Pages

Thursday, July 5, 2012

Nilam Pakpak Bharat di SME"sco

Medan Bisnis Online, 16 April 2007

Nilam Pakpak Bharat di SME"sco

*junita sianturi


Pakpak Bharat adalah salah satu kabupaten yang memiliki potensi yang sangat tinggi di sektor pertanian. Beragam hasil pertanian ada di daerah tersebut, mulai tanaman pangan, hortikultura, tanaman keras sampai perkebunan. Namun, dari beragam komoditas tersebut, hanya ada beberapa jenis tanaman yang menjadi andalan dari kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Dairi tersebut. Sebut saja, nilam.


Ya, tanaman nilam yang dinilai dapat menguras unsur hara dalam tanah ini akan menjadi andalan Kabupaten Pakpak Bharat selain gambir. Kedua komoditas ini ke depan diharapkan mampu menggenjot pendapatan asli daerah (PAD) Pakpak Bharat terutama pendapatan petaninya.

Bukan itu saja, dengan "menjual" potensi tersebut terutama nilam diharapkan mampu menarik investor baik lokal maupun asing dalam membangun Pakpak Bharat. Apalagi, selama ini diketahui, nilam dari Pakpak Bharat cukup terkenal bahkan menjadi primadona di pasar dalam negeri maupun dunia.

Itu terlihat dari pameran SME'sco yang diselenggarakan oleh Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenegkop dan UKM) pada 4 - 8 April lalu di Jakarta Convention Center (JCC) yang dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Stan Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Sumatera Utara diisi dengan beragam produk unggulan dari 20 kabupaten/kota di Sumut, sebut saja jeruk, markisa dan terung belanda dari Kabupaten Karo, manisan buah-buahan UD Delima milik Karimah dari Kota Medan serta gambir dan minyak nilam dari Kabupaten Pakpak Bharat.

"Kami, hanya membawa dua komoditas yang menjadi andalan kami saat ini," aku Ripmo Padang Batanghari SP, perwakilan dari Perindagkop, Penanaman Modal, Pariwisata Kabupaten Pakpak Bharat kepada MedanBisnis, di JCC, Jakarta pada saat pembukaan SME'sco.

Didampingi Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumut Ridwan Siregar dan Kasi Promosi dan Fasilitasi Rumerahwaty Berutu, Ripmo mengaku, ada beberapa pengusaha yang tertarik dengan minyak nilam yang mereka pajangkan di stan pada pameran tersebut. Sebut saja di antaranya, dari PT Arta Pacific.

Ya, Managing Director perusahaan itu, Jodi Sucipto MBA mengaku kalau minyak nilam dari Kabupaten Pakpak Bharat cukup baik dibanding daerah lainnya. Karena itu, ke depan ia berharap dapat bekerja sama dengan Pemkab Pakpak Bharat dalam pengadaan minyak nilam.

"Saya bersyukur bisa mengikuti pameran tingkat nasional ini (SME’sco-red), karena ini merupakan ajang promosi bagi dunia usaha terutama usaha kecil dan menengah (UKM). Dan, ini merupakan kali pertama Pakpak Bharat mengikuti pameran SME’sco yang diadakan Kementerian Koperasi dan UKM," aku ibu tiga anak ini.

Ripmo juga berharap, adanya kerja sama dari pengusaha yang tertarik dengan minyak nilam ini. "Ada beberapa pengusaha yang sepertinya tertarik dengan minyak nilam. Dan, kami berharap, selepas pameran ini, ada kontak bisnis antara pengusaha dengan Pemkab Pakpak Bharat terutama petani nilamnya," imbaunya.

Mengenai luas tanaman nilam di Pakpak Bharat, menurut Ripmo masih relatif kecil, mencapai 153 hektar yang tersebar di beberapa daerah. Namun, yang menjadi sentra tanaman nilam di kabupaten itu adalah di Kecamatan Si Tellu Tali Urang Jehe, dan Kecamatan Salak.

"Saat ini memang luasnya masih sedikit, tetapi ke depan jumlahnya akan berkembang mengingat potensi yang dimiliki Pakpak Bharat cukup tinggi ditambah dengan harga jual minyak nilam saat ini cukup menjanjikan, sehingga membuat petani tertarik untuk mengembangkannya," ucap alumni Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) ini.

20 Jenis Komoditas

Menyahuti hal tersebut, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumut Ridwan Siregar juga berharap adanya kerja sama di kemudian hari. "Inilah yang kita harapkan dari pameran ini. Jadi, tidak hanya sekadar mengikuti pameran saja atau sekadar rutinitas.

Ya, mudah-mudahan, pengusaha yang berkunjung tadi benar-benar tertarik dan mau menjalin hubungan bisnis dengan Pakpak Bharat. Karena dengan begitu, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat terutama petani minyak nilam," ucap Ridwan.

Lebih jauh Ridwan menambahkan, pelaku UKM yang mengikuti pameran SME’sco tahun 2007 ini ada 20 orang dari beberapa kabupaten/kota di Sumut dengan komoditas yang berbeda. Namun, karena keterbatasan dana maka ke-20 jenis produk tersebut dibuat dalam 10 stan. "Jadi, untuk Dinas Koperasi dan UKM Sumut ada 10 stan dalam pameran ini," jelasnya.

Ke-20 jenis produk tersebut, antara lain tenunan ulos Batak dari Kota Pematangsiantar dan Tapsel, kopi dan tipa-tipa dari Kabupaten Tobasa, bordir, mukenah dan sulam aplikasi dari Kota Medan, jeruk, terung belanda, buah markisa dan sirup markisa dari Karo dan dodol durian serta pernak-pernik dari kulit penyu dari Kabupaten Nias.

"Nias dan Pakpak Bharat merupakan peserta yang baru pertama kali ikut selama Pameran SME’sco dilangsungkan pada tahun 2003. Dan, pameran ini merupakan yang kelima kalinya diselenggarakan oleh Kemenegkop dan UKM untuk tingkat nasional," terang Ridwan.


Sumber:
http://library.unud.ac.id/kliping/wp-content/uploads/2012/Kehutanan/Nilam_Pakpak_Bharat_di_SME_sco.htm

No comments:

Post a Comment