Pesta Danau Toba Tahun 2014 di Parapat

Mengembalikan Marwah PDT

TAMPIL MEMUKAU- Tortor Sombah dalam acara pembukaan Pesta Danau Toba tampil memukau ribuan pengunjung yang memadati Open Stage Parapat, Kamis (18/9). (Dhev Bakkara)
TAMPIL MEMUKAU- Tortor Sombah dalam acara pembukaan Pesta Danau Toba tampil memukau ribuan pengunjung yang memadati Open Stage Parapat, Kamis (18/9). (Dhev Bakkara)

METROSIANTAR.com, PARAPAT – Bupati Simalungun JR Saragih secara resmi membuka Pesta Danau Toba (PDT) di Tanoh Habonaron Do Bona Simalungun tahun 2014, dipusatkan di Open Stage Parapat. Pembukaan acara ditandai dengan pemukulan gong.
Hadir dalam acara itu Bupati Batubara OK Arya, Ketua DPRD Simalungun, Danrem 022 PT, Danrindam I BB, Dandenpom I/1 Pematangsiantar, Danyon 122 TS, Kajari Simalungun, Ketua PN Simalungun, Sekda dan tokoh adat serta tokoh agama.

PDT yang digelar mulai Kamis-Sabtu (18-20/9) tersebut diawali dengan menyanyikan himne Habonaron Do Bona, penampilan Tortor Sombah dan dilanjutkan tarian tradisional khas Simalungun, yakni Tortor Huda-Huda dan Toping-Toping yang menceritakan kisah seorang raja yang anak satu-satunya meninggal dunia.

Bupati Simalungun JR Saragih menyampaikan, penyelenggaraan Pesta Danau Toba 2014 di Open Stage Parapat bukan tandingan Festival Danau Toba (FDT) 2014 yang saat ini sedang berlangsung di Balige Toba Samosir  (Tobasa), melainkan mengembalikan marwah Pesta Danau Toba (PDT) yang sudah sempat dikenang oleh seluruh lapisan masyarakat luas, yakni lokal dan mancanegara, khususnya di Tanoh Habonaran Bona Simalungun.

Menurut JR, sejarahnya dulu, pertama kali PDT digagas oleh Gubernur Sumatera Utara, pada saat itu dijabat EWP Tambunan dan penyelenggaraannya dibuka oleh Menteri Perhubungan Rusmin Nuryadin pada tahun 1982 dan hal inilah menjadi kenangan bagi masyarakat,” papar JR.

JR mengatakan, PDT untuk mengembangkan, melestarikan dan menggali seni budaya yang hidup di sekitar Danau Toba, disamping sebagai hiburan bagi masyarakat. Hampir setiap tahun, sejak dibukanya PDT senantiasa mendapat aplaus dari masyarakat sebagai ajang perlombaan berbagai kesenian dan budaya daerah serta mendapat sambutan positif dari masyarakat.

Ia mengungkapkan, dalam menyukseskan PDT dia telah menemui 7 bupati di lingkungan Danau Toba untuk berkoordinasi sekaligus agar dapat menampung anggaran di masing-masing daerah dan pada tahun 20l2 lalu. Ternyata acaranya cukup semarak dan mendapat sambutan masyarakat.

Namun pada 2013 ketika Kabupaten Samosir, yang menjadi tuan rumah ternyata pada waktu itu pula PDT berubah nama menjadi Festival Danau Toba (FDT) dan anggarannya ditampung di Kementerian Parwisata dan Ekonomi Kreatif. Mengenai perubahan nama itu, JR Saragih mengatakan, pihaknya sama sekali tidak dilibatkan termasuk daerah lain. “Bagi saya yang penting marwah PDT harus dikembalikan seperti sedia kala dan tidak lari dari tujuan,” tandasnya.

“PDT 2014 yang sekarang kita buka di Panggung Terbuka Open Stage Parapat Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Simalungun, dengan melibatkan masyarakat dari seluruh penjuru kecamatan di Simalungun, serta masyarakat sekitar dan penutupannya diselenggarakan di lokasi yang sama,” ujarnya.

Menurutnya, Danau Toba yang indah ini hanya ada satu, tidak ada danau seindah Danau Toba di tempat lain. Ia sangat berharap doa dari seluruh masyarakat, khususnya masyarakat di Kabupaten Simalungun, untuk berjuang keras bagaimana meningkatkan wisata kembali ke Danau Toba.

Untuk mewujudkan hal itu, JR menyebutkan, tidak ada kata lain harus memperbaiki dua hal, yakni mental dan infrastruktur.

Saat ini, pemerintah sudah membuka jalan, mulai dari Sirpang Pangalbuan sampai ke Kualanamu. Nantinya, hanya dengan dua setengah jam, sudah bisa sampai ke Danau Toba dan jalan itu dibuka melalui karya bakti dengan jarak 80 km. “Inilah salah satu percepatan,” imbuhnya.

2015, Patung Bung Karno Dibangun di Pasanggrahan
Bupati Simalungun JR Saragih kembali menyampaikan bahwa Danau Toba memiliki sejarah yang tidak bisa dilupakan. Pertama bahwa bung Karno Presiden RI pertama, pernah tinggal (berada) di Danau Toba. Rencananya 2015, Pemkab Simalungun akan mendirikan patung Bung Karno, di Pasanggrahan (Istana Presiden) Parapat, Kelurahan Tiga Raja, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon.


Pembangunan patung Bung Karno ini bertujuan, supaya ada kerinduan bagi masyarakat, bukan hanya masyarakat Simalungun saja, tapi seluruh mancanegara untuk mengenang tempat tersebut. Melalui pembangunan patung bung Karno, tentu saja budaya akan terangkat, maka sektor pariwisata juga akan menjadi naik.

Pada kesempatan yang sama, JR juga mengungkapkan Pemkab Simalungun juga telah melakukan lobi–lobi ke pemerintah pusat agar pembuatan jalan tol dari Tebingtinggi sampai ke Parapat. “Agar hal ini bisa tercapai, perlu doa dan dukungan dari masyarakat.
Apapun alasannya, Danau Toba ini, saya titipkan kepada semua orangtua, keluarga, sahabat khususnya yang tinggal di kawasan Danau Toba. Mari kita jaga bersama-sama, kita lestarikan, kita jaga agar Danau Toba benar–benar menjadi kekayaan semua masyarakat Simalungun,” ujarnya.

Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Simalungun Rizal EP Saragih, dalam laporannya menyampaikan bahwa, PDT bertujuan meningkatkan arus kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara, terutama kawasan Danau Toba Parapat, mempromosikan Danau Toba sebagai destinasi wisata Indonesia, meningkatkan pendapatan daerah dari sektor wisata dan masyarakat di kawasan Danau Toba.

Berbagai kegiatan dan perlombaan olahraga termasuk olahraga tradisional dilaksanakan yang diikuti oleh peserta dari kecamatan se-Kabupaten Simalungun maupun masyarakat umum dan di luar daerah, di antaranya masyarakat Kabupaten Batubara yang mempersembahkan Tarian Multi Etnis.

PDT tersebut juga dimeriahkan dengan penampilan artis-artis ibukota, seperti Marsada Band, Naff dan Kotak Band serta dihibur artis-artis pendukung lainnya seperti Jhon Eliaman Saragih, Yance Sinaga dan Sine Band.

Parapat Diselimuti Kabut Asap
Acara pembukaan Pesta Danau Toba (PDT) berlangsung di tengah cuaca kabut asap menyelimuti Parapat, Kamis (18/9). Meski demikian acara tetap berlangsung meriah. Para pengunjung yang memadati Open Stage Parapat tampak antusias menyaksikan penampilan tortor yang dipersembahkan dalam acara pembukaan tersebut.


Pantauan METRO, kabut asap tidak hanya di sekitaran Parapat, melainkan hampir di seluruh wilayah di Siantar dan Simalungun. Bahkan, sepanjang jalan dari Siantar menuju Parapat juga tampak diselimuti asap.

Untuk menghindari kecelakaan, sejumlah kendaraan roda empat tampak menghidupkan lampu kota, bahkan sebagian ada yang menghidupkan lampu utama.

Namun demikian, arus lalu lintas Siantar-Parapat tetap lancar. Sama sekali tidak ditemukan adanya kemacetan meski dua perhelatan akbar sedang berlangsung di Parapat Kecamatan Girsang Sipangan Bolon dan di Balige Kabupaten Tobasa.

Kasat Lantas Polres Simalungun AKP Rikky, mengatakan, untuk menjamin arus lalu lintas tetap lancar telah ditempatkan 20 personel di beberapa titik rawan macet dan lokasi rawan terjadinya laka lantas.

Kapos Lantas Polsek Dolok Panribuan Aiptu S Oppusunggu menyebutkan, titik rawan macet Siantar-Parapat, antara lain di pintu masuk Parapat. Kemudian lokasi rawan laka lantas, antara lain di Km 19-20, Nagori Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan.

Oleh sebab itu, kepada para pengguna jalan raya diimbau tetap berhati-hati, terutama ketika melintas di daerah rawan terjadinya laka lantas. Kabut asap juga tampak menyelimuti di sejumlah sudut Kota Pematangsiantar.  Bahkan, pada Jumat (19/8), satu harian penuh matahari tertutup kabut asap.

Anita, salah soerang warga mengatakan, kalau kabut asap dapat terlihat jelas bila melihat pohon. “Kalau kita melihat pohon maka akan terlihat jelas asapnya, dan baunya cukup jelas terasa seperti bau terbakar. Mudah-mudahan kebakaran di daerah luar sana dapat segera padam. Sehingga kabut asap ini dapat segera teratasi,” tandasnya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah Simalungun sekitarnya, Sunardi, kepada METRO, menerangkan bahwa kabut asap yang menyelimuti Simalungun-Siantar merupakan dampak kebakaran di wilayah di Riau dan Jambi. Ia mengungkapkan, kabut asap mulai terlihat sejak dua hari terakhir dan ketebalan asapnya tampaknya semakin meningkat.

Namun, menurutnya, kabut asap di Siantar dan Simalungun belum termasuk mengganggu jarak pandang. “Hanya asapnya yang cukup terasa bisa mengganggu pernafasan. Sehingga disarankan bagi masyarakat menggunakan masker,” imbaunya.

“Kita selalu memantau kondisi cuaca dan saat ini yang terjadi adalah kabut asap yang sulit teratasi. Sehingga yang bisa dilakukan adalah agar meningkatkan daya tahan tubuh supaya tidak mudah terserang penyakit,” ujarnya. (pra/end/th/dro)