Pages

Wednesday, March 14, 2012

Transliterasi dan Terjemahan Naskah Batak


Transliterasi dan Terjemahan Naskah Batak
Judul Buku :         Transliterasi dan Terjemahan Naskah Batak : seri naskah Bambu
Pengarang ;         Nelson Lumbantoruan, M. Hum.
Diterbitkan :          Badan, Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Prov. S.U.
Tahun          :         2010

Etnik Batak di Sumatera Utara adalah suatu golongan etnik yang merupakan bagian dari rumpun bahasa Austronesia. Etnik Batak terdiri  atas subentik : Angkola Mandailing, Toba , Simalungun, Karo, Pakpak/ Dairi.

Etnik Batak adalah salah satu etnik di Indonesia yang mempunyai aksara tersendiri. Aksara batak berinduk pada aksara Pallawa, termasuk keluarga tulisan India. Aksara Batak telah lama digunakan sebagai media di dalam kehidupan orang Batak. Tradisi sastra tulis masyarakat Batak pada masa lampau ditandai dengan adanya ribuan naskah yang diwariskan hingga sekarang ini. Naskah-naskah tersebut berada di berbagai tempat, baik di dalam maupun di luar negeri.

Tradisi penulisan naskah Batak diperkirakan telah dimulai sejak akhir abad 16, hal ini didasarkan pada adanya naskah Batak yang telah sampai ke Eropa yaitu Inngris pada abad 17. Naskah batak tersebar di sejumlah negara di dunia. Uli Kozok mengatakan naskah Batak di luar negeri berjumlah 2000 naskah. Negara terbanyak menyimpan naskah Batak adalah Jerman dan Belanda. Di Indoneisai sendiri naskah Batak tidak begitu banyak dapat dilihat sekarang ini. Di Perpustakan Nasional Jakarta terdapat puluhan naskah batak demikian juga di Museum Negeri Sumatera Utara.

Naskah Batak sudah sangat jarang di dapat di masyarakat. Lama kelaman naskah yang ada di tangan masyarakat semakin sedikit. Hal itu disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat semakin sedikit. Hal itu disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat untuk melakukan pemeliharaan atau perawatan naskah. Bahkan yang lebih mengenaskan lagi adanya penjualan naskah-naskah yang hingga kini masih terjadi.Kolektor naskah menjanjikan sejumlah uang agar masyarakat mencari naskah-naskah yang masih ada di tangan-tangan perseorangan. Para kolektor menjual naskah-naskah itu ke luar negeri.

Naskah Batak ditulis oleh orang-orang yang pandai yang disebut Datu. dalam menulis naskah, para Datu menggunakan sebuah ragam bahasa yang lazim disebut hata poda yang artinya nasihat. Ragam hata poda  yang digunakan  dalam naskah ini merupakan jenis rumpun bahasa batak Kuno yang bercampur dengan bahasa Melayu karena kekunoannya tersebut maka hanya seorang.

Datulah yang dapat mempelajari ragam bahasa ini. jadi tidak semua orang dapat menulis aksara Batak. Hanya Datulah yang dapat menulis naskah dan pada masa lalu, peran datu sangat penting dalam kehidupan masyarakat Batak.

Terdapat berbagai keunikan penulisan dalam naskah. Hal ini disebabkan oleh ulah datu itu sendiri. Para datu sering menggunakan berbagai macam ragam bahasa dan berbagai versi aksara untuk menjaga kerahasiaaan isi tulisannya. Hal itu dimaksudkan supaya tidak semua orang yang membaca dapat mengetahui isi naskah. Seorang datu penulis aksara Karo misalnya, ketika dia menulis naskah, ia dengan sengaja mengubah aksara Karo seperti penggunaan dia kritik e-pepet ( keberetten) dan menggantikanya dengan diakritik /o/ ( ketolongen).

Media tempat naskah-naskah Batak dapat dibagi atas beberapa bagian yaitu :
1. Ilmu hitam
2. Ilmu Putih
3. Ramuan obat-obatan
4. Ilmu Nuzum
5. Astrologi, mantra
6. Ramalan, azimat
7. Etika perang
8. Nasihat
9. Cerita Surat
10.lagu
11. Silsilah
12. Sejarah, dan lain-lain

Dalam pelaksanaan pentransliterasian, banyak kendala  seperti :
1. Kendala Naskah, kerusakan naskah hingga susah membacanya.
2. Kendala aksara. Aksaranya yang digunakan dalam naskah adalah aksara Batak Kuno. Aksara  Batak    Kuno tersebut sangat berbeda dengan keadaan aksara batak Toba yang masih diwariskan dan digunakan pada masa kini. Namun tim tetap juga mengalami kendala karena naskah-naskah kuno itu ditulis oleh orang perorang tanpa adanya pembakuan akssara itu.
3. Kendala ejaan
Penulisan tidak mengenal pemenggalan kata
4. Kendala kata-kata arkais. Ini membuat tafsiran kata demi kata yang sangat sulit, apalagi bahasa yang terdapat dalam naskah ini sangat berbeda dengan bahasa atau kata-kata yang digunakan sekarang ini. Kata kata sekarang ini banyak yang tidak dapat dipahami.
Untuk lebih jelasnya datanglah Ke perpustakaan di Ruang Deposit jelas Foto naskah, transliterasi, Transkripsi dan terjemahannya.


No comments:

Post a Comment