Pages

Tuesday, June 5, 2012

Obyek Wisata Gua Natumandi di Kabupaten Tapanuli Utara Kurang Promosi


Obyek Wisata Gua Natumandi di Kabupaten Tapanuli Utara Kurang Promosi


Oleh : Lutfi Luberto
KBRN, Jakarta : Salah satu Obyek wisata alam yang dimiliki Kabupaten Tapanuli Utara Gua Natumandi , sampai saat ini masih kurang promosi dan terlantar. Obyek wisata alam Gua Natumandi terletak didesa Hutabarat Partali Kecamatan Tarutung, dan berada persisi di pinggiran aliran aek (sungai) Natumandi yang dahulu kala merupakan salah satu sungai untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari warga desa yakni untuk mandi, mencuci,serta air minum.

Kondisi gua Natumandi saat ini sudah memprihatinkan, karena lokasinya sudah tidak terawat dan banyak sampah sampah yang berserakan. Demikian juga sarana jalan menuju lokasi, banyak yang mulai rusak dan tidak terawat lagi akibat minimnya perhatian pengelola.

Salah seorang warga desa yang berdomisili di sekitar obyek wisata gua Natumandi Jekson Hutabarat, mengatakan,beberapa tahun terakhir perhatian pemerintah terhadap obyek wisata alam gua natumandi sudah berkurang dan ini terlihat dari sarana serta promosi yang minim dilakukan . Jumlah pengunjung yang datang semakin hari semakin sedikit.
“ Kalaupun ada yang datang melihat obyek wisata alam gua Natumandi, mereka hanyalah warga sekitar atau paling jauh adalah warga atau masyarakat yang bertempat tinggal di Kabupaten Tapanuli Utara, sehingga obyek wisata alam yang memiliki cerita sejarah kurang dikenal di dunia pariwisata’, ujarnya.

Kepala Dinas pariwisata Kabupaten Tapanuli Utara Parluhutan Hutauruk, kepada Eksposnews mengakui perhatian pemerintah terhadap obyek wisata alam gua Natumandi sangat minim . Karena menurutnya anggaran yang dimiliki Dinasnya sangat minim dan kurang mampu untuk menyerap atau membenahi semua obyek wisata yang dimiliki Kabupaten Tapanuli Utara.

“ Hanya 400 juta, anggaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang ditampung di APBD Kabupaten Tapanuli Utara tahun ini. Jadi di luar logika kita mampu untuk membenahi semua obyek wisata Tapanuli Utara dengan dana sebesar itu”, ujarnya.

Upaya yang dilakukan, namun semuanya tidak terlepas dari anggaran serta kemauan segenap elemen untuk mendukung program yang akan dilaksanakan. "Kita harapkan di tahun-tahun mendatang obyek wisata Tapanuli Utara akan dibenahi secara bertahap dan mendapat perhatian khusus dari pemerintah”, jelasnya.

asih ingat tentang Goa Natumandi Hutabarat? Ya tepatnya di Huta Hutabarat – Tarutung. Dahulu di Huta ini terkenal sekali gadis-gadis yang cantik bagaikan bidadari kayangan. Oleh karena itulah membuat banyak pemuda pergi martandang ke Huta ini untuk mendapatkan gadis-gadis idaman pemuda dari Huta Sekitarnya.

Pada suatu ketika, adalah seorang gadis yang sangat cantik yang bernama si Boru Natumandi boru Hutabarat bertenun ulos. Itulah salah satu kegiatan sehari-hari si Boru Natumandi yang cantik jelita itu. Saat si Boru Natumandi sedang bertenun uloas, datanglah ular jadi-jadian (siluman) – Ular ini dulu adalah jelamaan dari seorang Pemuda yang bermarga Simangunsong yang berhuta di Pulau Samosir.Saat ular itu berusaha menghampiri si boru Natumandi, ia justru melihat sosok ular tersebut adalah seorang pria yang gagah perkasa dan tampan. Saat itulah, sang ular berusaha merayu dan mengajak Si boru Natumandi untuk mau menikah dengannya.

Melihat ketampanan dan gagahnya sang ular jadi-jadian tersebut, Si boru Natumandi akhirnya menerima pinangan tersebut, setelah pinangannya diterima, sang ular kemudian mengajak Si Boru Natumandi untuk pergi menuju ke arah sungai Aek Situmandi dan melewati tempat pemandian sehari-hari Si boru Natumandi di Sungai Aek Hariapan. Dari tempat itu, mereka meninggalkan pesan kepada orangtua Si Boru Natumandi dengan cara menabur sekam padi dari tempat bertenun hingga ke Liang Si boru Natumandi sekarang.

Pesan sekaligus tanda itu artinya agar Bapak/Ibu dan semua keluarga mengetahui kalau dia telah pergi dan akan menikah dengan seorang pria, dimana sekam padi tersebut bermakna sampai dimana sekam ini berakhir, disitulah Si Boru Natumandi berada.
(Luthfi/Tobatabo/BCS)
(Editor : Besty Simatupang)

Sumber:

No comments:

Post a Comment