Pages

Thursday, June 21, 2012

Penerjemah Aksara Batak


Penerjemah Aksara Batak

Piranti lunak komputer yang dapat mengalihaksarakan huruf latin menjadi tulisan beraksara Batak yang disebut Transtoba2 secara resmi diluncurkan akhir pekan lalu. Acara peluncurannya berlangsung di Auditorium Universitas Sisingamangaraja XII, Jl. Perintis Kemerdekaan, Medan.

Peluncuran program transliterasi aksara Batak ini dilakukan langsung oleh penemunya Prof. DR. Uli Kozok, seorang peneliti dari Hawaii University. Kozok menyatakan, dengan menggunakan program buatannya, tulisan yang menggunakan huruf latin secara otomatis bisa diubah menjadi beraksara Batak.

"Program Transtoba2 merupakan program komputer berbasis Java, dan dapat diaplikasikan sejumlah sistem termasuk Apple OS 10.5, MS Windows dan Vista," ujarnya.

Dia menambahkan, program Tanstoba2 tidak diperjualbelikan, melainkan ini adalah perangkat lunak bebas dibawah lisensi umum GNU dan dapat di-download dengan cuma-cuma. Transtoba2 juga dapat digunakan langsung di internet dengan mengakses transtoba2.seige.net.

Inti program Transtoba2 adalah huruf komputer (font) TrueType Surat Batak yang dikembangkan Uli Kozok serta sebuah perangkat alogaritma yang dikembangkan bersama Leander Siege dan Kozok.

Transtoba2 mengatasi permaslahan yang dihadapi peneliti, antropolog, sejarawan dan semua kalangan dalam menggunakan font Surat Batak.

"Aksara Batak bukan merupakan abjad murni, tapi sebuah Abugida atau bentuk tulisan gratem yang terdiri dari konsonan yang diikuti oleh vokal 'a'," terang Kozok.

Kozok juga mengatakan, aksara Batak punya keunikan yang tidak terdapat pada Abugida Nusantara lain, seperti Surat Ulu dari Kerinci, Rejang, Lampung, Lemak atau Serawai.

Hampir 95 persen naskah Batak saat ini ada di luar negeri. Sedang sisanya ada di sejumlah tempat di Sumatera Utara. "Sedikitnya lima ratus sampai seribu naskah Batak ada di sejumlah museum di Belanda. Dengan program Transtoba2 ini, kita bisa menghindari kepunahan aksara Batak," Kozok menandaskan.

Wah Indonesia kalah lagi nih. Masa' yang buat orang luar. Aksara Batak adalah warisan nenek moyang kita. Indonesia sepertinya harus mulai belajar memelihara budaya sendiri. Masa' diselamatkan orang lain. Makanya beberapa budaya milik kita diaku oleh negara lain. kalau terus terusan kayak begini, Indonesia akan semakin tergantung dengan bangsa lain. Pada akhirnya dijajah lagi. Tidak hanya ekonomi, tapi merambah pada budaya.
(Paragraf terakhir) bisa bisa Aksara Batak diaku Belanda dunk...!

Tapi bukannya su'udzon sii tapi kayaknya saking kompleksnya masalah di Indonesia, makanya semua lapisan perlu di perhatikan. Salut juga buat si Professor. Terima kasih Om!
Mulai dari diri sendiri, Mulai dari sekarang, Mulai dari sekitar kita..
Udah merdeka kok seperti tidak ada perubahan. Sudah Kebangkitan Nasional 100 tahun kok sama saja hehehe ...

No comments:

Post a Comment