Pages

Saturday, April 21, 2012

Kapal Restoran Terapung Berkeliling Danau Toba

Kapal Restoran Terapung Berkeliling Danau Toba
Posted March 23, 2011 by maskalsaintek13 in wisata.

MEDAN (SIB) – Rombongan tour operator dari biro-biro perjalanan wisata ternama dan para wartawan Singapura berkunjung ke TB Silalahi (TBS) Center, Balige hari Selasa (13/5). Menumpang pesawat Silk Air jenis Boeing 737, mereka mendarat langsung di Bandara Silangit, Siborong-borong. Ini momentum untuk menghidupkan kembali pariwisata Sumut, khususnya kawasan Danau Toba.

Selain mengunjungi museum Batak dan perkampungan Batak di TBS Center, para tour operator itu juga direncanakan berkeliling melihat obyek-obyek wisata di sekitarnya seperti Hutaginjang sebagai salah satu pemandangan terindah di dunia, Pulau Samosir hingga objek wisata Salib Kasih dan tempat pemandian air belerang yang ada di Tarutung.

Hal itu disampaikan Robert Njo, staf khusus anggota Dewan Pertimbangan Presiden Letjend (Purn) DR TB Silalahi kepada wartawan di Medan, Sabtu (10/5). Seperti diketahui, pendirian TBS Center adalah bentuk perhatian TB Silalahi melestarikan warisan budaya atau heritage Batak Toba agar tidak hilang ditelan jaman

“Sejalan dengan itu, pak TB Silalahi berpikir menjadikannya TBS Center sebagai obyek wisata agar dikunjungi masyarakat lokal dan turis-turis mancanegara. Hal ini supaya pembiayaan program pelestarian budaya dan perawatan TBS Center itu bisa mandiri. Soalnya pak TB juga tetap menganggarkan subsidi besar untuk anak-anak SMU Yayasan Soposurung dan untuk pengembangan dan penelitian pertanian di bona pasogit,” ujar Robert.

Menyadari kondisi kepariwisataan di kawasan Danau Toba yang kian sepi, TBS Center bekerjasama dengan Pemkab di dataran tinggi Tapanuli, Badan Pariwisata Sumatera Utara (Bawisda) dan ASITA atau assosiasi biro perjalanan wisata Sumut memikirkan program bersama untuk menghidupkan kembali industri pariwisata Danau Toba.

Para tour operator diharapkan segera membuat paket wisata untuk dijual ke masyarakat Singapura maupun negara-negara tetangga, bekerjasama dengan para biro perjalanan wisata Sumut. Para jurnalis Singapura itu pun diharapkan membantu mempromosikannya.

“Sebagaimana diketahui, Singapura merupakan kota transit paling ramai dikunjungi berbagai Negara di dunia. Para tour operator itu nantinya akan mengalihkan turis mancanegara yang berkunjung ke Singapura untuk terbang ke Sumut,” ujarnya.

Kapal restoran terapung

Dalam waktu dekat, TBS Centre akan mengoperasikan kapal mewah yang disulap jadi restoran terapung. Kapal itu, kata Robert, nantinya akan membawa para turis mancanegara maupun domestik; termasuk para pejabat asal Jakarta; mengitari kawasan Danau Toba sambil menikmati jamuan makan di atas kapal.

TB Silalahi mengharapkan, seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah daerah mendukung. Karena sektor pariwisata memberi dampak luas (multiplier effects) bagi perekonomian masyarakat.

“Contoh, pendapatan Kota Las Vegas di Amerika Serikat, Singapura dan Malaysia dari kompleks perjudian sebenarnya hanya menyumbang 20 persen sebagai devisa negara yang dirasakan masyarakat. Yang lebih banyak adalah pariwisata sebesar 80 persen. Kalau turis ramai, jasa taksi, angkot, tingkat hunian hotel, restoran, para pedagang, seniman dan lain-lain akan bergeliat. Belum lagi komoditi pertanian daerahnya akan bergairah dengan meningkatnya pasokan makanan ke hotel dan restoran,” paparnya.

Jumlah wisatawan merosot tajam

Untuk itu, di kawasan Danau Toba, harus tersedia akomodasi yang bersih. Sarana jalan diperbaiki. Dan Bandara Silangit akan dikembangkan lagi, terutama terminal penumpangnya. “Prinsip pariwisata itu jangan susah ditempuh dan sebaiknya dekat dengan Bandara,” katanya.

TB Silalahi akan membicarakan masalah pariwisata Sumut dengan Menteri Pariwisata dan Kebudayaan. Apalagi menurut informasi dari masyarakat pariwisata Sumut, provinsi ini tidak lagi masuk dalam lima kota tujuan atau destinasi pariwisata di Indonesia. Padahal, sebelumnya, Sumut merupakan daerah paling ramai dikunjungi turis di Indonesia setelah Bali.

“Informasi kita dengar, tahun-tahun lalu jumlah wisatawan ke Sumut rata-rata 500 ribu per tahun. Sekarang turun jadi rata-rata 150 ribu orang per tahun. Tapi itu pun masih di atas Jogjakarta. Tapi kenapa Sumut tidak masuk dalam lima kota destinasi pariwisata. Masalah ini akan dibicarakan pak TB khusus dengan Menteri Pariwisata,” ujarnya.


sumber : http://tobadreams.wordpress.com/2008/05/14/kapal-restoran-terapung-berkeli
ling-danau-toba/
http://paristakal.wordpress.com/2011/03/23/kapal-restoran-terapung-berkeliling-danau-toba/

No comments:

Post a Comment