah. Tujuannya tak lain untuk menginventarisasi warisan sejarah peradaban di Padang Lawas dan Sungai Batu Kedah, juga mengungkap hubungan kedua situs itu dalam konteks hubungan dua bangsa serumpun.

"Dengan seminar ini nantinya kita ingin membuka jalan untuk bisa melakukan penelitian kembali ke Padang Lawas, kita berharap nantinya akan ada kerja sama antara kita dengan peneliti Malaysia untuk meneliti keterkaitan antara kedua situs Padang Lawas dan warisan sejarah peradaban Sungai Batu Kedah," kata Suprayitno.

Upaya ini, katanya, dilakukan karena hingga saat ini anggaran yang dikucurkan untuk melakukan penelitian situs sejarah juga sangat minim. "Kita berupaya membuka kerja sama dengan pihak luar seperti dengan USM Malaysia," katanya.

Suprayitno yang juga Ketua Panitia dalam seminar ini menyebutkan, seminar ini nantinya akan diselenggarakan Rabu (25/5) di Laboratorium Pariwisata USU. Kegiatan ini diselenggarakan oleh UPR Fakultas Ilmu Budaya USU dan Pusat Penyelidikan Arkeologi Global (PPAG) Universiti Sains Malaysia, Pulau Pinang Malaysia.

Sekretaris Panitia, Jhonson Pardosi mengungkapkan pembicara dalam seminar ini nantinya akan melibatkan dosen dan mahasiswa dari PPAG USM Malaysia juga pihak Balai Arkeologi serta peneliti dari UPR Fakultas Ilmu Budaya. "Kami berharap dari seminar ini masyarakat akan mendapatkan informasi terkait kedua situs sejarah tersebut yang lebih komprehensif," terang Jhonson. (ramita harja)


Sumber:
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2011/05/20/35201/situs_padang_lawas_harus_diteliti_ulang/#.T_Z3KRc9WWE

No comments:

Post a Comment