Pages

Thursday, June 7, 2012

Arkeolog Dukung Pengembangan Situs Padang Lawas


“Selaku arkeolog, tentunya saya sangat mendukung rencana pengembangan situs peninggalan abad ke-12 tersebut,” kata Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Komisariat Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam, Lucas Partanda Koestoro, di Medan, Rabu.
Namun, lanjut dia, sebelum dilakukan pengembangan perlu ada beberapa hal yang harus dilakukan terlebih dulu yakni objek tersebut dijamin lestari dalam hal terjaga keamanannya dan begitu juga dengan status kepemilikan lahan harus jelas.
Setelah itu, dilakukan penelitian lanjutan dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, dan juga melakukan penguatan terhadap objek cagar budaya itu agar tidak mudah rusak serta konsentrasi pada pengawetan.
Kalau ini sudah dilakukan, baru dipikirkan pemanfaatan objek situs tersebut, terutama sebagai objek wisata sejarah dan budaya, tapi hal yang juga tidak perlu lupa dipikirkan adalah melibatkan masyarakat sekitar dalam hal pengembangan situs tersebut.
“Infrastruktur berupa akses ke lokasi juga harus dipikirkan. Kalau ini sudah berkembang, tentunya masyarakat akan merasakan dampak positifnya, misalnya penginapan, penjualan souvenir,” kata peneliti Utama pada Balai Arkeologi Medan itu.
Senada dengan itu, sejarahwan Universitas Sumatera Utara (USU), Dr Suprayetno, mengatakan, Situs Padang Lawas memiliki berbagai benda cagar budaya, di antaranya Bahal, si Topayan, Aek Bahal, Tandihat dan Si Pamutung.
Benda-benda cagar budaya tersebut ditemukan pertama kali oleh seorang peneliti asal Belanda, Franz Junghun, tahun 1846. Namun, hingga saat ini masih belum dapat menjawab kepastian tentang keberadaan pemukiman di sekitar wilayah tersebut.
“Kalau kita lihat perkembangan riset penemuan situs Padang Lawas sangat tertinggal dari riset yang dilakukan terhadap situs Sungai Batu Kedah Malaysia yang baru ditemukan tahun 2009, bahkan sudah dirawat dan dilindungi menjadi lokasi wisata sejarah. Di lokasi itu juga sudah didirikan pusat laboratorium penelitian untuk mahasiswa dan siswa,” katanya.
Untuk itulah, lanjut dia perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap Situs Padang Lawas tersebut demi menghasilkan kesimpulan pada abad berapa terjadinya pemukiman di kawasan tersebut, tentunya diharapkan akan memberikan kontribusi terhadap kemajuan penyelidikan arkeologi dan sejarah di Asia Tenggara. ***6***
(T.KR-JRD/B/E011/E011)

Sumber:


No comments:

Post a Comment