Pages

Thursday, June 21, 2012

Samosir dari Menara Pandang Tele


Samosir dari Menara Pandang Tele




Pagi itu, sangat cerah di Samosir. Udaranya bersih segar tanpa polusi. Tepat di depan hotel yang kami inapi terhampar Danau Toba. Dapatkah anda bayangkan bagaimana indahnya pemandangan dari kamar hotel kami? Benar-benar seperti lukisan alam. Hari ini kami akan mendaki gunung untuk melihat pemandangan dari tempat yang tinggi. Sebelum melakukan pendakian, kami mengunjungi sebuah lokasi yang diyakini sebagai tempat asal mulanya orang Batak. Tempat itu adalah Sianjur Mulamula, di sanalah letak perkampungan orang Batak yang dikenal dengan sebutan Sihulati. Di area Sihulati ini, berdiri sebuah rumah adat Batak yang diyakini sebagai rumah Raja Batak pada waktu itu. Tak jauh dari rumah Raja Batak, mengalir mata air yang dulunya pernah digunakan oleh Raja Batak untuk memenuhi keperluan.

Sianjur Mula Mula berjarak sekitar 5 km dari Pangururan. Perjalanan memiju Sianjur Mula Mula sangat menyenangkan. Keindahan pemandangan di sekitarnya tidak luput dari pandangan masa. Kami juga harus melewati jembatan perbatasan antara Pulau Samosir dan Pulau Sumatera, sebab Sianjur Mula Mula yang tercatat dalam Kabupaten Samosir ini terletak di dataran yang ada di seberang Pulau Samosir.

Jembatan yang diberi nama Tano Ponggol ini sehenarnya adalah urugan tanah yang dulunya dibuat pada masa penjajahan Belanda. Lepas dari Jembatan Tano Ponggol, jalanan mulai nyaman untuk kami lalui. Aspal sudah mulus tapi petualangan baru akan dimulai dari sana.

Ciri khas jalan lintas Sumatera berliku dan sempit. Sempat beherapa kali mobil yang kami tumpangi berpapasan dengan bus, truk dun mobil-mobil hesar lainnya. Benar-benar membuat saya tak berani melihat ke jalan raya. Akhirnya kami sampai juga di Sibulati.

Di sana terdapat sehuah rumah adat Batak. Persis di belakangnya, tampak patung-patung yang menggambarkan sosok Raja Batak hersama istrinya yang sedang duduk di singgasana. Ada dua sosok patung pengawal yang berdiri di kedua sisinya. Tidak jauh dari singgasana, terdapat heberapa patung anak laki-laki yang sedang hermain. Di dekatnya ada hentuk miniatur gua yang diyakini sebagai rumah pertama dari Raja Batak.

Usai dari Sibulati, kami naik ke gunung Pusuk Buhit yang terletak sekitar 1.800 mdpl. Menurut kepercayaan masyarakat Batak, dari bukit inilah untuk pertama kalinya pencipta alam semesta yang dikenal dengan sebutan Mula Jadiabolon, menampakkan diri di bumi. Sehingga wajar, bila sampai saat ini kawasan tersebut masih menjadi lokasi wisata sejarah.

Kami tidak sempat naik keatas gunung Pusuk Buhit, karena waktu sudah tidak memungkinkan, jadi kami memutuskun untuk melanjutkan perjalanan menuju Menara Pandang Tele. Menurut masyarakat Samosir, dari sana wisatawan dapat melihat Pulau Samosir seutuhnya. Dari Pangururan menuju Tele hampir 12 km, namun karena kami dari Gunung Pusuk Buhit jadi perjalanan telah ditempuh separuhnya, hanya sekitar 4-5 km lagi ke atas.

Suguhan pemandangan yang indah kami nikmati saat jalanan mulai menanjak menuju Tele. Udara yang sangat segar dan sejuk serta deretan pohon pinus, menemani kami sampai ke puncak Tele. Bila Anda tidak menyukai perjalanan air, jalur yang melewati Tele dapat dipilih sebagai jalur alternatifnya.

Sekitar 45 menit waktu yang diperlukan untuk kami tiba di puncak. Jalur yang ditempuh, hanya ada satu. Jalan yang lebarnya hanya seukuran satu kendaraan ini punya peraturan wajib yang tidak tertulis.

Bila kita herpapasan dengan mobil dari arah Tele, maka mobil tersebut wajib herhenti dan memberi jalan yang dari bawah. Tidak terhitung herapa kali kami berpapasan dengan mobil-mobil lain dan mereka langsung mencari tempat yang agak luas untuk berhenti dan memberi jalan untuk kami lewati.

Dari kejauhan kami dapat melihat ada sebuah menara berwarna putih bertingkat tiga di ujung jalan. Tepat di belakang menara ada tiga rumah makan yang sekaligus menjadi tempat istirahat hagi para pengendara yang melakukan perjalanan jauh. Hari sudah sangat siang, kami memutuskan untuk menikmati makan siang sebelum naik ke Menara Pandang.

Yada tingkat pertama dapat terlihat birunya Danau Toba dan Pulau Samosir yang benar-henar indah. Karena kurang puas kami memutuskan untuk naik satu tingkat lagi ke atas. Melihat hamparan pesona sejauh mata memandang, membuat saya terkagum-kagum dengan apa yang dimiliki oleh alam negeri ini.

Perjalanan untuk hari ini herakhir di Menara Pandang Tele. Kami langsung kembali ke Pangururan untuk beristirahat karena hari sudah menunjukkan pukul 18.15. Masih banyak perjalanan yang harus ditempuh besok.

Penulis : Bianka
Sumber : Majalah Travel Club

Peta Lokasi :
Data peta ©2012 GMS, Google, MapIT, Tele Atlas - Syarat Penggunaan
Peta
Satelit
Hibrida

SALAM HANGAT DARI LIBURAN.INFO...

TEMAN-TEMAN PEMBACA LIBURAN.INFO DI INDONESIA DAN SELURUH DUNIA, SILAKAN BERBAGI PERISTIWA SEPUTAR KEHIDUPAN DI SEKITAR ANDA DAN PERJALANAN-PERJALANAN ANDA ATAU ARTIKEL-ARTIKEL YANG TERKAIT DENGAN PARIWISATA DI INDONESIA DAN DUNIA BAHKAN TEMPAT-TEMPAT MAKAN YANG ENAK-ENAK DIMANAPUN ANDA BERADA. KIRIMKAN ARTIKEL DAN FOTO ANDA LANGSUNG MELALUI EMAIL:

INFO@LIBURAN.INFO ATAU INFO@TRANSPOTRAVEL.COM

ATAU LOGIN DI LIBURAN.INFO DAN KLIK MENU SUBMIT NEWS.

SALAM LIBURAN INDONESIA...



Sumber:

No comments:

Post a Comment