Pages

Tuesday, May 22, 2012

KUMPULAN RUJUKAN CINA YANG MUNGKIN BERKAITAN DENGAN DAERAH BARUS


KUMPULAN RUJUKAN CINA YANG MUNGKIN BERKAITAN DENGAN DAERAH BARUS
(DARI DINASTI TANG SAMAPAI DINASTI MING)

RODERICH  PTAK

Tujuan atikel ini adalah untuk merangkum rujukan Cina yang berkaitan dengan daerah Barus, yang telah banyak diperhatikan oleh para peneliti, seperti: G.E. Ferrand, O.W. Wolters mengenai beberapa tempat yang berkaitan dengan nama tempat awal dalam sumber-sumber yang berkaitan pada Dinasti Tang.
            Nama tempat awal, jelas disebut pada masa Dinasti Song, Yuan, Ming, dan Qing. Tetapi semakin lama semakin berkurang dan jarang digunakan . Pada umumnya informasi tentang Kepulauan Asia Tenggara, termasuk pantai Sumatera, semakin jelas pada awal abad pertengahan Dinasti Ming, walaupun masih terdapat keraguan, khususnya tentang pantai barat Sumatera, informasi dari Dinasti Song, Yuan  dan Qing berkaitan denagan Dunia Melayu dapat dibahassebagai data kelompok sendiri.
            Sama hal pada kajian terdahulu bahwa Barus terkenal dengan hasil kampernya. Dalam beberapa sumber-sumber Cina pun telah dijelaskan demikian.
                                       
Sumber-Sumber Awal

Polushi, Polu, dan Poli
         
Dalam teks Nanhai jigui neifa zhuan, Polushi dan poli muncul secara bersama nama tempat lain yang menurut teksnya disusun dari barat ketimu, tetapi ada keragu-raguan masih ada sebab belum dijelaskan secara sempurna.Polushi adalah nama sebuah tempat (pulau) yang terletak di pantai timur atau daerah lain sepanjang jalur utama antara laut Cian Selatan dan Teluk Benggala. Poli merupakan satu lokasi yang trdapat di Jawa Timur dekat sungai Brantas. Polu biasanya disamakan dengan Barus tetapi menurut Wolters bukan Barus yang sekarang, tetapi Dia berpendapat bahwa Polu ini terdapat  di Pantai Utara Sumatera, daerah Rammi atau Lammi.

Nama-Nama Lain
         
Nama tempat seperti Boli, Poluo, Poluozou, Polou, nama-nama ini menimbulkan pertanyaan. Boli disebut dalam Tayping yulan, sebuah ensiklopedia Dinasti Song yang mengandung sebuah rujukan yang tidak jelas tentang kronik-kronik Tang.Paluo diidentifikasikan sebagai Borneo dan temapat lain. Singkatnya empat nama berbahasa China Polushuo, polu
Polushi,Polu dapat dapat dikaitkan dengan Barus.Sedangkan Poli dan Langpolusi hamper idak mungkin mewakili nama Barus.Bahwa polu dikaitkan dengan Kamper merupakan alasan kuat untuk mencari lokasinya disekitar Barus sekarang.

Teks-Teks Berikutnya : Dinasti Song Hingga Dinasti Ming

Binsu, Binshu, dan Bincuo dalam Teks-Teks Dinasti Song Dan Dinasti Ming

Binsu telah disebut dalam Zufan Zhi (1225 M, karya Zao Rogua yang menyebutkan bahwa daerah ini menghasilkan kamper yang berasal dari Borneo, dan Binsu. Bincuo merupakan tempat yang bentuk nya fenotik dari pancur, sedangkan Bianshu dikaitkan dengan kampong Panchor ditepi pulau Johor atau pulau Rengsangdisebelah Timur Sumatera.


Banzu dan Louposi dalam Daoyi Zhilue dan Banzu dalam peta Mao kun

Banzu adalah nama tempat yang penting muncul untuk pertama kalinya dalam karya Wan Duyan yang berjudul Daoyi Zhiluo (1349/50 M). Dengan demikaian Banzu mungkin merupakan terletak didaerah Long Yamen daerah Singapura.Akan tetapi jika benarlah Banzu terdapat didaerah ini maka banzu bukanlah penghasil kamper.
Masalahnya semakin rumit dengan munculya satu nama tempat yaitu Laoposi yang disebut dalam karya Daoyi Zhilue, menurut Wang penduduk daerah ini masih primitive dan tempat ini dihubungkan dengan “ righ mountains of majia’na”.

Guli Banzu dalam Sumbe-Sumber Ming
         
Nama ini muncul dalam Huanyu Tongzhi sebuah sumber Dinasti Ming(1456) yang menyebutkan bahwa Raja Guli Banzu mengirim utusan ke Cina tahun 1405. Dalam Ming Shi disebutkan juga Guli Banzu mengirim upeti sesama maharaja Yongle. Tanahnya gersang dan bahan makanan biji-bijian sedikit, penghasilan terbatas banyaknya curah hujan pada musim panas menyebabkan udara menjadi dingin.
            Guli Binzu merupakan kombinasi dua nama yaitu: Guli ( Calicut) dan Banzu.Dalam transkripsi Cina menyebutkan bahwa Guli berasal dari giri atau gili yang berarti pulau atau gunung.

Banzu’er dalam sumber-sumber Ming
         
Seperti yang telah disebutkan, beberapa sumber dari zaman pertengahan Dinasti Ming dan sesudahnya menambah akhiran pada nama Banzu, menjadi Banzu’er. Dalam suatu pembahasn lain diebutkan bahwa Banzu’er disamakan dengan Fansu’er yang dapat membantu untuk menjelaskan beberapa hal-hal lain misalnya  hal yang ada kaitannya dengan Banzu.Kemungkinan besara pembuat komplikasi Ming Shilu lupa mencatat tentang utusan dari Ban-zu, Bansu’er, Fanu’er tahun 1405, tetapi mereka mencatat tentang utusan Cina ketempat ini yang  sekali disebut Banzu’er dan sekali Fansu’er.

Sumber-Sumber Dinasti Ming yang Lain

Peta Mao Kun memuat beberapa nama tempat di pantai Barat, namun dalam sebuah buku dijelaskan bahwa lebih banyak nama daerah dari Sumatera yaitu buku Sunfeng xiangsong yang juga menceritakan tentang para pelaut Cina yang diperkirakan pada awal abad ke- 7, yang juga mengatakan bahwa para pelau ini merupakan pedagang yang tinggal didaerah Fujian yaitu pemukiman orang-orang Cina di Jawa, Sumatera, Borneo, dan lainnya. Mereka ini berdagang untuk kepentigan mereka sendiri bukan untuk kepentingan negaranya ( pemerintahan).Menurut jalur yang dimuat dalam Shungfeng xiangsong, mmereka berdagang disekeliling sumatera hingga keteluk Benggala, yang menarik untuk diperhatikan disini adalah bahwa salah satu nama tempat di Sumatera yang dimuat dalam sumber itu, Maolugang, yang kemungknan adalah Barus, Maolugang tidak muncul dalam sumber Ming lain.

Kamper
Seperti yang telah disebutkan dalam beberapa sumber Dinasti Tang dan sebelumnya terdapat nama tempat yang mungkin mewakili  Barus dengan catatan ringkas mengenai kamper. Sebuah catatan awal tentang kamper misalnya terdapat dalam kronik dinasti Liang, yang menyebutkan istilah polu xiang untuk kamper dan menunjuk funan dan Langyaxiu (pantai timur Malaysia)  sebagai daerah penghasilnya. Di Asia Tenggara, daerah ini memang dikenal sebagai penghasil awal Dryobalanops aroamtica yaitu sejenis kamper yang juga terdapat di daerah Barus dan Borneo.
            Dalam karya Duan Chengshi kamper disebut gubu Polu atau kapur barus yang  pohonnya setinggi 80 hingga 90 kaki dan lingkarannya mencapai enam atau tujuh jengakal, daunnya bulat dengan sisi belakang hitam serta tidak ada bunga dan buahnya.Salah satu informasi penting dalam karya Duan Chengshi adalah bahwa kapur barus juga disebut Longnao xiang yaitu  istilah yang artinya sama dengan polu xiang yang ditemukan dalam pada masa Dinasti Tang.
            Secara terminologi semuanya mulai berubah pada masa Dinasti Song istialah lama misalnya seperti polu xiang dan jieboluo xiang memang tidak dilupakan tetapi lama kelamaan istilah ini hilang dan diganti dengan istila baru yaitu menggunakan silabel nao.Sangatlah jelas bahwa kamper diperdagangkan di beberapa pelabuhan di Asia, mungkin kamper diperdagangkan di melalui pengiriman langsung dari Borneo ke Cina, bukan dari Barus. Ringkasnya walaupun amat dihargai Cina semenjak periode awal hingga keperide Dinasti Ming, kamper tidak banyak membantu untuk menjawab masalah-masalah yang  dikemukakan di atas mengenai nama tempat berbahasa Cina.

         
            KESIMPULAN
            Paragraf diatas menunjukkan bahwa tedapat empat nama tempat semasa Dinasti Tang dan sebelumnya yang kemungkinan mewakili sebuah nama seperti Barus, Poluosuo, Polu,Polushi, dan Polu.Poli dan berbagai nama lain tdak mempunyai kaitan dengan Barus atau kaitannya kecil sekali.
            Seperti yang telah dilihat sumber-sumber awal berbahasa Arab dari abad ke-9 M memberikan informasi tentang sebuah tempat perdagangan kamper bernama Fansur yang saat ini dikenal dengan Barus.
            Terdapat informasi lain yang mengherankan ahli geografi Arab mulai menyebut nama Fansur pada abad ke-9 M, disekitar periode yang sama terdapat info asli terakhir tentang polusuo, polu, polushi, polu. Dalam sumber Cina.
            Dua hal lain yang perlu dibahas adalah, pertama tentang Subbarahayu yang ditunjukkan nama berbahasa Tamil Varocu sudah dapat dipastikan ini mendukung perdagangan Tamil pernah menjalankan aksi pedagangan di daerah Barus, Poluosuo, dan Polushi. Yanga kedua adalah mengenai Nagarakartagama(1365 M) dimana seperti yang telah diketahui umum terdapat nama Barus.
            Semasa Dinasti Song istilah polu xiang hilang secara bertahap seperti yang ditulis diatas. Istilah ini masih diingat tetapi hanya sebagai istilah dari zaman dahulu, yang ada hubungannya dengan Kamper yang dinamakan piannao , longnao, dan lain-lain.


Sumber:
http://lobutuasejarahawalbarus.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment