Pages

Saturday, May 19, 2012

Mual Sisingamangaraja XII Diyakini Bisa Sembuhkan Penyakit

Sisingamangaraja XII merupakan salah satu Pahlawan Nasional asal Tanah Batak. Dalam perjuangannya melawan Belanda dengan cara bergerilya dan berpindah-pindah yang masuk ke Tanah Batak, ternyata meninggalkan banyak mual atau lebih dikenal sumur.  Oleh masyarakat banyak meyakini sumur itu bisa menyembuhkan beberapa penyakit.

Aristo Panjaitan-Tobasa Amanita Simatupang (55) warga Sesa Sibarani Nasampulu Lumban Simatupang, megatakan, sumur dimaksud dahulunya dipakai tentara Sisingamangaraja bahkan oleh Raja Sisingamangaraja XII itu sendiri sebagai sumber air minum,  selama perjuangannya melawan kolonial Belanda.

Beberapa mual yang digunakan dan ditinggalkan Raja Sisingamangaraja XII pun kini dilestarikan masyarakat setempat guna dijadikan sebagai objek wiata. Untuk wilayah Kabupaten Toba Samosir sendiri, lokasi di mana Raja Sisingamangara dimakamkan, menurut warga ada beberapa mual yang ditinggalkannya, di antaranya, mual Taor Mual Sipangolu yang terdapat di Desa Sibarani Nasampulu Lumban Simatupang yang diyakini warga airnya bisa menyembuhkan penyakit. Namun ia mengatakan tidak mengetahui penyakit jenis apa yang bisa disembuhkan air tersebut.

Kemudian mual yang masih dianggap keramat sebagai sumur peninggalan Raja Sisingamangaraja XII yang terdapat di kompleks areal Gedung Perkantoran Bupati Tobasa, Jalan Sutomo Pagar Batu Balige. Mual ini persis berada di pinggir jalan masuk ke kompleks Rumah Dinas Bupati atau berada di depan gedung Kantor Bupati daerah pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara.

Hingga saat ini, mual yang terletak di Kompleks Perkantoran Bupati Tobasa, banyak didatangi orang-orang yang meyakini akan khasiat dari air mual ini. Selain untuk mandi, pengunjung juga membawa pulang airnya untuk diminum dan dijadikan obat.

”Memang diakui, air mual dari kedua loksi ini sangat sejuk dan jernih. Air mual itu sendiri tidak pernah kering, sehingga orang-orang yang mengetahui keberadaan sumur ini selalu berdatangan ke lokasi yang saat ini masih tertata dengan baik itu,” kata Amanita.

Posisi mual yang berada di bawah (dikelilingi) bambu ini, sekilas bila dilihat dari jalan raya dipastikan kurang banyak yang mengetahuinya. Karena posisinya persis dan dikeliling pohon bambu yang lumayan lebat. Sementara mual yang terdapat di Desa Sibarani Nasampulu agak jauh dari keramaian.

Namun, bagi orang yang mengetahui dan meyakininya, pasti berkunjung dan menyempatkan diri mandi maupun sekadar cuci muka ke lokasi itu. Orang-orang yang memandikan air mual itu katanya tidak boleh mengeringkan badan dengan handuk, melainkan langsung mengenakan pakaian mereka agar khasiat air tersebut tidak hilang. “Hingga sekarang, masih banyak orang yang datang dan memandikan air itu. Setelah mereka selesai mandi dan merasa segar, katanya badan terasa ringan,” akunya.

Selain di kedua desa tadi, ternyata mual peninggalan Raja Sisingamangaraja XII ini masih banyak tersebar di beberapa lokasi di Tobasa. Selain sumur yang berada di Sibarani Nasampulu dan kompleks Makam Pahlawan Nasional di Soposurung Balige, ternyata ada juga di daerah Sitoluama Kecamatan Laguboti. Saat ini, sumur itu masih digunakan oleh masyarakat untuk mandi atau air minum.

Ada juga mual di puncak Dolok Tolong daerah Tampahan Kecamatan Tampahan. Mual yang berada di puncak Dolok (dibaca gunung) Tolong ini, airnya sesuai dengan berbagai versi. Bila airnya banyak, orang yang datang ke sana akan mendapat peruntungan atau rejeki. Memang 2 mual yang berada di puncak ini kadang kala tidak ada airnya (kering).

Lokasi mual tersebut di atas tampaknya selalu dibersihkan oleh warga setempat. Mual lainnya, terdapat di daerah Simare Kecamatan Habinsaran. Mual yang berada di daerah konsensi PT TPL Tbk yang berada di pinggir jalan ini, tampak sudah dibuat pagar dengan maksud menjaga keberadaan mual.

Ada juga Mual di daerah Hutanamora Kecamatan Lumban Julu. Mual ini katanya lebih banyak berada di daerah pebukitan. Seperti, Mual Sipaulak Hosa di daerah Sibodiala, Desa Pagarbatu Dolok, Kecamatan Balige. Air mual ini sendiri mengalir dari bawah akar pohon yang berada di atas mual tersebut. Bahkan sumber airnya, selain digunakan sebagai air mandi, juga dipakai untuk air minum. Demikian juga dengan Mual Siguti Desa Lumban Gorat Balige, Kecamatan Balige disebutkan juga sebagai salah satu mual peninggalan Raja Sisingamangaraja XII. Menurut versinya, mual ini sendiri sempat digunakan tentara Jepang yang dijadikan tempat pemandian. Menurut warga, untuk menjaga kelestarian mual peninggalan Sisingamangaraja tersebut perlu upaya pemerintah menjadikan obyek tersebut sebagai alternatif untuk mengembangkan objek wisata di daerah itu. (*)


Sumber: metrosiantar.com

No comments:

Post a Comment