Pages

Tuesday, May 1, 2012

Kerusakan Hutan Di Sumut Capai 10 Persen


Kerusakan Hutan Di Sumut Capai 10 Persen


14 Juli, 2011 | Filed under: Medan | Posted by: Redaksi
MEDAN (Berita): Kepala Dinas Kehutanan (Kadishut) Sumut Ir James Budiman Siringo-ringo menegaskan kerusakan hutan di daerah ini mencapai 10 persen lebih atau sekira 370.000 hektar dari total luas hutan 3,7 juta hektar.

Ia mengatakan hal itu saat menerima audiensi Forum Wartawan Peduli Air (Forwara) Sumut di kantornya Jalan Sisingamangaraja Medan. Saat itu JB didampingi oleh Kepala Bidang Rehabilitasi Hutan dan Lahan Dinas Kehutanan Sumut Ir Didim Ilyas MSi. Forwara sendiri adalah sebuah wadah tempat para wartawan berbicara tentang kelestarian sumberdaya air bagi kebutuhan masyarakat secara adil dan berkesinambungan.

Kerusakan hutan itu menurut Siringo-ringo antara lain adanya perambahan, kebakaran hutan dan alih fungsi hutan menjadi areal perkebunan dan bahkan perumahan. Hutan sendiri terbagi dalam beberapa alokasi antara lain hutan konservasi, hutan lindung dan  hutan produksi.Hutan di daerah Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang mencapai 1,25 juta hektar juga diakui banyak mengalami kerusakan. TNGL yang berda di Sumut seluas 250.000 hektar dan paling banyak di wilayah Aceh mencapai lebih 1 juta hektar.

Sekarang ini, jelasnya, hanya delapan kabupaten saja yng mendapat dana reboisasi (DR) dengan total mencapai Rp80 miliar. DR itu dialokasi ke daerah melalui Dana Alokasi Khusus (DAU) langsung ke kabupaten, tidak lagi melalui propinsi.

Dalam program gerakan penanaman 1 juta pohon, jelasnya, pemerintah memberikan bantuan bibit seperti pohon mahoni dan trambesi. Namun yang paling disukai sekarang pohon trambesi dimana fungsi fotosintesisnya cukup baik dengan mengeluarkan O2 (oksigen) di siang hari dan melepas CO2 (karbon dioksida) di malam hari dengan habitat tumbuhnya berada di dataran rendah sekira 500 merter diatas permukaan laut. Sehingga bila siang hari terasa dingin berada di bawah pohon tersebut.
“Pohon yang tumbuh mengelilingi lapangan Merdeka itu adalah pohon trambesi,” katanya.
Menurutnya, Sumut mendapat jatah 100 kg trambesi yang didistribusikan ke daerah-daerah seperti ke Serdang Bedagai dan Deliserdang. “Biji trambesi itu kami bagi-bagi ke daerah kabupaten dan kota, termasuk ke Medan.

Ia menambahkan pemeliharaan kelestarian lingkungan identik dengan pemeliharaan catchmant area atau daerah resapan air. Karena itu, setiap elemen masyarakat bisa mengerjasamakan proses pemeliharaan itu dengan pihak Dewan Air Nasional (DAN), termasukcabang Sumatera Utara.

Proses pemeliharaan lingkungan, jelasnya, termasuk bagaimana kita menjaga hutan agar daerah penyanggah air bisa tetap terjaga. “Saya kira, jika memang Forwara ingin membantu mengedukasi masyarakat dalam pemeliharan lingkungan demi terjaganya daerah resapan air, maka Forwara bisa mensinergiskan hal ini dengan Dewan Air Nasional, termasuk cabang Sumatera Utara, di mana saya termasuk sebagai salah satu penasehat di dalamnya,” ujarnya.

Siringo-ringp sendiri  menyambut baik terbentuknya Forwara sehingga bisa bersinergi dengan program-program kehutanan. “Dishut Sumut siap bersinergi dengan Forwara khsususnya melaksanakan program-program penghijauan,sebab hutan merupakan penyangga air ,” jelasnya.
Sebab dengan kondisi hutan yang mencapai 3,7 juta hektar itu tentu memiliki potensi yang cukup besar untuk menjaga kualitas sumber daya air yang bisa dimanfaatkan untuk bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

Ringo-ringo juga mengungkapkan untuk menjaga kelestarian hutan peran serta masyarakat sangat diharapkan dan melalui Forwara bisa disuarakan melalui media masing-masing.

Ia menyebut Pihaknya sendiri bersama Dewan Air Nasional dan elemen lainnya dalam waktu dekat akan melakukan penanaman pohon di kabupaten Deliserdang dan Serdang Bedagai. Pihaknya sejauh ini telah mengoordinasikan rencana ini kepada dinas kehutanan di dua daerah tu agar bisa diterima masyarakat dengan baik. Sejauh ini, kata JB, rencana itu telah direncanakan akan dilaksanakan pada tahun ini juga, dengan meliputi penanaman pohon buah-buahan, mahoni, dan utamanya trembesi.

“Ada 100 kilogram bibit trembesi yang diberikan Pak SBY (Presiden Susilo Bambang Yudoyono -red) kepada Pemerintah Propinsi Sumatera utara melalui kami (Dinas Kehutanan -red). Bibit trembesi itu sejauh ini telah berhasil kami kembangkan dan kami semaikan ke berbagai daerah di Sumut, termasuk di area Kodam I Bukit Barisan Jalan Gatot Suboto km 7,2 Medan,” ungkapnya.

Ia berharap ada partispasi Dinas Kehutanan tingkat Kabupaten dan Kota serta elemen masyarakat lainnya, termasuk Forwara, dalam program penanaman pohon sepanjang tahun 2011 ini. Pihaknya berharap kegiatan penanaman pohon di setiap daerah di Sumut tetap dapat menjaga kelestarian 3,7 juta hektar hutan Sumatera Utara, sekaligus demi menjaminnya daerah-daerah resapan air dari berbagai kepentingan. (wie)


Sumber:

No comments:

Post a Comment