Pages

Monday, April 27, 2015

Geo Bike Caldera 2015 kelilingi Danau Toba

Geo Bike Caldera 2015 kelilingi Danau Toba

Sepeda dana toba
Geo Bike Caldera Toba 2015. (istimewa)






TAPUT, DINAMIKARAKYAT.COM – Geo Bike Caldera Toba 2015 di Tepi Danau Toba, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, resmi dibuka Sabtu (11/4/2015) dan berakhir Minggu (12/4/2015). Rute perjalanan dari pinggiran Danau Toba sampai ke Istana Sisingamangaraja.
Gubsu Gatot Pujo Nugroho ikut bersama dengan para pesepeda menyusuri jalan di tepi Danau Toba menuju Perbatasan Kabuoarten Humbang Hasudutan, yakni Bakara dan terus melanjutkan perjalanan ke Istana Sisingamangaraja di Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasudutan.
Acara ini diprakarsai Komunitas Jendela Toba dan Rumah Karya Indonesia (RKI) dihadiri pesepeda dari berbagai kota di Indonesia yang selama dua hari mengelilingi Danau Toba di Sumatera Utara.
Kegiatan bertajuk Geo Bike Caldera Toba Menuju GGN UNESCO itu adalah bagian dari kampanye mendukung Danau Toba masuk ke jaringan taman bumi global atau Global Geoparks Network (GGN) yang berada di bawah naungan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).
Selain Gubsu, Bupati Tapanuli Utara (Taput) diwakili Asisten Ekonomi Pembangunan ikut meramaikan kegiatan tersebut.
Manager Program Geo Bike Caldera Toba 2015 Irwansyah Harahap mengatakan, Minggu (12/4/2015), kegiatan Geobike bertujuan untuk memperkenalkan sebuah konsep baru dalam dunia kepariwisataan berbasis konsep Geopark.
Disamping aktifitas fun bike para peserta juga diperkenalkan pada situs-situs geoare, Geosite dan meliputi atraksi-atraksi budaya sepanjang situs yang dilalui.
“Kegiatan ini juga sebangai ruang untuk mensosialisasikan Geopark Kaldera Toba tidak hanya pada masyarakat tempatan dan Nasional juga bagi masyarakat Internasional,” ujarnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadumberi salah satu upaya untuk mempercepat direalisasikannya Geopark Kaldera Toba menjadi bagain dari Geopark Glaobal Network Unesco. (rel/drc)


Sumber:
http://dinamikarakyat.com/geo-bike-caldera-2015-kelilingi-danau-toba/



Gubsu Bersepeda Menyusuri Danau Toba

Gubsu Bersepeda Menyusuri Danau Toba

Sebelum Berziarah ke Makam Sisingamangaraja
BERSEPEDA-Gubsu Gatot Pujo Nugroho ikut para pesepeda menyusuri jalan di tepi Danau Toba pda acara Geo Bike Caldera Toba 2015.BERSEPEDA-Gubsu Gatot Pujo Nugroho ikut para pesepeda menyusuri jalan di tepi Danau Toba pda acara Geo Bike Caldera Toba 2015.Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) H Gatot Pujo Nugroho ST MSi membuka secara resmi Geo Bike Caldera Toba 2015 di Tepi Danau Toba Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara, Sabtu (11/4).
Usai membuka Geobike Caldera sekaliguis di-launching menjadi kegatan rutin tahunan, Gubsu langung ikut bersama para pesepeda lainya menyusuri jalan di tepi Danau Toba menuju perbatasan Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) yakni Bakara dan terus melanjutkan perjalanan ke Istana Sisingamangaraja di Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasudutan.
Acara yang diprakarsai Komunitas Jendela Toba dan Rumah Karya Indonesia (RKI) dihadiri pesepeda dari berbagai kota di Indonesia yang selama dua hari mengelilingi Danau Toba.
Kegiatan bertajuk Geo Bike Caldera Toba Menuju GGN UNESCO tu adalah bagian dari kampanye mendukung Danau Toba masuk ke jaringan taman bumi global atau Global Geoparks Network (GGN) yang berada di bawah naungan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).
Gubsu dalam sambutannya, menyampaikan bahwa acara yang digagas RKI memang agar Danau Toba dengan berbagai potensinya masuk pada jejaring Geopark Kaldera Toba.
"Dengan berbagai potensi yang dipunyai Danu Toba diharapkan mampu diekploitasi baik potensi budaya maupun keindahan alamnya, agar para turis dapat datang ke Danau Toba," harapnya.
Memang, lanjut Gubsu, pelaksanaan Geobike Caldera Toba dirangkai dengan HUT ke-67 Pemprovsu, karena tidak ingin acara HUT hanya seremonial.
"Tapi kali ini kita coba integrasikan dengan berbagai kegiatan seperti memunculkan berbagai ekonomi kreatif yang dimilik Sumut dengan saresehan songket. Saat ini juga kita lakukan Geobike Caldera Toba agar para biker bisa mempromosikan keindahan Danau Toba," harapnya.
Irwansyah Harahap MA selaku manajer program menyampaikan, kegiatan Geobike bertujuan untuk memperkenalkan sebuah konsep baru dalam dunia kepariwisataan berbasis konsep geopark. Di samping aktifitas fun bike para peserta juga diperkenalkan pada situs-situs geoare, geosite dan meliputi atraksi-atraksi budaya sepanjang situs yang dilalui.
Ziarah
Gubsu Gatot Pujo Nugroho mengunjungi Istana Raja Sisingamangaraja yang terletak di lembah Bakkara Kecamatan Bhaktiraja Kabupaten Humbahas, Sabtu (11/4). Kehadiran gubernur yang disambut tokoh adat masyarakat setempat.
Di hadapan makam Sisingangaraja, gubenur mengajak ratusan hadirin untuk mengheningkan cipta dan berdoa bagi Raja Batak tersebut. Selama beberapa menit, ratusan peserta Geobike Caldera Toba dan pejabat setempat menudundukkan kepala bagi tokoh Pahlawan Sisingamangaraja XII dan para pendahulu, yang sepanjang hidupnya berjuang melawan penjajah Belanda.
Gubernur mengakui ini kali pertama berkesempatan mengunjungi Istana Sisingamangaraja yang merupakan salah satu objek wisata sejarah dan wisata ziarah bagi kebanyakan suku Batak. "Ini adalah tanah kelahiran Raja Sisingamangaraja yang merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia. Kehadirian kami ke Istana dan Makam Sisingamangaraja adalah wujud penghormatan kepada leluhur Sumatera Utara yang selama ini sudah begitu berjasa," ujar Gatot.
Bupati Humbahas Maddin Sihombing mengungkapkan, Bakkara menjadi daerah  tujuan wisata utama di Humbahas.
Makam Sisingamangaraja berjarak 300 km dari Medan dengan jarak tempuh 6 jam berkendara mobil atau bisa dicapai dengan pesawat kecil rute Medan-Silangit.
Di kompleks Istana tersebut terdapat makam Sisingamangaraja XI berupa bangunan persegi dengan ornamen ukiran di atasnya. Pada sisi depan dilukis degan bendera kerjaaan yang berwarna merah dan simbol 2 pedang dengan bulan bintang di kanan kirinya.
Di kompleks makam terdapat pula empat bangunan rumah batak kuno yang merupakan replika dari banguanan istana terdahulunya. Sedangkan bangunan istana asli telah dibumihanguskan saat perang melawan Belanda pada 1877-1907. (WAN)

Sumber:
http://harianandalas.com/kanal-berita-utama/gubsu-bersepeda-menyusuri-danau-toba



Geo Bike Kaldera Toba Jadi Agenda Tahunan Pariwisata

Geo Bike Kaldera Toba Jadi Agenda Tahunan Pariwisata

Gubsu Gatot Pujo Nugroho bersepeda bersama peserta Geobike Caldera Toba sebagai langkah mengampanyekanDanau Toba masuk menjadi Global Geopark Network oleh UNESCO.
Gubsu Gatot Pujo Nugroho bersepeda bersama peserta Geobike Caldera Toba sebagai langkah mengampanyekan Danau Toba masuk menjadi Global Geopark Network oleh UNESCO.
METROSIANTAR.com, MUARA – MUARA- Pemprov Sumut menetapkan even Geobike Caldera Toba (GBCT) sebagai even tahunan pada kalendernya, yang sekaligus dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Pemprovsu. Hal itu dikatakan Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho usai membuka acara dimaksud di Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sabtu (11/4) lalu.
Setelah peluncuran GBCT 2015 itu, Gubsu beserta rombongan menyempatkan diri bersama para pesepeda menyusuri jalan di tepi Danau Toba menuju Perbatasan Kabupaten Humbanghasudutan.
Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Istana Sisingamangaraja di kabupaten tersebut, tepatnya di Baktiraja.
Kegiatan yang digagas Komunitas Jendela Toba dan Rumah Karya Indonesia (RKI) itu, dihadiri pesepeda dari berbagai kota di Indonesia yang selama dua hari mengelilingi Danau Toba, Sumatera Utara. Kegiatan bertajuk Geo Bike Caldera Toba Menuju GGN UNESCO ini adalah bagian dari kampanye mendukung Danau Toba masuk ke jaringan taman bumi global atau Global Geoparks Network (GGN) yang berada di bawah naungan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).
Dalam sambutannya, Gubernur Gatot mengatakan, kegiatan yang diprakarsai Komunitas Jendela Toba dan Rumah Karya Indonesia memang bertujuan agar Danau Toba dengan berbagai potensinya masuk pada jejaring Geopark Kaldera Toba. “Dengan berbagai potensi yang dipunyai Danu Toba kita berharap mampu lebih  mengeksploitasi, baik potensi budaya, potensi keindahan alamnya sehingga para turis dapat datang ke sini (Danau Toba),” sebutnya.
Gubsu mengatakan, pelaksanaan Geobike Caldera Toba memang sengaja dirangkai dengan HUT ke-67 Pemprovsu, sebab menurutnya, selama ini HUT Pemprovsu terlaksana hanya bersifat serimonial. “Untuk itu kali ini kita coba integrasikan dengan berbagai kegiatan, baik itu memunculkan berbagai ekonomi kreatif yang dimilik Sumut, seperti kita gelar saresehan songket.
Kemudian saat ini seperti yang kita lakukan, yakni Geobike Caldera Toba,” ungkap Gatot. Sementara itu, Bupati Tapanuli Utara melalui Asisten Ekonomi Pembangunan Pemkab Taput, menyampaikan asa yang besar kepada para pesepeda yang hadir untuk dapat mempromosikan keindahan alam di sekitar Danau Toba.
“Kita berterimakasi kepada pihak panitia yang menempatkan Kecamatan Muara sebagai tempat awal bagi kegiatan Geobike Caldera Toba,” ujarnya.
Menurutnya, ini adalah awal permulaan yang baik di masa akan datang dan nantinya guna  mendorong peningkatan arus kunjugan wisata ke kawasan Danau Toba.
Manager Program Kegiatan, Irwansyah Harahap mengaku, kegiatan GBCT 2015 ini bertujuan untuk memperkenalkan sebuah konsep baru dalam dunia kepariwisataan berbasis konsep geopark. Disamping aktifitas fun bike, sebut dia, para peserta juga diperkenalkan pada situs-situs geoare, geosite dan meliputi atraksi-atraksi budaya sepanjang situs yang dilalui.
“Kegiatan ini juga sebagai ruang untuk mensosialisasikan Geopark Kaldera Toba tidak hanya pada masyarakat sekitar, namun dalam skala nasional juga bagi masyarakat Internasional,” ujarnya seraya berharap, kegiatan inni dapat menjadi salah satu upaya untuk mempercepat direalisasikannya Geopark Kaldera Toba menjadi bagain dari Geopark Glaobal Network Unesco.
Sedangkan M Andrian Manalu, menyampaikan Geobike Kaldera Toba merupakan sebuah kegiatan bersepeda dengan konsep Fun Bike melintasi pinggiran Danau Toba, dengan perjalanan dari Bandar Udara Silangit dengan rute Wilayah Muara Kabupaten Tapanuli Utara menuju Baktiraja Kabupaten Humbanghasudutan, kemudian Pengururan terus Sianjur, Mula-mula, Simanido, Tuk-Tuk, Tomok di Kabupaten Samosir, dan Parapat Kabupaten Simalungun yang dilaksanakan pada 10-12 April 2015. (prn)

Sumber:
http://www.metrosiantar.com/2015/04/13/185934/geo-bike-kaldera-toba-jadi-agenda-tahunan-pariwisata/

Gubernur Sumut dan Bupati Taput Lepas Peserta "Geobike" Danau Toba

Gubernur Sumut dan Bupati Taput Lepas Peserta "Geobike" Danau Toba
Oleh : Leonardo Tolstoy Simanjuntak | 14-Apr-2015, 01:47:32 WIB
KabarIndonesia - Muara, Gubernur Sumatera Utara Gatot Pudjonugroho, ST bersama  Bupati Tapanuli Utara, Drs. Nikson Nababan diwakili Asisten Ekonomi Pembangunan Parsaoran Hutagalung,  memberangkatkan rombongan geobike Provinsi Sumatera dari dermaga Danau Toba Kecamatan Muara. Gubernur bersama dengan para Bupati di kawasan Danau Toba memukul " tagading" (perangkat musik tradisional Batak) sebagai tanda Geobike Kaldera Toba diresmikan dan diberangkatkan, Sabtu (11/4).

"Saya mengharapkan para peserta mengabadikan kawasan Danau Toba yang dilalui dan diupload ke media sosial sehingga semakin banyak masyarakat luas mengetahui keindahan alam Danau Toba yang kita miliki  dan akan menjadi "event" tahunan. Selama ini, hari jadi Propinsi Sumatera Utara hanya dirayakan secara seremonial seperti rapat paripurna, tetapi saat ini kegiatangeobike ini merupakan kegiatan dalam rangka memeriahkan hari jadi Provinsi Sumatera Utara sekaligus mendukung upaya promosi Danau Toba," ujar Gubernur Sumut ketika menyampaikan sambutannya.

"Saya yakin, kegiatan geobike ini sangat banyak manfaatnya. Selain memasyarakatkan olahraga bersepeda, juga sebagai ajang mempromosikan keindahan alam di sekitar danau toba yang dimiliki Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Samosir, Kabupaten Tobasa dan Kabupaten Dairi. Dengan dimunculkannya kegiatan geobike ini, kami berharap kegiatan ini menjadi event tahunan dan pada tahun mendatang diharapkan pelaksanaannya akan semakin baik," ujar Bupati Taput dalam sambutannya.

Bupati menyampaikan bahwa upaya promosi juga harus didukung dengan fasilitas dan sarana yang memadai seperti jalan yang mulus menuju kawasan Danau Toba. "Untuk itu, kami sangat berharap dukungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi dalam memperbaiki jalan-jalan propinsi di Tapanuli Utara, terutama jalan Silangit menuju Muara sehingga keinginan dan antusias mesyarakat luas berkunjung kekawasan Kaldera Toba semakin kuat," ujar Bupati berharap.

Turut mendampingi Bupati di antaranya Kapolres Tapanuli Utara serta beberapa pimpinan SKPD, Kadis Pariwisata, Kadis PUK, Kadis Pemuda Olahraga Benny Simanjuntak, Kaban KB dan PKS, Kabag Program, Kabag Umum, Kabag Humas Donna Situmeang dan Camat Muara. 

Suasana sepanjang jalan yang dilalui rombongan cukup ramai, ketika ratusan warga mengelu-elukan sepanjang jalan. Hal ini menyemangati para peserta, sehingga kegiatan tampak semarak. Para peserta geobike melintasi jalanan berliku dan naik turun penuh semangat seraya menikmati panorama Danau Toba di kawasan Muara.***

Teks foto: Gubernur Sumut saat memberangkatkan rombongan peserta geobike di Muara


Sumber:
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=2&jd=Gubernur+Sumut+dan+Bupati+Taput+Lepas+Peserta+%22Geobike%22+Danau+Toba&dn=20150412215434

Geo Bike Caldera Toba 2015, Gubernur Bersepeda Susuri Danau Toba

12 Apr 2015 | 05:43 WIB

Geo Bike Caldera Toba 2015, Gubernur Bersepeda Susuri Danau Toba

Gubsu Sepedaan. (Foto : Tajuk)Gubsu Sepedaan. (Foto : Tajuk)
Tajuk.co, MEDAN - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) H Gatot Pujo Nugroho ST MSi membuka secara resmi Geo Bike Caldera Toba 2015 di Tepi Danau Toba Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara, Sabtu (11/4).

Usai membuka Geobike Caldera sekaliguis dilounching menjadi kegatan rutin tahunan, Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST MSi langung ikut bersama para pesepeda lainya menyusuri jalan di tepi Danau Toba menuju Perbatasan Kabuoarten Humbang Hasudutan yakni Bakara dan terus melanjutkan perjalanan ke Istana Sisingamangaraja di Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasudutan.

Acara yang diprakarsai Komunitas Jendela Toba dan Rumah Karya Indonesia (RKI) dihadiri pesepeda dari berbagai kota di Indonesia yang selama dua hari mengelilingi Danau Toba di Sumatera Utara.

Kegiatan bertajuk Geo Bike Caldera Toba Menuju GGN UNESCO tu adalah bagian dari kampanye mendukung Danau Toba masuk ke jaringan taman bumi global atau Global Geoparks Network (GGN) yang berada di bawah naungan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).

Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST MSi dalam sambutannya, menyampaikan bahwa acara yang digagas Komunitas Jendela Toba dan Rumah Karya Indonesia (RKI) memang agar Danau Toba dengan berbagai potensinya masuk pada jejaring Geopark Kaldera Toba.

"Dengan berbagai potensi yang dipunyai Danu toba dihatapkan mampu bisa ekploitasi baik potensi budayanya, potensi keindahan alamnya sehingga para turis dapat datang ke Danau Toba," harapnya.

Memang, lanjut Gubsu, pelaksanaan Geobike Caldera Toba dirangkai dengan Hut Pemprovsu ke-67, karena kita tidak ingin acara Hut selama ini digelar hanya serimonial saja.

"Tapi kali ini kita coba integrasikan dengan berbagai kegiatan baik itu memunculkan berbagai ekonomi kretaif yang dimilik Sumut dengan kita gelar saresehan songket dan saat ini juga kita lakukan Geobike Caldera Toba maka kepada para biker saya berharap selama diperjalanan untuk bisa mempromosikan keindahan Danau Toba," harapnya.

Bupati Tapanuli Utara yang diwakili Asisten Ekonomi Pembangunan Pemkab Taput menyampaikan menyampaikan harapan besar kepada para pesepeda yang hadir dapat mempromosikan Danau Toba.

"Kita berterimakasi kepada pihak panitia yang menempatkan Kecamatan Muara sebagai tempat awal bagi kegiatan Geobike Caldera Toba, " ujarnya.

Ini, lanjutnya adalah awal permulaan yang baik di masa akan datang dan nantinya kita berharap mendorong peningkatan arus kunjugan wisata.

Irwansyah Harahap MA selaku Manager Program menyampaikan bahwa kegiatan Geobike Bertujuan untuk memperkenalkan sebuah konsep baru dalam dunia kepariwisataan berbasis konsep Geopark. Disamping aktifitas fun bike para peserta juga diperkenalkan pada situs-situs geoare, Geosite dan meliputi atraksi-atraksi budaya sepanjang situs yang dilalui.

"Kegiatan ini juga sebangai ruang untuk mensosialisasikan Geopark Kaldera Toba tidak hanya pada masyarakat tempatan dan Nasional juga bagi masyarakat Internasional," ujarnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya untuk mempercepat direalisasikannya Geopark Kaldera Toba menjadi bagain dari Geopark Glaobal Network Unesco.

Sedangkan M Andrian Manalu, menyampaikan Geobike Kaldera Toba merupakan sebuah kegoiatanb bersepeda dengan konsep Fun Bike melintasio pinggiran danau Toba dengan poerjalan nukau Bandar Udara Silangit dengan rute Wilayah Muara kabupaten Tapanuli Utara menuju Baktiraja Kabupaten Humbang Hasudutan, kemudian Pengururan terus Sianjur, Mula-mula, Simanido, Tuk-Tuk, Tomok di kabuopaten Samosir dan Parapat Kabupaten Simalungun yang dilaksanakan pada tanggal 10-12 April 2015. (DWI)

Sumber:
http://tajuk.co/news/geo-bike-caldera-toba-2015-gubernur-bersepeda-susuri-danau-toba



Wednesday, April 15, 2015

Ulos Angkola

Ulos Angkola

Pulang kampung ke Sipirok dalam beberapa tahun terakhir selalu membuat hati dan pikiranku tergelitik… “Mau tau tentang apa lagi, yaa…?”
Yuupppp…  Besar di Pekanbaru, berada di lingkungan yang berasal dari berbagai suku,  lalu sekolah ke Bogor, dan sempat tinggal di 2 kota lain, bergaul dengan teman-teman dari berbagai daerah, membuat diriku di usia belia dan awal dewasa gak terlalu mau tahu tentang kampungku.. Tapi kemudian kesadaran bahwa budaya yang dimiliki leluhurku sungguh kekayaan yang tak ternilai, yang seharusnya aku kenal, aku pelajari, menggoda hati…  Makanya, bila ada kesempatan pulang kampung  aku berusaha melihat tinggalan budaya yang ada di kampungku..
Setelah mengunjungi ito Ardiyunus Siregar pengrajin Tuku dan Bulang  yang tinggal di desa Padang Bujur Sipirok, yang saya kenal melalui group orang-orang Sipirok di Facebook, kali ini saya berkenalan dan mengunjungi ito Advent Ritonga, seorang pengrajin ulos yang well-known.  Ito Advent Ritonga, yang formalnya hanya tamat Sekolah Dasar tapi sangat cerdas dan penuh bakat, menetap di Silangge, sebuah kampung yang berada sekitar 1 km dari jalan raya menuju Sipirok, kalau kita datang dari arah Medan.  Atau kalau dari rumah Ompungku sekitar 5 km-an.
Ulos 1
Ulos Angkola
Salah satu tulisan di dunia maya tentang Advent Ritonga bisa teman-teman lihat di sini
Aku sendiri sebelumnya enggak tahu dengan beliau dan nama besarnya.. Maklum kurang gaul.. Hahaha.. Tapi adikku Ivo, yang pernah menyusuri berbagai sentra kerajinan di Sumatera Utara, menyarankan aku mengunjungi pertenunan beliau kalau mau liat pengrajin Ulos.
By the way, anyway, busway…, teman-teman udah pada tahu kan apa itu ULOS…?
Ulos itu artinya secara harfiah kain, atau selimut..    Tapi biasanya pengertiannya dalam konteks adat..  Sedangkan untuk kain (bahan baju, sarung, kain panjang), kata yang dipakai adalah abit.  Ada juga yang menyebut ulos dengan istilah abit godang atau kain kebesaran, buka kegedean, lho.
Karena etnis Batak terdiri dari berbagai varian yang mempunyai budaya juga berbeda-beda…, maka ulosnya juga berbeda-beda, baik dari warna mau pun corak..  Sipirok, sebagai wilayah yang dihuni oleh otangBatak Angkola, maka ulos di Sipirok adalah Ulos Angkola..  Ulos yang menggunakan lebih banyak warna..
Hari Jum’at 03. April 2015 kemaren, sore hari, dengan diantar kak Mega, anak Namboru (kakak Papa) yang menetap di Sipirok, diriku pergi ke Silangge, ke rumah ito Advent Ritonga, pengrajin Ulos itu..
Pertenunan Silangge
Pertenunan Silangge
Begitu sampai di rumah ito Advent Ritonga, mataku melihat di samping rumah beliau terdapat sebuah bangunan kayu, tempat bertenun, yang di atas pintunya terdapat tulisan yang mengatakan kalau pertenunan ini merupakan binaan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk pencelupan benang.  Tak sempat berbengong ria, aku dan kak Mega langsung disuruh masuk ke ruang tamu rumah yang sekaligus berfungsi sebagai showroom sederhana..
Kak Mega langsung memperkenalkan diriku pada beliau, dan memberi tahu maksud kedatangan ku ke situ.. Dan…., ito Advent bilang, “Hu tanda do amangmu.  Ro do hami tu horja inatta na baru on”.  Artinya, “saya kenal dengan bapakmu, dan kami hadir saat acara adat pemakaman ibumu baru-baru ini”.  Hmmmmm….  Ini Sipirok, banyak orang yang saling kenal… Jadi hati-hati melangkah dan bicara.  Lebih hati-hati dari yang biasa dilakukan saat berada di luar sana..  :D
Silangge 1
dengan Ito Advent Ritonga, Pengrajin Ulos dari Silangge, Sipirok
Setelah ngobrol-ngobrol sambil melihat-lihat apa yang dipamerkan di situ, termasuk yang ada di dalam 2 lemari kayu besar dengan pintu-pintu berkaca.., aku bertanya apa sesungguhnya makna yang ada di Ulos Angkola.
Menurut beliau Ulos Angkola merupakan ulos yang diberikan kepada pengantin Batak Angkola, dengan simbol-simbol penuh makna.., penuh dengan pesan-pesan akan ajaran hidup yang harus dipelajari, dijalani orang Batak Angkola, terutama boru (anak perempuan).
Saya lalu meminta beliau untuk mengatakannya pada saya satu demi satu…  Ito Advent bilang, baru kali ini ada orang kita (orang Sipirok, maksudnya) yang bertanya pada dirinya tentang hal ini.. Orang luar, orang asing yang justru lebih sering bertanya..  Semoga ini bukan tanda betapa tidak pedulinya generasi muda Sipirok terhadap tinggalan agung leluhurnya..
Saya lalu bilang, saya tidak sering mengikuti acara Mangulosi atau memberi ulos.  Tapi dari acara-acara yang saya lihat, saya ikuti, saya belum pernah meilihat, mendengar orang yang mangulosi itu menjelaskan makna yang tersimpan dalam ulos yang diberiannya..  Padahal bukankah makna adalah bagian terpenting dari sebuah pemberian..?
Ito Advent bilang, “Saya akan kasi tahu kamu.. Tapi kalau nanti tulisanmu sudah jadi.., sempatkan untuk memprintnya ya, dan kirimkan pada saya”.  Deal…  Insya Allah aku akan melakukannya..
By the way, diriku sempat bertanya, mengapa dirinya tidak pernah menulis tentang makna yang ada pada motif yang terdapat pada  ulos Angkola.  Dia bilang, dia pernah menuliskannya, lalu seseorang meminjam catatan tersebut, namun tak pernah mengembalikannya.. Hmmmmm… sad
Ito Advent menjelaskan pada saya mulai dari tepi ulos, yang wujudnya seperti bulu, sampai ke tengah ulos.. Mari kita mulai…
Rambu 1
Rambu
RAMBU…  Rambu atau jumbai yang wujudnya seperti bulu, seperti putri melambai-lambai, melambangkan dalam berumahtangga, oarng harus luwes dalam mencari nafkah.
Manik-manik Si Mata Rambu 1
Manik-manik
MANIK-MANIK, SI MATA RAMBU, artinya dalam berumah tangga, sebagai orang tua nantinya, sepasang suami istri harus bisa menjaga anak laki-laki dan anak perempuannya dengan baik.  Bahasa Batak Angkolanya, Matahon anak dohot boru.
Sirat
Sirat
SIRAT, artinya suratan tangan, atau jodoh. Jadi orang yang menikah itu sudah jodoh, harus bisa mempertahankan rumah tangganya.
Jarak
Jarak
JARAK, tenunan polos berwarna hitam, berada di antara sirat dan pusuk robung.  Artinya dalam semua aspek kehidupan harus ada jarak, tidak boleh terlalu dekat.  Tidak boleh kita membuka semua yang ada pada kita kepada orang lain.
Pusuk Robung
Pusuk Robung
PUSUK ROBUNG alias pucuk rebung.  Artinya dalam kehidupan harus bisa bersikap seperti bambu, bermanfaat di sepanjang usia, makin tinngi makin merunduk, knea angin bergoyang tapi tidak patah.  Dan motif pucuk rebung ini juga ada lho dalam tenunan Melayu…  Apa ya maknanya? Ada kesamaan asal muasalkah? Hmmmm…
Luslus
Luslus
LUSLUS, artinya dalam hidup manusia itu harus bagai lebah, hidup bermasyarakat. Tak boleh hidup sendiri.
Tutup Mumbang
Tutup Mumbang
TUTUP MUMBANG. Artinya di dalam hati harus ada tempat untuk menyimpan yang panas dan yang dingin. Harus bisa mengendalikan diri, mampu menyimpan hal-hal yang buruk dan tidak mengumbar yang baik.
Iran-iran
Iran-iran
IRAN-IRAN, andege ni mocci.  Bahasa Indonesianya jejak tikus. Tiku kemanapun melangkah selalu terlihat jejak kakinya,  artinya dalam hidup manusia harus meninggalkan jejak, kebaikan. Tidak boleh berlalu tanpa meninggalkan bekas.
Jojak Mata-mata
Jojak Mata-mata
JOJAK MATA-MATA.  Ini motif dengan bentuk melintang terdiri dari warna merah, putih dan hijau.  yang menunjukkan perubahan.  Karena dengan pernikahan seorang perempuan akan melangkah ke tempat mertua, tinggal dan menjadi bahagian dari keluarga mertua, artinya berubah lingkungan, seorang perempuan atau boru harus meninggalkan jejak baik bagi keluarganya.  Suami dan istri harus mampu memberi kesan baik tentang keluarganya ke keluarga mertua, dan sebaliknya juga memberi kesan baik tentang keluarga mertua kepada keluarganya.
Yok-yok Mata Pune
Yok-yok Mata Pune
YOK YOK MATA PUNE.  Pune dalam bahasa Indonesia artinya burung Beo, burung yang cerdas.  Jadi seorang boru, perempuan Batak harus pintar, harus cerdas, harus mau selalu belajar.
Ruang
Ruang
RUANG.  Bahagian tenunan yang paling besar dan kaya warna ini melambangkan ular naga.  Kuat dan panjang.  Artinya suami istri itu harus berjiwa tegar, kuat dan mampu merangkul semua pihak yang ada di sekitarnya.
Si Jobang
Si Jobang
SI JOBANG. Motif yang berbentuk deretan prajurit.  Jumlahnya harus ganjil, di sisi-sisi terluar harus yangmenggambarkan Mora (Raja), berwarna merah. Mora di pakkal,mora di ujung.  Artinya sebagai Mora, harus bertanggung jawab terhadap seluruh aspek kehidupan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Singap
Singap
SINGAP alias ujung atap.  Artinya sebagai orang Batak, harus mampu bersikap seperti atap, mampu menahan panas terik matahari dan hujan.  Sepahit apa pun yang terjadi dalam berumah tangga harus bisa dihadapi.
Horas Tondi Madingin Sayur Matua Bulung
Horas Tondi Madingin Sayur Matua Bulung
Doa HORAS TONDI MADINGIN SAYUR MATUA BULUNG.. Ini serangkai doa, harapan, yang berarti semoga orang yang diulosi ini selamat-selamat, jiwanya sejuk sampai dia seperti daun yang menua.
Bunga
Bunga
BUNGA.  Perempuan Batak harus mengeluarkan bau yang harum bagi sekelilingnya. Harus bisa jadi pribadi yang teladan, jadi contoh.
Suri-suri
Suri-suri
SURI-SURI.  suri dalam bahasa Batak berarti sisir.  Makna Suri-suri, adalah sebelum keluar rumah orang harus merapikan diri, berkaca.  Jadi sebelum kita mengurusi orang lain, kita harus periksa diri kita dahulu, perbaiki diri kita, rapikan, baru kita boleh mengurusi diri orang lain.
Dalihan Na Tolu
Dalihan Na Tolu
DALIHAN NA TOLU.  Di dalam masyarakat adat Batak ada 3 unsur, Anak Boru, Kahanggi, dan Mora.  Yang paling tinggi kedudukannya adalah Mora atau Raja.  Yang menjadi Mora dalam adat adalah orang tua perempuan, alias mertua dari seorang laki-laki Batak.  Jadi bisa tahu donk, walau orang Batak itu menganut patrilineal, garus penerus marga ada pada anak laki-laki, tapi anak perempuan juga sangat berharga.  Ada istilah di masyarakat Batak, orang dianggap kaya kalau maranak (punya anak laki-laki) sapuluh (10), marboru (punya anak perempuan) sabolas (sebelas).  Karena dia bisa jadi mora untuk 11 keluarga. Hehehehe...  Pada ulos, dalihan na tolu digambarkan dengan 3 kolom yang berada di tepi kiri dan kanan ulos.  Yang paling luar adalah anak boru, yang tuigasnya dalam masyarakat adat melayani Mora dan Kahanggi.  Yang tengah adalah Kahanggi (saudara dari anak boru).  yang bahagian paling dalam, yang dibatasi dengan tugu adalah Mora.
Tugu
Tugu
TUGU, yang berupa 3 garis hitam sejajar, artinya perkumpulan keluarga.  Orang Batak harus hidup dalam perkumpulan keluarga.
Untuk diketahui, ulos Batak terdiri dari dua lembar yang disambung tepat di bagian tengah.  Seluruh susunan dan ukuran motif dari kedua lembar ulos itu sama, kecuali tulisan doa dan harapa Horas Tondi Madingin Sayur Matua Bulung.  Tulisan itu justru menjadi satu kesatuan setelah kedua lembar ulos disambung.  Kenapa harus terdiri dari dua lembar yang disambung? Karena rumah tangga itu terdiri dari 2 pribadi dengan latar belakang yang berbeda, yang disatukan, disambungkan.  Dalem maknanya…
Oh ya, seharusnya, diriku memperkaya penjelasan ito Advent ini dengan mendalami makna nama-nama corak tersebut, mengingat Papaku dan teman-temannya sudah menerbitkan 2 edisi kamus Angkola – Indonesia.  Tapi karena diriku takut lupa mengaitkan penjelasan-penjelasan yang diberikan dengan foto-foto yang diriku buat, jadi haris segera dikerjakan.  Lagi pula, aku ingin bisa mempublikasi paling tidak satu tulisan pada saat aku sedang berada di rumah peninggalan Ompungku.  Why…? Karena Ompung Godang kami mempunyai minat baca yang besar, dan mewariskannya pada anak-anak beliau, yang kemudian juga mewariskannya pada kami, cucu-cucu Ompung.  Buku adalah jendela dunia… Dan jendela itu tak ada gunanay kalau tidak dibaca.
Semoga tulisan ini bermanfaat.. Mungkin bisa menjadi referensi bagi yang akan mangulosi.. Atau mungkin juga bagi yang menerima ulos namun belum diberi penjelasan tentang makna yang ada di balik motif-motif yang ada di ulos tersebut.
Rumah Jl. Simangambat No. 97 Sipirok, 05 April 2015
Sondha Siregar

Sumber:
http://ceritasondha.com/2015/04/03/ulos-angkola/