Pages

Saturday, July 7, 2012

Merguru Tatak Pakpak

Merguru Tatak Pakpak
Oleh : Muda M. Banurea & Pandapotan Solin

Pagelaran Musik & Tari Tradisionil Pakpak Kerjasama Dewan Kesenian Pakpak Bharat, USU dan Ford Foundation

“Tatak”, atau tarian sebagaimana didaerah lain di Indonesia sebagai kekayaan khasanah budaya bangsa juga terdapat di daerah Pakpak. Pada  masyarakat Pakpak “tatak” atau tarian merupakan unsur kesenian penting yang hadir dalam aktivitas keseharian masyarakatnya. Berbagai kegiatan kemasyarakatan baik dalam acara-acara adat apalagi acara-acara ritual sebelum kehadiran Agama “tatak” akan selalu tampak. Oleh karenanya, dia merupakan bagian dari perlaku masyarakatnya yang selalu terimplementasi dalam kehidupan keseharian. Kini meski dengan pemaknaan yang mungkin berbeda, upacara ritual tetap dilakukan sebagai cerminan berbagai simbol kebudayaan. Upacara yang masih dilakukan misalnya menanda tahun, ketika musim tanam hendak dimulai. Dengan demikian tentu pula, tatak masih tetap ada dan eksist.

Sebagai salah satu etnis di Indonesia khususnya di Sumatera Utara Pakpak memiliki berbagai jenis tarian, baik tarian adat dan tarian muda-mudi atau bersifat hiburan. Tarian adat umumnya diperlihatkan secara otomatis pada upacara-upacara adat baik “kerja baik” maupun “kerja Njahat” (Acara suka maupun duka). Acara suka khususnya dalam “ulan merbayo” atau pesta perkawinan akan ada bagian dari episode acara menampilkan tarian. Pada saat menyambut kehadiran pihak “puang” atau “kula-kula” (kerapat pihak perempuan), pada saat menyambut “dengan sibeltek atau sinina” (Kerabat ahli bait) dan juga “berru”. Dalam acara Kerja Njahat apalagi. Tatak menjadi menu utama. Kerja Njahat dimaksud misalnya pada acara duka cita, meninggalnya seseorang yang sudah berusia lanjut atau tua yang lazim disebut ncayur tua, mengkurak tulan atau merngangkat tulang-tulang orang tua yang sudah lama meninggal, pendirian tugu ( penangkihken tulan mi jerro) dan lain-lain. Segala bentuk penghormatan terhadap kehadiran setiap para pihak baik puang kula-kula, dengan sebeltek, berru, bere, buberre, sipemerre, sinina dan semua kerabat ditandai dengan tatak. Belum lagi bahwa sebelum orang tua dimakamkan, maka akan diantarkan melalui tarian “sisangkar laus” sebagai tarian penutup. Oleh karena itu keberadaan tatak adat jauh lebih tua dibanding dengan tatak muda-mudi.

Sementara itu Tatak muda-mudi ( hiburan ) keberadaannya tampaknya relatif baru. Bahklan baru populer di tahun enam puluhan. Jaman dahulu tidak terlalu banyak tarian yang berkonotasi sebagai tarian muda-mudi, ada beberapa seperti “ndembass”. Namun sejak enampuluhan berbagai jenis tatak bermunculan. Meskipun pada dasarnya diangkat atau dikareografi dari tarian mada masa dulu. Tidak dapat dikatakan sepenuhnya baru, tetapi mungkin bentuk dan formasinya tergolong baru. Tarian jenis inilah yang kini lebih dikenal, dibanding akar tariannya. Beberapa yang cukup terkekal diantaranya tatak garo-garo, tatak tintoa serser, tatak menabi page, tatak menulangat dan lain-lain beberapa jenis tarian ini juga akan dicoba diperkenalkan pada buku ini.

Meski demikian, tatak adat dan tatak muda mudi sebagaimana berlaku pada etnis lainnya di indonesia, kini lebih bersifat menghibur dan oleh karenanya tatak adat juga menjadi salah satu mata acara dalam event-event yang bersifat hiburan. Tatak adat tidak lagi semata-mata diterjemahkan sebagai bentuk pemujaan, tetapi sebagai bentuk penghormatan dan simbol-simbol berbagai bentuk ritual lainnya.

GERAKAN DASAR TATAK PAKPAK

Sebelum terbentuk sebagai satu harmoni dari gerak, lagu dan formasi tentu ada bentuk-bentuk dasar dari berbagai tarian tersebut. Dalam hal ini, itulah yang kami namakan sebagai gerakan dasar. Gerakan inti yang mengilhami berbagai bentuk kreasi gerakan dalam satu tarian. Gerakan badan, gerakan mata, gerakan tangan dan kaki berpola pada gerakan-gerakan dasar. Gerakan-gerakan inti yang umumnya terdapat pada banyak jenis Pakpak. Dapat dipastikan bahwa keselurahan tarian Pakpak bersumber pada gerakan dasar ini.

    GERAKAN DASAR MATA

Gerakan dasar mata terdiri dari gerakan

    “Mbidak” dimana posisi mata terbuka dan memandang lurus kedepan dengan posisi kepala tegak lurus
    
    “Menereng” adalah  gerakan mata melirik  baik kearah kiri maupun arah kanan dengan posisi kepala tetap menghadap lurus kedepan.

    “Tumulih” adalah gerakan mata yang Menoleh serong kekiri maupun serong kekanan dengan diikuti oleh gerakan kepala searah dengan mata.

    “Mengkerdep” gerakan mengedipkan mata dengan berbagai variasi kedipan.

    GERAKAN DASAR KEPALA

    “Jeddak” Posisi kepala tegak lurus dan diikuti dengan pandangan mata dengan arah yang juga lurus kedpan.
    “Tumulih” Gerakan organ kepala yang mengikuti gerakan mata yang menoleh kekiri maupun kekanan. Dagu bergerak lurus sesuai dengan arah gerak kepala.
 
    “Tungkuk” yaitu gerakan kepala menunduk dengan pandangan mata yang tidak selalu searah dengan kepala. Pada saat kepala menunduk mata bisa melihat atau melirik kedepan tetapi juga bisa melihat kebawah. Dagu di jatuhkan sehingga kepala posisi menunduk.

    “Tumbereng” gerakan kepala dengan posisi miring  baik kekiri maupun kekanan, mebentuk sudut 45 derajat. Pada posisi kepala tegak ,lalu dagu bergerak sedikit pada gerak kepala kekiri dan kekanan, dengan mata bergerak halus ke mana arah kepala.

    “Tumeleng” Dagu bergerak diturunkan sedikit dengan menggerakkan urat leher. Pada saat demikian tentu gerakan mata tumeleng yakni melirik keatas, tanapa menggerakkan kepala.

    GERAKAN DASAR BADAN

    “Tumeleng”sebuah posisi badan yang miring kadang terlihat seperti hendak jatuh, gerakan yang juga dibarengi dengan gerakan tangan dan kaki Bahu digerakan kedepan dan kebelakang dengan menjatuhkan sedikit.

    “Kumessing”, gerakan berputar seluruh badan. Kaki bisa menerser cikora, kumessing atau menukul. Seluruh tubuh berputar keliling.

    “Kumoser” atau bergeser, gerakan badan yang bergeser kekiri maupun kekanan. Bahu di gerakkan kekiri dan kekanan lurus. Dengan posisi badan sudut 300

    “Kumisar” Berputar setengah lingkaran

5. GERAKAN DASAR TANGAN

5.1 .“MENGADEP” ( Menyembah ), kedua belah tangan dirapatkan tepat di depan dada sebagaimana gerakan menyembah, , jari – jari saling dempet rapat ujunng jari keatas. Sering hanya tegak lurus tetapi dapat pula diiringi dengan gerakan badan kumessing. Posisi kepala dalam mengadap tegak.

5.2.       “MENGELEAP” gerakan dengan mengayunkan tangan. Tangan yang diayunkan kekiri atau kekanan, bisa dengan keseluruhan lengan berikut bahu tetapi bisa juga tanpa bahu bahkan dimaksudkan juga bagi gerakan jemari tangan. Oleh karena itu terdapat banyak jenis gerakan mengeleap.

5.2.1.      “Mengeleap menuruk”, gerakan mengayunkan tangan seperti menyendok yakni menjolorkan tangan dari bawah menuju keatas. Tangan bergerak lurus kedepan ,jari – jari rapat, tetapi ibu jari di lipat ke telapak tangan.Sewaktu bergerak tumpuan pada siku tangan.

5.2.2.      “Mengeleap cikora” gerakan mengayunkan kedua belah tangan menyilang silih berganti. Kedua tangan pada posisi X .jari tangan rapat ,ibu jari di lipat  ketelapak tangan pada posisi tutup. Setelah di buka atau digerakkan tangan kiri ke kiri, tangan kanan ke kanan.Jari tangan terbuka lurus kedepan , siku tangan bergerak halus hingga menyentuh badan.


5.2.3.    “Mengeleap Menganggun”, gerakan ini hanya mengayunkan tangan, dimana posisi tengan berbentuk segitiga dan terkesan sedang menyikut sesuatu. Oleh karena itu bahu ikut mengiringi gerakan sikut.

5.2.4.      “Mengeleap Perekurikan” ( Ekor ikan mengibas )
 Jari tangan rapat, ibu jari ke telapak tangan dan tumpuan gerakan pada pergelangan tangan.

5.2.5.      “Mengeleap Menakil”, gerakan tangan seperti hendak memotong  dan menebang, baik dalam posisi tegak lurus maupun miring. Jari tangan rapat, ibu jari  lipat kedalam telapak tangan tumpuan gerakan pada siku dan  tangan di gerakkan dari posisi jari di angkat sejajar bahu, di turunkan dengan tegas ke depan dengan bergantian.


5.2.6.      “Mengeleap Kumayap” Posisi tangan direntangkan sejajar bahu jari tangan lurus ketika di gerakkan badan juga (Tumeleng) atau ketika tangan kanan turun maka bahu kanan juga turun sedikit dan juga sebaliknya.

5.2.7.    “Mengeleap Kumatirtir” Jari tangan direnggangkan sedikit, ketika bergerak mulai dari depan sejajar perut posisi X bergerak keatas kepala juga posisi X, saat lengan bergerak jari jari juga bergerak  ( jari tengah,jari telunjuk ) gerakan seperti burung terbang.sehingga jari – jari bergerak gerak bagaikan di tiup angin.

5.2.8. “Mengeleap Kirames” gerakan tangan yang cenderung tanpa menyertakan bahu dan lengan melainkan hanya memainkan jemari secara berututan layaknya sedang memeras sesuatu. Gelang tangan bergerak memutar ,jari jari bergerak berputar sehingga ujung jari berkumpul di telapak tangan , kiri maupun kanan.

5.2.9. “Mengeleap Mengkupul “ gerakan mengayunkan tangan keatas maupun kesamping dimana posisi jari dikepalkan. Gerakan simbolik dari tangan yang sedang memegang sesuatu dengan erat.

5.2.10. “Mengeleap Memeltik”, menjentikkan tangan bahkan hingga menimbulkan bunyi diikuti dengan ayuna tangan yang seirama dengan arah jentikan. Ibu jari dan jari tengah saling bergesek sehingga menghasilkan bunyi ,sementara jari telunjuk posisi lurus, jari manis dan jari kelingking merapat bertelapak tangan.

5.2.11.  “Mengeleap menampar”, ayunan tangan seperti mengibaskan atau mengusir sesuatu.

5.2.12.  “Mengeleap Mengkilap”, Jari tangan rapat dari posisi pinggang , diangkat sejajar bahu sewaktu di gerakkan ke atas pergelangan tangan menggerakkan jari tangan keatas kebawah

5.3. BUNGA – BUNGA Kelima jari jari bergerak gerak. sehingga jari jari menjadi renggang dan rapat.

5.4. MENGEMBAS ( Mengibas ) Sikap dasar tanganKedua tangan serentak bergerak kekiri dan kekanan dengan dimulai  dari depan hingga kesamping kiri/kanan sejajar  pinggang.

6. GERAKAN DASAR KAKI

Gerakan dasar kaki terdiri dari gerakan berdiri dengan kedua kaki, berdiri dengan satu kaki, jinjit, berjalan biasa, duduk dengan berbagai variasi posisi kaki dan juga melompat. Masing-masing gerakan ini juga memiliki variasi.

6.1.CENDER atau  berdiri  dengan kedua kaki menginjak lantai memilki posisi gerakan bervariasi diantaranya :

6.1.1. “Menerser cikora”, berdiri dengan melangkahkan kaki kesamping secara menyilang. Banyaknya langkah kekiri dan kekanan biasanya dalam delapan hitungan. Gerakan menerser cikora selalu dikuti dengan gerakan tangan mengeleap  dan juga beberapa diantaranya menyertakan gerakan badan. Posisi kaki rapat ,sewaktu bergerak kekiri kaki kanan, di angkat setinggi ­kurang lebih 10 cm.dengan bersamaan tumit kiri di angkat setinggi kurang lebih 10 cm, sehingga tumpuan berat badan pada jemari menekan ke lantai, posisi kaki kiri akan berbentuk huruf  X.dan begitu juga sebaliknya.

6.1.2. “Menerser Kumisar” menggerakkan telapak kaki bergeser dengan posisi segitiga kekiri dan kekanan.  Diawali dengan pertemuan kedua ujung kaki bagian belakang dan lalu kemudia mempertemukan kedua ibu jari dan kembali pada posisi awal dimana kedua ujung kaki bagian belakang sipertemukan. Tumit rapat, kaki terbuka membentuk sudut 600 ,dilakukan pada gerakan bergeser kekiri dan kekanan.bila kekanan tumit kanan di angkat bergerak kekanan setinggi 10 cm, ujung jemari kiri bergerak setinggi kurang lebih 10 cm, sehingga ujung kaki kiri bersentuhan ( rapat ). Pada posisi ini tumpuan berat badan pada tumit kiri dan ujung kaki kanan seterusnya , tumit kiri diangkat bergerak ke kanan setinggi 10 cm.ataupun sebaliknya.

6.1.3. “Menerser Kumoser” ( Bergeser Pendek ) Posisi kaki lurus rapat tidak bersentuan. Bergeser kekiri  +10 cm, mengangkat kedua lutut bergerak ke kiri setinggi 5 cm, sehingga tumpuan berat badan pada kedua ujung kaki dilantai. Kedua ujung kaki diangkat bergeser ke kirisetinggi 5 cm. Bergerak kekiri kurang lebih 10 cm, sehingga tumpuan berat badan pada kedua tumit begitu seterusnya, selanjutnya  kebalikannya.

6.1.4.      “Menerser Kumessing” gerakan berputar 360 derajat dimana perputaran telapak kaki  dilakukan menerser kumisar. Bergeser berputar di tempat.

6.1.5.      “Menerser Menukul” gerakan menggerakkan kedua kaki kekiri dan kekanan dengan posisi ujung kaki bagian belakang menginjak tanah sementara ujung jari diangkat keatas. Mengangkat kaki bergerak kekiri ,kekanan, kedepan dengan cara menginjak- injak.

6.1.6. “Menerser mengosos”, gerakan menarik kaki kedepan dan kebelakang secara bergantian. Posisi telapak kaki tetap menginjak tanah dan tidak diangkat.

6.2.MENGKAH – ENGKAH ( Njinjit ) Tumit kanan di angkat kurang lebih 10 cm tumpuan pada ujung jemari, tumit kiri di angkat kurang lebih 5 cm dengan tumpuan pada telapak kaki sampai ujung jemari kaki, dan digerakkan naik turun tanpa menggeser kaki artinya bergerak di tempat. Gerakan badan naik turun dengan pinggul bergoyang.

6.3. MANGKAT – ANGKAT ( Melompat – lompat ) Kaki kiri dan kaki kanan bergantian di angkat setinggi lutut , pada posisi berdiri di tempat , kedepan dan kebelakang serta kekiri dan kekanan. Jika kaki kanan di angkat setinggi lutut .maka kaki kanan di angkat setinggi kurang lebih 8 cm sambil melompat di tempat.

6.4.LANGKAH SITELLU ( Langkah Nan Tiga ) Melangkah pada posisi kaki di bentuk segitiga sama kaki dengan cara bergerak kekiri , kekanan, kedepan serta kebelakang baik kaki kiri / kanan bergantian pada setiap melangkah. Hitungannya cenderung tiga, posisinya juga terhitung tiga. Gerakan kaki nantiga untuk indahnya harus juga melihat gerakan tangan yang mengikutinya, yang juga cenderung membentuk segitiga.

6.5.MENJENGKUR ( Duduk )

6.5.1.      “Menjengkur Dalsat” Posisi duduk lutut menyentuh lantai , kedua ujung jemari kaki menyentuh lantai tumpuan badan pada ujung jemari dan lutut pinggul.

6.5.2.    “Menjengkur Seoh” Kedua ujung jemari menyentuh lantai , kedua lutut di angkat setinggi 20 cm  dari lantai dengan posisi lutut diayunkan kekiri dan kekanan. Posisi menjengkur akan selalu diikuti oleh gerakan tangan dan badan yang bergerak seirama.

6.6.PATEKKAH, Melangkah kedepan dan mundur kebelakang. Bila kaki kanan melangkah kedepan maka kaki kiri mengikuti setengah dari langkah kaki kanan dan sebaliknya demikian juga untuk langkah kebelakang.

6.7.CIDONGKAH

6.7.1.      Cidongkahkah Pertama Mengangkat kaki sebelah sehingga tumit sejajar tinggi lutut, kearah depan ( Kaki berbentuk kaki depan kursi antara lutut dan telapak kaki berada pada posisi sedikit miring dan tidak tegak lurus).


6.7.2.      Cidongkahkah Kedua Mengangkat sebelah kaki setinggi lutut bergerak ke belakang sehingga kaki membentuk huruf.

6.7.3.      Cidongkahkah Ketiga Mengangkat kaki sebelah sehingga tumit sejajar tinggi lutut.dengan mengangkat sebelah kaki kedepan ( kaki berbentuk kaki kursi atau huruf H ) seterusnya mengangkat kaki sebelah lagi dengan melompat di tempat.

6.7.4.      Cidongkahkah Keempat, Mengangkat sebelah kaki setinggi lutut bergerak kebelakang ,sehingga kaki berbentuk huruf L ,seterusnya mengangkat kaki sebelah lagi dengan melakukan lompatan di tempat, artinya tidak merubah tempat  berdiri.


6.8. LANGKAH SITELLU / BUNGA-BUNGA ( Langkah tiga )

Demikian beberapa gerakan dasar, yang hanya akan memperlihatkan keindahan jika dipadukan dengan meramu berbagai gerakan baik mata, tangan, badan dan kaki. Jika tidak maka ia tidak tampak sebagai sebuah tarian melainkan hanya seperti sedang melakukan gerakan senam. Ramuan gerakan tersebut untuk menjadi sebuah tarian harus pula dirangkaikan dengan formasi. Bentuk formasi penari bisa bersaf, membentuk huruf V, bulat atau lingkaran, memanjang kebelakang dan berbagai variasi formasi lainnya. Penari harus selalu bergerak baik dengan keseluruhan organ maupun hanya organ tertentu seperti tangan atau pinggul danlain-lain.


Sumber:
http://pakpaksim.wordpress.com/2010/09/02/merguru-tatak-pakpak/

No comments:

Post a Comment